Pengertian Organisasi Informal, Penyebab, Ciri, Sifat, Fungsi, Jenis, Kelebihan, Kelemahan, dan Perbedaannya dengan Organisasi Formal

Pengertian Organisasi Informal
Organisasi Informal

A. Pengertian Organisasi Informal
Organisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sementara informal dalam KBBI memiliki arti tidak resmi.

Demikian organisasi informal merupakan organisasi tidak resmi. Organisasi informal muncul dalam kehidupan sosial untuk memenuhi keperluan sosialnya dalam berkelompok. Pada dasar manusia ingin selalu berkomunikasi dengan yang lainnya terutama untuk menyalurkan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dalam saluran resmi. Sering kali organisasi ini lebih banyak menekankan pada aktivitas yang sama dan terulang dibandingkan pada tujuannya.

Organisasi informal merupakan organisasi yang terbentuk karena adanya hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama. Dalam organisasi informal, kedudukan tugas dan  fungsi setiap anggota tampak kabur.

Organisasi Informal Menurut Para Ahli
Max Waber, berkembangnya organisasi informal ini karena struktur formal tidak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan para anggotanya dan juga kebutuhan organisasi (formal) itu sendiri. Keduanya yaitu organisasi formal dan organisasi informal memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal tujuannya, mekanisme kontrol, karakteristik dan sebagainya.

Demikian, organisasi formal dan informal merupakan satu kesatuan, keduanya hidup bersama, berdampingan dan tidak dapat dipisahkan. Setiap organisasi formal selalu mempunyai organisasi informal, dan setiap organisasi informal berkembang dalam berbagai tingkatan organisasi formal.

B. Penyebab Organisasi Informal
Organisasi informal muncul disebabkan oleh beberapa hal di antaranya,
1. Salah satu hakikat manusia adalah memenuhi kebutuhan untuk berafiliasi dan bersosialisasi dengan orang-orang luar terutama yang ada di sekitarnya.
2. Organisasi informal menjadi tempat untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang tidak tersalurkan dalam organisasi yang formal.
3. Kemunculan organisasi informal muncul karena adanya persamaan keperluan yang terdapat dalam sekelompok orang.

Kebutuhan-kebutuhan sekelompok orang yang tidak tersalurkan dalam saluran organisasi formal yang mendorong terbentuknya organisasi informal di antaranya,
1. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial manusia begitu kompleks sebagai contoh manusia memerlukan komunikasi yang hangat, perhatian, penghargaan dan lain-lain. Kebutuhan sosial ini tentunya memiliki level yang berbeda dalam diri setiap individu. Dalam organisasi formal kebutuhan-kebutuhan sosial ini tentunya tidak dapat dipenuhi semua, karena dalam organisasi formal semuanya bertindak berdasarkan status dan kewenangan masing-masing individu dan berlangsung secara formal pula.

Selama semuanya berjalan sesuai dengan tujuan organisasi maka masalah-masalah sosial yang personal tidak terlalu banyak yang tersentuh. Dalam organisasi formal, organisasi informal berusaha untuk memenuhi kebutuhan sosial yang tidak tersentuh oleh organisasi formal ini seperti keakraban, kebersamaan dan lain-lain.

2. Pengetahuan tentang Perilaku
Perilaku personal dalam organisasi formal terbentuk sesuai dengan status, posisi dan kewenangan dalam organisasi tersebut. Seorang bos selalu akan mendapatkan penghormatan yang berlebih bahkan berlebihan dari para staf dan jajarannya. Sebaliknya seorang yang berada di level bawah akan mendapatkan perlakuan yang sering kali melecehkan mereka.

Untuk menjembatani kekakuan perilaku komunikasi ini sering kali membawa terbentuknya organisasi informal. Sebagai contoh dalam arisan alumni sebuah sekolah yang beranggotakan berbagai level profesi dapat terbina komunikasi yang akrab dan penuh kekeluargaan tanpa membedakan level profesionalitas mereka dalam organisasi formal. Sopir, bos ataupun level lain dapat bercanda dan memanggil tanpa ada embel-embel tertentu.

3. Perhatian dan Simpati
Perhatian dan simpati secara luas tidak akan pernah muncul dalam organisasi formal. Simpati dan perhatian akan berbanding lurus dengan posisi dan  prestasi personal. Orang-orang yang kurang beruntung dalam dua hal tersebut sering kali tidak akan mendapatkan perhatian dan simpati. Organisasi informal memberikan ruang yang lebih besar dalam perhatian dan simpati kepada setiap orang yang di dalamnya.

4. Bantuan dalam Pencapaian Tujuan
Komunikasi organisasi informal yang cenderung bersifat spontan, penuh keakraban dan informal. Hal ini dapat membantu anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi formal. Komunikasi ini dapat membentuk hubungan yang lebih akrab sehingga masing-masing dapat berkomunikasi dengan baik.

5. Kesempatan Berpengaruh dan Berkreasi
Dalam perkembangan organisasi informal biasanya setiap anggota memiliki level yang cenderung sama sehingga semua anggota dapat memiliki hak yang sama untuk saling mempengaruhi. Mereka dapat saling menerima satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan sarana untuk rekreasi (penghiburan).

