Writer’s Block: Pengertian, Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Table of Contents
Writer’s Block (Kebuntuan Menulis) |
Pengertian Writer’s Block
Writer’s Block (kebuntuan menulis) adalah suatu kondisi ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Kondisi ini tentunya tidak disebabkan oleh masalah komitmen atau kecakapannya menulis. Namun, dalam situasi ini, membuat tulisan baru atau bahkan melanjutkan tulisan akan terasa sangat sulit. Bahkan, seorang penulis buku yang terkenal dan sudah bertahun-tahun memiliki pengalaman menulis pun bisa saja mengalami hal ini.
Situasi ini biasanya membuat penulis merasa stres dan kebingungan. Menunggu satu kata untuk muncul dan bisa dituangkan di atas kertas saja bisa memakan waktu yang cukup lama.
Istilah Writer’s Block ini dipopulerkan oleh seorang ahli psikoanalisis di Amerika, Edmund Bergler, pada tahun 1940-an. Berikut beberapa pengalaman Writer’s Block dari beberapa penulis.
1. Gustave Flaubert
Penulis asal Prancis ini menggambarkan writer’s block sebagai pengalaman ketika penulis sama sekali tidak tahu apa yang harus ditulisnya walau sudah memeras otak. “Anda tidak tahu apa itu, tinggal sepanjang hari dengan kepala di tangan sambil mencoba memeras otak yang malang untuk menemukan sebuah kata.”
2. William Stafford
Seorang penyair dan pasifis Amerika, William Stafford, percaya bahwa writer’s block merupakan produk dari beberapa jenis ketidakseimbangan antara standar penulis dan kinerja mereka.
“Seseorang (dalam hal ini penulis) harus menurunkan standarnya sampai tidak ada ambang batas yang dirasakan untuk dilampaui secara tertulis. Ini mudah untuk menulis. Anda seharusnya tidak memiliki standar yang menghalangi Anda untuk menulis.”
3. Dee Lestari
Penulis novel ‘Perahu Kertas’ dan ‘Filosofi Kopi’ ini mengaku berkali-kali mengalami writer’s block. Dalam blog-nya, Dee menuliskan bahwa writer’s block terbagi dalam dua jenis kondisi, yakni akut dan besar.
Writer’s block akut merupakan kondisi saat penulis terhalang oleh rintangan kecil. Namun dapat dirasa besar karena ketidakjelian penulis. Gambaran blok akut seperti sebuah bongkahan batu di jalan yang membuat seseorang tersandung.
Tetapi blok akut ini umumnya tidak parah karena dapat diatasi dengan beristirahat sementara waktu dan menguraikan ide sedikit demi sedikit. Menurutnya, writer’s block jenis ini lebih sesuai jika dikategorikan sebagai distraksi daripada kebuntuan.
Sementara writer’s block besar dapat dikatakan sebagai kondisi kronis, yakni saat seorang penulis benar-benar terhalang oleh sesuatu yang besar secara tiba-tiba. Saat penulis mengalami kondisi ini, rasanya seperti mereka tidak memiliki jalan keluar.
Dalam hal ini penulis terasa seperti terjebak. Mereka dapat terperangkap dalam waktu sangat lama hingga bertahun-tahun karena halangan ini.
Tanda Writer’s Block
Berikut beberapa tanda seseorang mengalami writer’s block di antaranya,1. Kehilangan semangat menulis
Jika biasanya menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan, ketika mengalami writer’s block, Anda akan merasa kegiatan ini tidak menyenangkan lagi. Anda kehilangan semangat untuk menulis yang biasanya selalu ada.
Rasanya, tulisan yang sudah setengah jalan atau kertas yang masih kosong, tidak tahu harus diapakan. Anda jadi menunda-nunda untuk menulis dan bisa mengurangi produktivitas.
