Travis Hirschi: Biografi dan Teori Kontrol Sosialnya

Table of Contents

Biografi Travis Hirschi

Biografi Travis Hirschi

Travis Hirschi lahir 15 April 1935 di Rockville, Utah, Amerika Serikat. Travis Hirschi adalah seorang sosiolog yang mengembangkan teori kontrol sosial atau social bond theory dalam menanggapi banyak terjadinya kenakalan dan tindakan-tindakan kejahatan di Amerika yang dilakukan oleh anak-anak muda.

Travis Hirschi perolehan gelar Sarjana Muda di bidang sosiologi dan sejarah pada tahun 1957 dan memperoleh gelar Magister di bidang sosiologi dan ilmu psikologi pada tahun 1985, saat ia menempuh studi di University of Utah. Ia melanjutkan pendidikannya untuk memperoleh gelar Doktoral dalam bidang sosiologi, di University of California, Berkeley dan menyelesaikan pendidikannya itu pada tahun 1968.

Selanjutnya ia menerima tawaran sebagai asisten profesor di departemen sosiologi University of Washington, Seattle. Pada tahun 1981, ia mengajar di beberapa universitas, sebelum akhirnya bergabung dengan University of Arizona untuk menjadi pengajar di sana.

Teori Kontrol Sosial Travis Hirschi

Travis Hirschi (1935) adalah seorang pemikir sosiologis asal Amerika yang mengembangkan teori kontrol sosial atau social bond theory dalam menanggapi banyak terjadinya kenakalan dan tindakan-tindakan kejahatan di Amerika yang dilakukan oleh anak-anak muda. Saat menempuh pendidikan di Berkeley, ia mulai tertarik dengan pemikiran Thomas Hobbes, dan Emile Durkheim, dalam persoalan sifat-sifat manusia dan persoalan kriminalitas atau tindakan-tindakan kejahatan.

Pertemuan dengan seorang peneliti bernama Hanan Selvin merupakan langkah awal Travis Hisrchi dalam menekuni bidang kriminologi, sehingga di kalangan sarjana Amerika, Travis Hirschi lebih dikenal sebagai seorang kriminolog.

Ide utama di belakang teori kontrol adalah bahwa penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. Teori ini dibangun berdasarkan pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh terhadap hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum. Oleh karena itu, para ahli teori kontrol menilai perilaku menyimpang merupakan konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menaati hukum.

Dalam konteks ini, teori kontrol sosial sejajar dengan teori konformitas. Salah satu ahli yang mengembangkan teori ini adalah Travis Hirschi. Ia mengajukan beberapa proposisi teoretisnya, yaitu:
1) Segala bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial adalah akibat dari kegagalan mensosialisasi individu warga masyarakat untuk bertindak teratur terhadap aturan atau tata tertib yang ada.
2) Penyimpangan dan bahkan kriminalitas atau perilaku kriminal, merupakan bukti kegagalan kelompok-kelompok sosial konvensional untuk mengikat individu agar tetap teratur, seperti keluarga, sekolah atau departemen pendidikan dan kelompok-kelompok dominan lainnya.
3) Setiap individu seharusnya belajar untuk teratur dan tidak melakukan tindakan penyimpangan atau kriminal.
4) Kontrol internal lebih berpengaruh daripada kontrol eksternal.
 
Lebih lanjut Travis Hirschi memetakan empat unsur utama di dalam kontrol sosial internal yang terkandung di dalam proposisinya, yaitu attachment (kasih sayang), commitment (tanggung jawab), involvement (keterlibatan atau partisipasi), dan believe (kepercayaan atau keyakinan). Empat unsur itu di dalam peta pemikiran Hirschi dinamakan social bonds yang berfungsi untuk mengendalikan perilaku individu. Keempat unsur utama itu dijelaskan sebagai berikut:
1) Attachment atau kasih sayang adalah sumber kekuatan yang muncul dari hasil sosialisasi di dalam kelompok primernya (misalnya: keluarga), sehingga individu memiliki komitmen yang kuat untuk patuh terhadap aturan.
2) Commitment atau tanggung jawab yang kuat terhadap aturan dapat memberikan kerangka kesadaran mengenai masa depan. Bentuk komitmen ini, antara lain berupa kesadaran bahwa masa depannya akan suram apabila ia melakukan tindakan menyimpang.
3) Involvement atau keterlibatan akan mendorong individu untuk berperilaku partisipatif dan terlibat di dalam ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Intensitas keterlibatan seseorang terhadap aktivitas-aktivitas normatif konvensional dengan sendirinya akan mengurangi peluang seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum.
4) Believe atau kepercayaan, kesetiaan, dan kepatuhan terhadap norma-norma sosial atau aturan masyarakat akhirnya akan tertanam kuat di dalam diri seseorang dan itu berarti aturan sosial telah self-enforcing dan eksistensinya (bagi setiap individu) juga semakin kokoh.

Disarikan dari berbagai sumber yang relevan

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment