People Pleaser: Pengertian, Ciri, Penyebab, Dampak, dan Cara Menghentikannya
Pengertian People Pleaser
Saat kau katakan "Ya" kepada orang lain, pastikan engkau tidak berkata "Tidak" kepada dirimu sendiri. (Paulo Coehlo)People-pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha melakukan atau mengatakan hal yang menyenangkan orang lain, meski bertentangan dengan apa yang ia pikirkan atau rasakan. Ini ia lakukan agar orang lain tidak kecewa padanya (Merriam Webster & Susan Newman).
People pleaser juga bisa berarti orang yang selalu memprioritaskan atau memedulikan kebutuhan dan keinginan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Dalam kesehariannya, orang yang memiliki karakteristik ini hanya memikirkan bagaimana cara melakukan ini-itu untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri.
Tipe orang seperti ini akan terus berusaha membuat orang lain merasa bahagia. Bahkan akan menempatkan diri mereka dalam bahaya bagi orang lain yang mungkin tidak membalas. Ia merasa bahwa jika ia melakukannya, orang lain akan menghargai dan menerimanya dengan baik.
Melansir dari laman Verywell mind, tipe orang ini sangat selaras dengan orang lain dan sering terlihat sebagai orang yang menyenangkan, suka membantu, dan baik hati, tetapi people pleaser juga dapat mengalami kesulitan untuk membela diri mereka sendiri.
People pleaser dikaitkan dengan sifat kepribadian yang dikenal sebagai sosiostropi, atau merasa terlalu khawatir untuk menyenangkan orang lain dan mendapatkan persetujuan mereka sebagai cara untuk mempertahankan hubungan.
Ciri People Pleaser
Disarikan dari Psychology Today, berikut beberapa ciri people pleaser: 1. Selalu terlihat setuju dengan pendapat orang lain
Tipe orang seperti ini akan sering terlihat setuju dengan pendapat orang lain, padahal sebenarnya mungkin tidak. Menghargai pendapat orang lain adalah baik, namun akan bermasalah ketika bilang setuju padahal tidak karena ingin disukai, bukan karena ingin menghargai orang tersebut.
2. Merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain
Hal ini biasanya yang menjadi penyebab orang tipe ini merasa harus selalu ada untuk orang lain. Sebab, mereka pikir perasaan orang lain bergantung pada dirinya. Padahal tentunya, setiap orang bertanggung jawab atas perasaannya sendiri.
3. Terlalu sering meminta maaf
Ciri lain tipe ini adalah terlalu sering meminta maaf dikarenakan mereka penuh dengan rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, dan takut disalahkan.
4. Rela melakukan apa pun
Meskipun setiap orang bebas ingin melakukan apa saja dan kapan pun juga, people pleaser biasanya mengikuti orang lain. Pernahkah Anda melakukan sesuatu, karena Anda pikir orang lain ingin Anda melakukannya? Jika iya, itu adalah salah satu tanda yang harus diwaspadai.
5. Tidak bisa berkata “tidak”
Sebagai people pleaser, ciri lain yang sering terlihat adalah tidak bisa berkata “tidak”. Hal ini bisa ditunjukkan dengan selalu ada dan mengerjakan apa pun itu meskipun tidak mau, atau justru mencari berbagai macam alasan agar tidak harus melakukannya.
6. Haus akan pujian
Ciri lain dari people pleaser adalah mereka haus akan pujian dan harus selalu mendapat validasi atau pengakuan dari orang lain. Jika tidak diberi pujian siapa pun yang pendapatnya diharapkan, ia bisa saja tiba-tiba merasa tidak berharga maupun percaya diri.
7. Selalu menghindari perselisihan
Ciri berikutnya adalah selalu menghindari perselisihan. Ketika ada yang melakukan kesalahan, tidak menegur rekan Anda tersebut hanya karena tidak ingin menimbulkan konflik. Padahal, di dalam hati Anda tahu betul bahwa apa yang orang tersebut lakukan salah.
8. Merasa bersalah ketika marah ke orang lain
Ketika orang lain bersikap buruk dan menyakiti Anda, merasa marah adalah suatu hal yang normal. Namun seorang people pleaser merasa bersalah ketika memiliki perasaan marah ke orang lain meski hal tersebut adalah sesuatu yang harus ia lakukan.
Karena, ia sudah terbiasa merasa bertanggung jawab supaya menjaga orang lain tetap senang meski untuk mencapai hal tersebut mereka menyakiti dirinya.
9. Tidak mengakui perasaan sendiri ketika merasa tersakiti
Ciri lain dari orang bertipe ini adalah tidak mau mengakui perasaannya sendiri terlebih saat merasa tersakiti akibat perbuatan orang lain. Sehingga, ia akan cenderung menerima perbuatan buruk dari orang sekitarnya karena merasa hal tersebut bisa menyenangi orang lain.
10. Merasa bersalah ketika membuat batasan
Mengutip Choosing Therapy, seorang people pleaser juga akan merasa bersalah ketika membuat batasan diri. Karena, ia merasa orang lain membutuhkan dirinya dibandingkan diri sendiri. Sehingga, ia tidak membuat batasan karena ingin selalu bisa membantu orang lain.
Tentu, hal ini akan menyebabkannya kesulitan berkata “tidak” ke orang lain, seperti yang telah disebutkan di atas.
Penyebab People Pleaser
Melansir dari laman Medical News Today, berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku ini meliputi:1. Harga diri rendah
Orang yang merasa dirinya kurang berharga dari orang lain, mungkin kebutuhannya tidak penting. Mereka mungkin kurang mengadvokasi diri mereka sendiri atau kurang memiliki kesadaran tentang apa yang mereka inginkan.
Mungkin mereka juga merasa bahwa mereka tidak memiliki tujuan jika mereka tidak dapat membantu orang lain.
Baca Juga: Pengertian Harga Diri, Aspek, Faktor, Tipe, dan Fluktuasinya
2. Cemas
Beberapa orang mungkin berusaha untuk menyenangkan orang lain karena mereka merasa cemas untuk diterima, ditolak, atau menyinggung seseorang.
3. Menghindari konflik
Orang yang takut akan konflik, atau merasa mereka perlu menghindarinya, dapat menggunakan cara menyenangkan orang lain sebagai cara untuk mencegah perselisihan.
4. Budaya dan sosialisasi
Budaya keluarga, komunitas, atau kelompok seseorang dapat mempengaruhi cara mereka memandang tugas mereka terhadap orang lain dan diri mereka sendiri. Beberapa mungkin belajar bahwa tidak mementingkan diri sendiri adalah suatu kebajikan atau kebutuhan kolektif lebih penting daripada individu, misalnya.
5. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian adalah kondisi kesehatan mental jangka panjang, beberapa di antaranya dapat menyebabkan people pleaser.
6. Trauma
Penelitian juga menunjukkan bahwa trauma bisa menjadi penyebab people pleaser. Hal ini karena melibatkan upaya mereka untuk mendapatkan kasih sayang dan kekaguman dari orang-orang yang mereka takuti sebagai cara untuk bertahan hidup.
Dampak Negatif Menjadi People Pleaser
1. Menyusahkan diri sendiri
Dampak negatif dari menjadi people pleaser yang pertama adalah tentunya dapat merepotkan diri sendiri. Karena tidak enak menolak permintaan seseorang, Anda biasanya akan memaksakan diri untuk menerima apa pun yang diminta oleh orang lain.
2. Sering merasa tertekan dan tidak bahagia
Jauh dari lubuk hati terdalam, Anda pasti terpaksa dan tidak senang dengan keputusan yang Anda ambil. Namun, rasa tidak enak kepada orang lain mengalahkan itu semua. Padahal, Anda juga terkadang harus mengutamakan diri sendiri dibanding orang lain.
3. Rentan mengalami burnout
Dilansir dari Healthline, menjadi people pleaser dapat membuat Anda merasa stres, burnout, atau bahkan depresi dan tidak puas dengan diri sendiri. Bila sudah terjadi, persoalan di atas tidak dapat diatasi semudah membalikkan telapak tangan, apalagi ketika sudah mulai mempengaruhi kesehatan fisik Anda juga.
Baca Juga: Pengertian Burnout (Kejenuhan), Dimensi, Faktor, Ciri, Dampak, dan Cara Mencegahnya
4. Mudah dimanfaatkan orang lain
Pengaruh selanjutnya terhadap hubungan interpersonal adalah Anda bisa saja dimanfaatkan. Pasalnya, orang lain akan melihat dirimu yang cenderung selalu ada dan berkata iya untuk keperluan apa pun.
Sebaliknya, jika Anda bersikap tegas dalam mengatakan tidak, mereka pasti akan lebih segan dan tidak bisa memperlakukan Anda sembarangan.
5. Lunturnya integritas
Sebagai people pleaser, satu hal yang sangat mungkin Anda lakukan adalah menutupi kebenaran agar perasaan orang lain terjaga dan menghindari konflik. Selain itu, Anda juga mungkin akan merasa tidak enak ketika harus menegur seseorang yang salah.
Hal ini tentunya tidak baik untuk dilakukan, baik di lingkungan keluarga, pertemanan, apalagi lingkungan kerja.
Cara Berhenti Menjadi People Pleaser
Memelihara sifat ini hanya akan membuat Anda merasa lebih rendah daripada orang lain. People pleaser juga sering mengorbankan perasaannya demi kesenangan orang lain, karena sebenarnya ia juga merasa berat hati ketika banyak dimintai pertolongan.
Sering kali people pleaser menjadi sasaran pertama untuk dilimpahi suatu tugas, karena sudah dikenal akan menerima tugas dengan senang hati. Meski tidak semua orang berniat memanfaatkannya, lama-kelamaan seorang people pleaser akan merasa dirinya dimanfaatkan dan terlalu banyak berkorban.
Dampaknya, seorang people pleaser bisa memendam rasa benci bahkan menjadi frustrasi. Bahkan tak hanya dirinya, keluarga maupun orang terdekat people pleaser pun akan merasa frustrasi dan kesal melihat tingkah lakunya yang pada akhirnya mau saja dimanfaatkan.
Jika ia berada di sekitar orang yang manipulatif, people pleaser juga berisiko mengalami penipuan dan pelecehan. Melihat pola hidupnya yang banyak menguras tenaga dan memendam perasaan, ia juga akan lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan fisik maupun mental.
Sifat ini tentu bukanlah hal yang baik untuk dipelihara. Untuk berhenti menjadi people pleaser, Anda bisa mencoba beberapa langkah berikut:
1. Bersikaplah lebih tegas kepada diri sendiri dan orang lain
Rasa tidak enakan dan kurang tegas bisa membuat Anda menjadi people pleaser. Dengannya, biasakan bersikap asertif alias tegas pada diri sendiri dan orang lain. Jika Anda dimintai bantuan yang di luar kapasitas atau merugikan, tolaklah dengan baik dan jelaskan apa yang membuat Anda tidak bisa melakukannya.
2. Berpikir dahulu sebelum melakukan sesuatu untuk orang lain
Saling membantu memang sikap yang terpuji. Akan tetapi, sebaiknya Anda berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu untuk orang lain. Amatilah, apakah permintaan tolong tersebut termasuk memanfaatkan atau bukan.
3. Jangan meminta maaf jika itu bukan salah Anda
Meminta maaflah seperlunya, yaitu ketika Anda memang berbuat salah. Jangan mudah mengucapkan kata maaf bila kesalahan itu bukan Anda yang lakukan. Minta maaf untuk kesalahan orang lain tidak berarti Anda melindunginya, tapi justru membuatnya melepas tanggung jawab.
Hal ini jelas bisa memengaruhi nama baik dan merugikan Anda. Ingatlah, jangan merasa bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Lebih baik, selesaikan segala kewajiban yang Anda miliki saja.
4. Prioritaskan kebahagiaan Anda
Kebahagiaan bukan hal yang bisa dicari, tapi harus Anda ciptakan sendiri. Jika Anda selalu mengharapkan kebahagiaan dari pujian orang lain atau ucapan terima kasih orang lain setelah membantu mereka, itu bukanlah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Menolong orang lain memanglah perbuatan yang baik. Namun, Anda tidak perlu berlebihan sampai merelakan segala cara dan mengesampingkan diri sendiri. Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa Anda bukanlah alat pembahagia orang lain. Anda juga harus sadar bahwa Anda bukan hidup untuk orang lain.
Carilah kebahagiaan sendiri tanpa mengedepankan kepentingan siapa-siapa. Cintai diri sendiri dan kembangkan potensi yang ada di dalam diri. Orang lain bisa datang dan pergi. Jadi, bukan orang lain yang perlu Anda cintai, namun diri sendirilah yang paling layak diutamakan.
Dari berbagai sumber
Lihat Juga:
PPT Materi LDKS tentang People Pleaser
Pengertian Leadership, Unsur, Tujuan, Fungsi, Sifat, Syarat, dan Gayanya
Pengertian Kepemimpinan Situasional, Ciri, Kelebihan, dan Kekurangannya
Pengertian Kepempinan Transformasional, Prinsip, Ciri, dan Metodenya
Post a Comment