2. Sulit fokus
Seseorang yang sedang mengalami writer’s block akan sulit fokus saat menulis. Ada saja hal-hal yang biasanya tidak mengganggu, tiba-tiba jadi mengganggu. Misalnya, terdistraksi HP, media sosial, belanja online, makanan, ruangan yang kurang rapi, atau memikirkan hal-hal lain di luar menulis yang sebenarnya bisa dipikirkan nanti.
3. Mengalami brain fog (kelelahan otak)
Tanda selanjutnya Anda mengalami writer’s block adalah mengalami brain fog atau kabut otak. Keadaan ini mengurangi kemampuan Anda dalam berkonsentrasi, berpikir jernih dan berpikir kreatif. Ini adalah kondisi di mana otak seperti dibatasi oleh ‘kabut’ sehingga sulit untuk melihat dengan jelas.
Akibatnya, Anda jadi kesulitan untuk membuat alur cerita yang runut, atau sulit mengikuti alur cerita yang sudah dibuat sebelumnya.
4. Merasa kehabisan ide
Biasanya, Anda bisa mendapatkan ide dari mana saja. Dari scrolling social media, baca berita, baca cuitan orang di Twitter, dari kompetitor atau dari mana saja. Tapi, ketika mengalami writer’s block, Anda seperti tidak bisa menemukan ide apapun untuk ditulis.
Rasanya semua ide tidak bisa dijadikan tulisan, atau susah sekali untuk ditulis. Akhirnya Anda menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menemukan ide yang sesuai untuk ditulis.
5. Stres terus-menerus
Ketika Anda tidak bisa menjalani aktivitas menulis seperti biasanya, bisa menyebabkan stres. Tidak bisa menemukan ide, tidak bisa melanjutkan tulisan, tidak bisa memulai tulisan baru, dan terhambatnya pekerjaan. Hal-hal ini bisa menyebabkan stres dan membuat writer’s block yang Anda alami jadi semakin lama.
Penyebab Writer’s Block
Penulis yang mengalami hal ini biasanya tidak sadar bahwa sejumlah faktor eksternal dan internal dapat membuatnya sulit menulis. Berikut beberapa penyebab writer’s block di antaranya,1. Menurut Pandangan Psikologis
Dalam sebuah studi dari Yale psychologists pada 1970 dan 80-an yang ditinjau kembali oleh New Yorker, writer’s block merupakan hal konkret dan dapat diatasi penulis.
Dua orang psikolog bernama Jerome Singer dan Michael Barrios melakukan penelitian mengenai fenomena writer’s block ini terhadap para penulis berlatar belakang yang berbeda, mulai dari penyair puisi hingga screen writer.
Mereka menemukan penulis yang mengalami writer’s block sedang merasa tidak bahagia. Agar lebih mudah memahaminya, kedua psikolog tersebut membagi empat dasar penyebab ketidakbahagiaan para penulis yang menjadi peserta studi mereka di antaranya,
a. Kecemasan. Penulis yang sering merasa cemas umumnya memiliki karakter perfeksionis. Mereka selalu khawatir tulisan yang dibuat tidak sesuai dengan keinginan pembaca. Perasaan seperti ini bisa menghilangkan kebahagiaan dalam menulis.
b. Pemarah. Seorang pemarah saat mengalami hal ini cenderung memiliki karakter nartistik. Mereka bisa sangat kesal saat mengalaminya. Terlebih ketika tujuan mereka adalah untuk mendapatkan hal yang sepadan dengan kerja kerasnya, seperti upah atau kesuksesan.
c. Apatis. Orang-orang apatis biasanya ditandai dengan keinginan menemukan kreativitas dalam pikirannya, membuat mereka sering melamun. Mereka sering merasa jika tulisannya harus sesuai dengan ekspektasi atau regulasi yang diinginkan.
d. Memiliki Masalah dengan Orang Lain. Orang tipe ini cenderung memiliki pikiran negatif terhadap orang-orang di sekitarnya saat mengalami writer’s block. Mereka tidak suka apabila ada orang yang membandingkan tulisannya dengan orang lain secara negatif.
