Mengenal Pemikiran Egoisme Etis dan Praktiknya dalam Keseharian

Egoisme Etis
Pengertian
Egoisme etis adalah teori etika yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan moral harus dipandu sepenuhnya oleh kepentingan pribadi. Dibandingkan teori normatif lainnya, egoisme etis berusaha menghindari kemungkinan konflik antara kepentingan pribadi dan moralitas. 

Baca Juga: Pengertian Moral, Karakteristik, Komponen, Tujuan, Macam, Nilai, dan Jenisnya

Menurut Kasdin Sihotang dari buku Etika Kerja Unggul, Kanisius, egoisme etis diartikan sebagai posisi etis normatif bahwa manusia harus bertindak demi kepentingan diri mereka sendiri, bahwa tindakan yang konsekuensinya akan menguntungkan si pelaku masih dapat dianggap etis.

Egoisme etis juga bisa diartikan sebagai suatu pandangan bahwa seseorang harus mengejar kepentingan diri mereka sendiri, dan tidak seorang pun memiliki kewajiban untuk mempromosikan kepentingan orang lain. Hal ini membuat perilaku moral menurut definisi menjadi rasional (dengan asumsi yang masuk akal bahwa mengejar kepentingan sendiri adalah hal yang rasional).

Sejarah
Teori mengenai egoisme etis pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf atau ahli filsafat bernama Hentry Sidgwick, yang dituliskan dalam bukunya The Methods of Ethics, 1874. Dalam buku tersebut, Sidgwick membandingkan egoisme dengan filosofi utilitarianisme. 

Baca Juga: Egoisme: Pengertian, Ciri, dan Cara Mengatasinya

Menurutnya, jika utilitarianisme berusaha memaksimalkan kesenangan keseluruhan, egoisme hanya berfokus pada memaksimalkan kesenangan individu. Setiap orang mengejar kepentingan dirinya sendiri adalah cara terbaik untuk mempromosikan kebaikan umum.

Selain oleh Sidgwick, pendapat seperti itu juga dipopulerkan oleh Bernard Mandeville (1670-1733) dalam puisinya "The Fable of the Bees" dan oleh Adam Smith (1723-1790) dalam karyanya, "The Wealth of Nations".

Pada praktiknya, egoisme etis kerap digunakan sebagai dasar filosofis untuk mendukung libertarianisme kanan dan anarkisme individualis. Dengan penekanan bahwa individu tidak boleh secara paksa mencegah orang lain menjalankan kebebasan bertindak.

Kategori
Egoisme etis dapat dibagi menjadi tiga kategori di antaranya,
1. Individu: seorang egois etis individu akan berpendapat bahwa semua manusia harus melakukan apa pun yang menguntungkan kepentingan pribadi “saya” ( individu ).
2. Pribadi: seorang egois etis pribadi akan berpendapat bahwa ia harus bertindak demi kepentingannya sendiri dan tidak akan mengklaim apa yang harus dilakukan orang lain.
3. Universal: seorang egois etis universal akan berpendapat bahwa setiap orang harus bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan mereka sendiri.

Contoh
Contoh egoisme etis yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah saat sedang ada ujian, salah satu siswa memilih untuk mengerjakan sendiri ujiannya dan tidak berniat untuk membantu teman-temannya yang mengalami kesusahan dalam menjawab soal.

Sumber:
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-dan-contoh-egoisme-etis-dalam-kehidupan-manusia-1zTaQEUPTxR
https://www-britannica-com.translate.goog/topic/egoism

Download

Baca Juga:

Materi Sosiologi SMA

Materi Sosiologi SMA Kelas X Bab 3: Identitas Diri, Tindakan Sosial, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Merdeka)

Materi Sosiologi Kelas X Bab 3: Tindakan Sosial, Interaksi Sosial dan Identitas (Kurikulum Merdeka)

1. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 3. Interaksi Sosial dalam Dinamika Kehidupan Sosial (KTSP)
2. Materi Sosiologi Kelas X. Bab 2. Hubungan Sosial (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas X Bab 2.1 Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
4. Materi Sosiologi Kelas X Bab 2.2 Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial (Kurikulum Revisi 2016)
5. Materi Ujian Nasional Kompetensi Interaksi Sosial
6. Materi Ringkas Interaksi Sosial

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Mengenal Pemikiran Egoisme Etis dan Praktiknya dalam Keseharian"