6. Pelestarian Nilai Budaya
Organisasi informal secara tidak sadar dapat melestarikan nilai-nilai budaya yang sudah ada. Sebagai contoh Indonesia memiliki budaya untuk berkumpul dan saling menolong. Arisan sebagai bentuk dari organisasi dapat memperkuat nilai kebersamaan dan sering kali untuk menolong anggota yang ada. Kadang kala hasil kocokan dari arisan dapat dioper kepada anggota yang lebih membutuhkan.

7. Komunikasi dan Informasi
Komunikasi yang akrab dan kekeluargaan sering kali tertutup dalam organisasi formal bahkan komunikasi secara akrab sering kali sangat dibatasi. Dalam komunikasi organisasi informal sering kali menjadi lebih terbuka sehingga memberikan informasi yang lebih banyak walaupun memiliki sisi negatifnya karena kurangnya kontrol dari komunikasi itu sendiri.

C. Ciri Organisasi Formal
Berikut beberapa ciri organisasi informal menurut J. Winardi di antaranya,
1. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu di mana seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.
2. Sifat hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
3. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan di dalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
4. Organisasi informal, merupakan kumpulan antar perseorangan tanpa tujuan bersama yang disadari, meskipun pada akhirnya hubungan-hubungan yang tak disadari itu untuk tujuan bersama.
5. Dalam organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan tugas dan fungsi-fungsi yang tegas, sedangkan di dalam organisasi informal, kedudukan sarat fungsinya tampak kabur.

D. Sifat Organisasi Informal
Sedangkan yang menjadi sifat dari organisasi informal di antaranya,
1. Adanya hubungan yang bersifat spontan dan tidak terorganisir
2. Masalah kepemimpinan menjadi dilema klasik
3. Kinerja organisasi informal tidak bertitik tolak pada pengendalian manajemen
4. Lebih menekankan aktivitas daripada tujuan organisasi

E. Fungsi Organisasi Informal
Organisasi informal melaksanakan fungsi-fungsi di antaranya,
1. Menetapkan, memperkuat, dan meneruskan norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya penting para anggota kelompok
2. Memberikan dukungan terhadap tujuan organisasi dan bantuan terhadap pelaksanaan tugas manajer
3. Menstimulasi komunikasi efektif dan dinamik sebagai alat komunikasi tambahan
4. Memberikan kepuasan dan status sosial kepada para anggota yang tidak dapat diberikan oleh organisasi formal

F. Jenis Organisasi Informal
Jenis organisasi atau kelompok informal di antaranya,
1. Horizontal Cliques, yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berada pada tingkatan manajemen yang sama dan bekerja dalam bidang yang sama.
2. Vertical Cliques, yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berada pada tingkatan manajemen yang berbeda-beda, akan tetapi dalam suatu bidang yang sama
3. Random Cliques, yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang berasal dari berbagai tingkatan manajemen dan yang berasal dari berbagai bidang.

G. Kelebihan dan Kelemahan Organisasi Informal
Keberadaan organisasi informal dalam dinamika organisasi di samping organisasi formal dengan kekhasannya tentunya memberikan dampak tersendiri terhadap eksistensi organisasi formal. Berikut kelebihan yang dimiliki oleh organisasi informal di antaranya,
1. Mendorong akuntabilitas yang lebih besar terhadap hasil akhir (output yang dihasilkan)
2. Melengkapi jalur komunikasi dalam perusahaan (organisasi formal)
3. Memungkinkan terjadinya diversifikasi ketrampilan (cross functional skills)
4. Koordinasi antar fungsi di dalam tiap posisi menjadi lebih mudah

Sementara kelemahan organisasi informal di antaranya,
1. Berpeluang menggunakan keterampilan dan sumber daya secara tidak efisien
2. Menuntut adanya multiple role pada para karyawan sehingga dapat menimbulkan work stress
3. Daya tahan terhadap perubahan, apalagi jika organisasi tidak siap berubah
4. Penyesuaian kelompok (akan jadi pengganggu jika standar jika kelompok lebih rendah dibanding organisasi formal, karena akan menurunkan standar dan kualitas organisasi formalnya)
5. Hanya terpaku pada satu produk tertentu (output)

H. Perbedaan Organisasi Formal dan Organisasi Informal
Perbedaan pokok antara organisasi formal dan informal di antaranya,
1. Organisasi formal mempunyai tujuan, struktur, dan pola hubungan kerja yang teratur melalui manajemen.
2. Organisasi informal berdiri di atas struktur yang tidak jelas, fleksibel, susah didefinisikan, keanggotaannya sulit ditentukan, dan pola hubungan di antara para anggota tanpa tujuan khusus.

Sementara menurut Argyris, terdapat empat bidang utama di mana organisasi formal dan informal berbeda di antaranya,
1. Hubungan-hubungan antar pribadi, dalam organisasi formal hubungan-hubungan di antara orang-orang digambarkan dengan jelas, sedangkan dalam hubungan-hubungan informal sangat tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Kepemimpinan, para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam organisasi formal serta muncul dan dipilih dalam organisasi informal.
3. Pengendalian perilaku, organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan organisasi informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
4. Ketergantungan, karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu organisasi informal.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Pengertian Organisasi Informal, Penyebab, Ciri, Sifat, Fungsi, Jenis, Kelebihan, Kelemahan, dan Perbedaannya dengan Organisasi Formal"