2. Menurut Pandangan Umum
Penulis dan psikolog Susan Reynolds menyatakan bahwa writer’s block hanyalah sebuah mitos dan bukan kondisi psikologis sama sekali.
Walau begitu, Reynolds mengakui bahwa menulis adalah proses mental yang menantang, yang melibatkan aspek-aspek tidak nyaman seperti eksperimen, ketidakpastian, dan kerentanan. Menurutnya, menulis banyak mengeluarkan kemampuan kognitif secara lebih keras daripada banyak bidang pekerjaan lainnya.
Apakah writer’s block merupakan masalah psikologis yang nyata atau hanya istilah yang diciptakan saat penulis menghadapi tantangan agar lebih romantis, ada banyak alasan penyebab masalah ini di antaranya,
a. Takut
Sebagian besar penulis bergumul dengan rasa takut di dalam diri mereka sendiri. Penulis takut menempatkan diri dan idenya apakah dapat diterima oleh pembaca atau tidak.
Takut pembaca menghakimi atau mengkritik memang normal, namun akan menjadi masalah apabila sampai menghambat penulis melakukan pekerjaannya dalam membuat sesuatu yang baru. Ketakutan bisa menjadi alasan terbesar mengapa beberapa penulis tidak berhasil.
b. Perfeksionis
Salah satu hambatan atau penyebab writer’s block terbesar dalam menulis adalah sifat perfeksionisme. Kebanyakan penulis menggunakan perfeksionisme sebagai mekanisme perlindungan, biasanya melindungi diri dari kritik keras dari pembaca atau kegagalan.
Berjuang untuk menghasilkan tulisan terbaik memang wajar, tetapi penulis juga harus sadar bahwa sempurna tidak memiliki patokan standar apa pun. Sebab, kesempurnaan akan berbeda pada setiap orang.
Mencoba menulis kalimat, paragraf, atau novel yang sempurna justru akan membuat penulis tidak berkembang atau kesulitan dalam menghasilkan tulisan apa pun. Pada akhirnya sifat perfeksionis ini akan membuat penulis mengalami writer’s block besar.
c. Tekanan Eksternal
Tekanan eksternal, misalnya dari orang lain atau lingkungan dapat membuat penulis mengalami writer’s block akut.
Misalnya, penulis sebenarnya belum bisa menulis sesuatu. Tetapi karena mendapat paksaan dari pembaca atau orang lain yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan, maka mau tidak mau ia harus menghasilkan tulisan apa pun.
Perasaan tertekan itu bisa membuat penulis tidak dapat berpikir dengan baik untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Pada akhirnya tekanan dari luar justru akan membuat penulis terhambat.
d. Kritik dari Diri Sendiri
Umumnya ini terjadi pada penulis yang perfeksionis. Faktanya, pengkritik terbesar adalah diri sendiri. Secara tidak sadar, kritikan tersebut akan menjadi hambatan dalam menulis apa pun. Kritikan biasanya datang ketika penulis mulai membandingkan tulisannya dengan hasil karya orang lain atau bahkan, karya sebelumnya, yang menurutnya lebih baik dan sukses.
Membandingkan tulisan yang sekarang dengan karya lainnya justru akan membuat penulis tidak bisa menghasilkan karya baru karena selalu dianggap tidak cukup baik.
Ada banyak penyebab mengapa penulis mengalami writer’s block, yang diakibatkan oleh faktor internal maupun eksternal. Mengetahui penyebabnya akan dapat membantu penulis dalam mengatasi masalahnya dan membuatnya mengetahui bagaimana cara menghindarinya agar tidak terjadi kembali.
Sementara menurut psikolog klinis Jerome Singer dan Michael Barrios, ada empat penyebab utama dari writer’s block di antaranya,
1. Self criticism. Terlalu banyak mengkritik diri sendiri bisa menjadi penyebab Anda stuck dalam menyelesaikan sebuah tulisan.
2. Comparison. Terkadang seseorang terkena writer’s block karena mereka merasa takut tulisannya nanti tidak bisa bersaing dengan tulisan orang lain yang sudah ada.
3. No external motivation. Tidak mendapatkan pujian dan perhatian juga merupakan salah satu penyebab writer’s block. Saat seorang penulis menulis sebuah karya dan tidak ada orang yang menghargainya, ia akan merasa malas untuk berkarya lebih banyak lagi.
4. No internal motivation. Terkadang writer’s block juga terjadi karena kurangnya motivasi internal pada diri penulis itu sendiri, hal ini bisa terjadi karena masalah pribadi atau badan yang kurang sehat.
Cara Mengatasi Writer’s Block
Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi writer’s block. Mulai dari mengatasi masalah internal sampai menyingkirkan gangguan eksternal dengan berbagai cara yang berbeda. berikut beberapa cara efek mengatasi writer’s block yang patut bisa dicoba di antaranya,1. Coba lakukan free writing
Salah satu penyebab umum dari writer’s block adalah kebosanan dalam menulis topik yang sedang dikerjakan. Ini biasanya dialami oleh seorang content writer yang diharuskan untuk menulis topik yang sama berulang-ulang.
Jika ini masalahnya, Anda bisa coba untuk melakukan free writing dan tuangkan semua yang Anda pikirkan ke atas kertas atau dokumen pada komputer Anda.
Tidak perlu terpaku pada aturan dan struktur, tulis saja apa yang ada di pikiran Anda. Hal ini bisa membantu Anda untuk mengatasi rasa stuck dan juga membantu Anda mendapatkan ide-ide baru untuk tulisan Anda nantinya.
2. Menulis seperti anak kecil
Jika Anda sudah tahu apa yang ingin Anda tulis namun mengalami kesulitan untuk menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan, cara kedua ini bisa menjadi solusi yang paling tepat. Sebelumnya, pasti Anda sudah pernah mendengar anak kecil bercerita. Biasanya seorang anak kecil akan menggunakan bahasa yang sangat simpel dan mudah dipahami saat sedang bercerita.
Ternyata Anda juga bisa menerapkan ini ke karya tulisan saat Anda sedang mengalami writer’s block. Tuangkan semua ide Anda dengan bahasa yang sederhana pada kertas dan dokumen.
Jangan terlalu banyak berpikir dan tuliskan ide Anda seperti layaknya anak kecil bercerita kepada orang lain. Setelah semua ide Anda tersampaikan di dalam kertas dan dokumen, Anda bisa membacanya kembali dan membenahi karya tersebut.
3. Buat outline
Membuat outline tulisan memang memakan waktu yang cukup lama. Karena itu, banyak orang yang lebih memilih untuk menulis karya mereka secara langsung. Tapi sebenarnya, outline bisa sangat membantu. Outline biasanya berisi dengan tulisan-tulisan singkat tentang ide yang nantinya akan dikembangkan menjadi karya tulisan.
Outline juga memudahkan Anda untuk menulis dengan struktur yang lebih rapi dan tepat. Hal ini tentunya akan membuat proses penulisan menjadi lebih mudah dan cepat.
4. Singkirkan segala gangguan
Salah satu penyebab utama dari writer’s block adalah distraksi yang berlebihan. Untuk itu, Anda perlu memikirkan hal apa saja sih yang mudah membuat Anda terdistraksi? Pastinya, telepon genggam adalah salah satunya kan? Nah, untuk itu sebaiknya matikan dan jangan buka handphone Anda saat sedang proses menulis.
Jika Anda merasa tidak mampu melakukannya, sekarang sudah banyak aplikasi yang akan mengunci handphone Anda untuk beberapa saat loh. Forest, adalah salah satunya. Anda hanya perlu memasukan durasi dimana Anda ingin fokus dan handphone Anda akan terkunci selama durasi tersebut.
5. Menulis tanpa editing
Salah satu kesalahan dalam menulis yang paling sering dilakukan para penulis adalah melakukan proses penulisan dan editing pada waktu bersamaan. Meskipun hal ini terdengar seperti penghemat waktu, sebenarnya ini salah satu alasan yang membuat proses menulis Anda menjadi lebih lama.
Dengan melakukan banyak editing, Anda menjadi lebih critical terhadap tulisan Anda dan akhirnya mendapatkan writer’s block yang akan membuat Anda tidak bisa menyelesaikan tulisan tersebut. Untuk itu, alangkah lebih baik untuk melakukan proses penulisan tanpa ada editan sama sekali. Selesaikan dulu semua tulisan Anda dan lakukan proses editing sebagai tahap terakhir.
6. Buat workspace yang nyaman
Workspace yang nyaman juga salah satu solusi efektif mengatasi writer’s block. Terkadang menulis terasa sulit dan berat jika Anda berada di tempat yang sama setiap saat. Untuk itu, buatlah workspace senyaman mungkin. Gunakan pernak-pernik yang bisa membuat Anda merasa segar seperti tanaman atau hewan peliharaan seperti ikan.
Anda juga bisa memindahkan meja dan kursi workspace beberapa minggu sekali agar Anda tidak merasa bosan saat sedang menulis.
7. Lakukan metode pomodoro
Pomodoro adalah teknik bekerja atau belajar yang dilakukan berdasarkan oleh time management. Caranya, Anda akan membagi waktu menulis menjadi beberapa interval yang bernama jendela kerja. Selama jendela kerja ini, Anda tidak diizinkan untuk berhenti melakukan tugas Anda.
Setiap jendela kerja, ada waktu istirahat yang disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya jika interval jendela kerja Anda adalah 25 menit, Anda bisa beristirahat selama 10 menit setiap jendela kerja tadi selesai.
Dengan begini, waktu menulis Anda akan lebih terstruktur dan Anda tidak mudah terganggu oleh banyak hal. Untuk Anda yang merasa tidak pintar dalam membagi waktu menulis, teknik ini bisa menjadi solusi yang efektif.
8. Istirahat yang Cukup
Salah satu penyebab writer’s block yang paling sering terjadi adalah kelelahan. Banyak penulis yang merasa tidak tenang saat tulisan mereka belum juga selesai. Karena itu, mereka akan memaksa otak untuk berpikir dan menulis tanpa diiringi dengan istirahat yang cukup. Meskipun Anda sangat suka menulis, mengambil break atau istirahat juga sangat penting.
Saat pikiran dan badan lebih rileks, tulisan Anda pun nanti pasti lebih bagus.
9. Cari Inspirasi
Kurangnya inspirasi juga bisa jadi salah satu penyebab writer’s block. Apalagi jika Anda menulis karya fiktif yang membutuhkan banyak inspirasi dan imajinasi. Untuk mengatasi itu, carilah inspirasi sebanyak-banyaknya. Anda bisa mencoba menonton film, mendengarkan musik, atau bahkan keluar dan memperhatikan orang-orang di sekitar Anda.
Jika masih tidak berhasil, Anda juga bisa berdiskusi dengan sesama penulis. Pasti nantinya Anda akan mendapatkan ide-ide yang keren.
10. Daur Ulang Tulisan Lama
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, content writer biasanya akan merasa bosan saat harus menulis topik yang sama berulang-ulang. Untuk mengatasi writer’s block yang disebabkan oleh kebosanan ini, Anda bisa melihat kembali folder tulisan lama.
Jika Anda menemukan tulisan dengan topik yang sama, Anda bisa mendaur ulang karya tersebut. Update dengan keadaan terkini, buat tulisan menjadi lebih menarik, dan sebagainya.
Dari berbagai sumber
Post a Comment