Kerusuhan Mei 1998 di Medan: Sejarah, Latar Belakang, Kronologi, dan Akibatnya

Table of Contents

Kerusuhan Mei 1998 di Medan
Sejarah Kerusuhan Mei 1998 di Medan

Kerusuhan Mei di Medan 1998 adalah bagian dari gelombang demonstrasi dan kerusuhan yang melanda Indonesia selama krisis ekonomi dan politik pada akhir tahun 1990-an. Medan, sebagai kota terbesar di Sumatera Utara, turut mengalami gejolak sosial dan politik yang signifikan selama periode tersebut.

Baca Juga: Reformasi 1998: Sejarah, Tujuan, Latar Belakang, Dampak, dan Beberapa Peristiwa Pentingnya

Pada Mei 1998, dilansir dari berbagai sumber, pecah berbagai aksi demonstrasi diwarnai dengan kerusuhan yang menelan 1.190 korban jiwa. Selain itu juga menimbulkan kerusakan ratusan hingga ribuan perkantoran dan bangunan lainnya.

Sebelum merebak di kota-kota besar di Indonesia, kerusuhan pada 4 Mei 1998 lebih dulu terjadi di Kota Medan. Medan merupakan pemicu aksi di berbagai kota lainnya. Aksi demonstrasi semakin membesar tatkala terjadi peristiwa penembakan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998.

Sumatera Utara bukan saja menjadi tempat berlangsungnya kali pertama demonstrasi dan penjarahan, melainkan juga daerah dengan kerusuhan yang berlangsung lebih lama dan luas.

Baca Juga: Kerusuhan Mei 1998: Sejarah, Penyebab, Kronologi, Dampak, dan Peristiwa Pentingnya

Latar Belakang Kerusuhan Mei 1998 di Medan

Pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an, Indonesia mengalami krisis ekonomi dan politik yang berdampak luas. Krisis ekonomi yang dimulai dari krisis mata uang pada tahun 1997 menyebabkan terjadinya depresiasi rupiah, inflasi tinggi, pengangguran massal, dan penurunan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Di samping itu, ketidakpuasan terhadap rezim otoriter Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto juga semakin membesar. Pada bulan Mei 1998, kemarahan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang memburuk dan ketidakpuasan terhadap rezim Soeharto mencapai titik puncak.

Peristiwa pemicu terjadinya kerusuhan di Medan adalah insiden pembantaian etnis Tionghoa di Jakarta pada 13-15 Mei 1998, yang dikenal sebagai Tragedi Trisakti dan Tragedi Mei 1998. Insiden ini memicu kemarahan dan protes di berbagai kota di Indonesia, termasuk Medan.

Baca Juga: Tragedi Trisakti pada 1998: Sejarah, Kronologi, dan Dampaknya

Kronologi Kerusuhan Mei 1998 di Medan

Di Sumatera Utara, demonstrasi telah terjadi sejak bulan April dan berakhir dengan kerusuhan antara massa aksi dan aparat. Kerusuhan ini diwarnai dengan aksi saling lempar, penembakan gas air mata, hingga pembakaran beberapa kendaraan milik aparat keamanan.

Peristiwa pembuka ini kemudian disusul aksi dari mahasiswa IKIP Medan pada 4 Mei 1998 yang awalnya dilakukan di dalam kampus. Aksi di dalam kampus yang mendapatkan tekanan dari pihak keamanan, kemudian menyebar dan meluas ke luar.

Pada 5 Mei, demonstrasi masih berlanjut. Kali ini, mahasiswa bergerak ke arah Polda Sumatera Utara dan terjadi bentrokan di sana. Mahasiswa yang terlibat bentrok kemudian menguasai markas Polda Sumatera Utara.

Demonstrasi yang dimotori oleh para mahasiswa ini dalam perkembangannya meluas menjadi aksi kriminalitas berkepanjangan di Sumatera Utara. Namun, menurut laporan temuan dari Gabungan Tim Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, aktor utama dalam aksi kriminalitas yang terjadi di Sumatera Utara adalah para preman.

Akibat Kerusuhan Mei 1998 di Medan

Kerusuhan dan penjarahan di Medan tidak saja dimulai lebih dini dari beberapa kota lainnya. Di Sumatera Utara, aksi penjarahan juga berlangsung lebih lama dengan cakupan wilayah yang lebih luas.

Aksi penjarahan di Sumatera Utara telah dimulai sejak 2 Mei 1998 yang diawali dari Kota Medan. Kejadian yang bermula di Medan ini kemudian menjalar ke wilayah-wilayah sekitarnya dan berlangsung hingga 8 Mei 1998.

Selanjutnya, kerusuhan dan penjarahan juga terjadi di wilayah-wilayah tingkat dua Sumatera Utara, yakni Simalungun dengan diwarnai penjarahan pada 7 Mei 1998.

Di Kota Deli Serdang, kerusuhan dan penjarahan berlangsung selama dua hari, yaitu pada 5-6 Mei 1998. Selain itu, di Kota Tebing Tinggi juga terjadi kerusuhan yang berlangsung selama dua hari, pada 6-7 Mei 1998.

Objek yang dijarah juga di Medan juga beragam, mulai dari toko elektronik, toko sembako, toko pakaian, dan sebagainya. Kerusuhan bisa dikatakan paling lama terjadi di Sumatera Utara karena hingga 28 Mei 1998 masih terjadi penjarahan di Tanjung Balai.

Selain itu, korban dan dampak dari kerusuhan yang terjadi di Sumatera Utara digolongkan besar karena diwarnai banyak tindakan kriminalitas. Dalam temuan Gabungan Tim Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, selama 4-8 Mei 1998, telah diterima ratusan laporan tindakan pelecehan seksual di Medan.

Sumber:
https://www.kompas.com
https://www.rri.co.id
https://fahum.umsu.ac.id
dan sumber lain yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment