Tumbuhan Dikotil: Pengertian, Ciri, Reproduksi, Klasifikasi, Contoh, dan Perbedaannya dengan Tumbuhan Monokotil

Pengertian Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan Dikotil

Pengertian Tumbuhan Dikotil
Dikotil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tanaman yang bijinya mempunyai dua daun benih (terbelah dua seperti mangga, kacang). Demikian, tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbunga yang mempunyai biji berkeping dua.

Pada Tumbuhan dikotil bijinya dilindungi oleh daun buah atau disebut karpel. Tumbuhan yang tergolong tumbuhan dikotil memiliki sepasang daun lembaga atau kotiledon. Daun lembaga ini terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Hal inilah yang jadi pembeda antara tumbuhan dikotil dengan monokotil.

Ciri Tumbuhan Dikotil
Secara umum, tumbuhan dikotil ini dapat dikelompokkan menjadi tiga di antaranya,
1. Struktur Daun Dikotil
Daun merupakan bagian tumbuhan yang secara umum mempunyai bentuk lembaran pipih dan warnanya hijau. Fungsinya sebagai tempat untuk membuat makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis.

Pada tumbuhan dikotil, tulang daun memiliki bentuk menyirip atau menjari dan mempunyai jaringan tiang. Stomata yang terdapat pada daun memiliki peran penting untuk respirasi daun. Berbentuk seperti lubang kecil yang lonjong serta dikelilingi dua sel epidermis khusus yang disebut dengan sel penutup dan hanya ada pada daun yang berwarna hijau.

Stomata daun letaknya terdapat di permukaan daun dan sangat mungkin tumbuhan melakukan pertukaran gas. Secara umum struktur daun pada dikotil terdiri dari:
a. Epidermis
Penyusun Daun Dikotil yang pertama adalah epidermis. Epidermis merupakan bagian daun yang berkelompok dan berlapis tunggal. Lapisan ini bertugas menutupi sel-sel yang melindungi daun pada tumbuhan. Lapisan yang satu ini mengalami penebalan dari zat kutikula (kutin) atau juga dari lignin.

Di dalam epidermis ini terdapat stomata yang digunakan sebagai proses fotosintesis seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Epidermis terletak pada lapisan permukaan paling atas dan permukaan bawah daun.

Lapisan epidermis pada daun dikotil ini memiliki berbagai fungsi untuk melindungi lapisan sel di bagian dalam dari kekeringan, menjaga bentuk daun, Membatasi penguapan pada daun, sebagai penyimpan cadangan air, penyerapan unsur hara, sebagai pelindung semua bagian tumbuhan.

b. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan yang terdapat pada bagian dalam daun yang terdiri dari sel parenkim. Terletak tepat di bagian bawah epidermis yang membentuk jaringan parenkim palisade. Di dalam mesofil terkandung kloroplas dengan jumlah besar yang berfungsi pada proses fotosintesis.

Karakteristik yang dimiliki mesofil mempunyai yakni mesofil bersifat homogen, bercabang-cabang dan berisi kloroplas selain itu bentuknya juga renggang, sel-sel jaringan tiang yang memiliki bentuk silinder, tersusun rapat, dan mengandung klorofil serta sel-sel jaringan bunga karang yang bentuknya tidak teratur.

Karena terdapat kloroplas atau klorofil pada bagian mesofil ini, maka fungsi utama dari mesofil yaitu sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Fotosintesis ini adalah proses yang penting karena dapat memenuhi kebutuhan tumbuhan agar tetap hidup dan bertumbuh.

c. Stomata
Stomata merupakan struktur daun yang berupa lubang atau celah yang tumbuhan biasanya berwarna hijau dan dibatasi oleh sel khusus yang biasanya disebut dengan sel penutup.

Stomata terletak pada epidermis organ tumbuhan, mempunyai ciri yang khusus yaitu terdapat mulut daun dengan dua sel penutup. Bagian ini memiliki peran yang sangat penting pada tumbuhan karena mempunyai berbagai fungsi antara lain sebagai pengatur jalur metabolisme tumbuhan seperti proses fotosintesis dan proses anaerobik pada tumbuhan.

Namun stomata akan berkurang performanya ketika terpapar ozon secara berlebihan karena stomata sangat sensitif pada penyerapan ozon. Stomata memiliki beberapa tipe antara lain anomositik, anisiositik, parasitik, dan diastik. Tipe-tipe tersebut dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel tetangga.

d. Kutikula
Bagian ini merupakan struktur lapisan daun yang terdiri dari beberapa lapis dan rumit. Kutikula juga mengandung lilin dan diproduksi oleh epidermis daun. Lapisan pertama dari kutikula adalah timbunan dari zat lilin yang dikenal juga dengan sebutan lapisan lilin epikutiler. Lapisan kedua merupakan kutikula yang sebenarnya yang mengandung kutin dan lilin.

Sebagaimana letaknya epidermis, lapisan kutikula ini terletak pada permukaan atas dan bawah daun. Lapisan ini mempunyai ciri-ciri spesifik yaitu memiliki penebalan dari zat kutin di daun tersebut. Kutikula sendiri mempunyai beberapa fungsi antara lain melindungi daun dari serangan patogen yang berasal dari luar dan mencegah penguapan air melalui permukaan daun.

e. Rambut dan Kelenjar
Pada rambut dan kelenjar, struktur jaringan daun ini terletak di permukaan atas dan bawah pada tumbuhan. Semua organ tumbuhan memiliki rambut dan kelenjar sehingga cukup mudah untuk dilihat dengan mata kepala langsung.

Rambut pada daun ini biasanya disebut trikoma yang merupakan alat tambahan pada epidermis yang berupa tonjolan (rambut). Kelenjar umumnya ada di akar daun yang memiliki komponen-komponen tertentu.

Ciri dari rambut dan kelenjar ini yakni memiliki banyak ruang antar sel, terdiri dari sel parenkim, kebanyakan berdiferensiasi menjadi palisade atau yang bisa disebut jaringan tiang dan spons atau yang bisa disebut jaringan bunga karang.

Bagian ini memiliki fungsi antara lain untuk mengurangi penguapan dan gangguan mekanik serta sebagai alat pengeluaran. Contoh manfaat rambut (trikoma) bagi manusia bisa dilihat pada rambut daun teh yang biasa digunakan untuk membuat aroma yang membuat nyaman.

f. Urat Daun
Terletak di helai daun, urat daun ini memiliki ciri-ciri yang khusus dimilikinya yaitu biasanya daun berbentuk menyirip atau menjari. Peran urat daun pada struktur jaringan yaitu sebagai transportasi zat-zat yang terkandung di dalamnya.

2. Struktur Batang Dikotil
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang ada di permukaan tanah. Memiliki fungsi sebagai sarana lintasan air, mineral, makanan dan sebagai tempat tumbuhnya daun. Pada ujung batang dan daun disebut juga kuncup terminal, sedangkan bagian kuncup ketiak disebut dengan kuncup aksilar.

Tumbuhan kayu biasanya memiliki batang yang keras, tebal dan panjang. Permukaan batang yang tua akan terasa kasar dan terdapat lentisel pada bagian tertentu. Lentisel sendiri memiliki fungsi sebagai tempat keluar masuknya gas pada tumbuhan. Jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Epidermis
Bagian epidermis pada batang terdiri dari selapis sel yang tersusun tanpa ada ruang antar selnya dan bagian luar dari dinding epidermis terdapat kutikula. Kutikula ini berfungsi sebagai pelindung dari ancaman infeksi patogen atau mekanik terhadap jaringan yang di dalam batang.

Pada bagian tertentu, epidermis akan mengalami pemecahan dan akan diisi oleh jaringan gabus yang didapatkan dari kambium gabus. Lapisan pada gabus itu disebut sebagai lentisel. Lentisel memiliki fungsi sebagai tempat untuk melakukan pertukaran gas dan proses penguapan.

Selain itu, epidermis juga membentuk rambut halus untuk membantu mengeluarkan sekret atau membentuk duri sebagai perlindungan. Pada batang muda, jaringan epidermis berfungsi untuk membantu proses fotosintesis.

Namun, semakin tua maka perkembangan diameter batang akan bertambah sehingga membuat epidermis perlahan-lahan menjadi rusak. Maka selanjutnya akan digantikan dengan jaringan periderm di bawahnya yang terbentuk oleh kambium gabus.

b. Korteks
Jaringan parenkim yang dapat bermodifikasi menjadi jaringan lain disebut dengan korteks. Bagian ini memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyimpan cadangan makanan. Terdapat jaringan lain pada korteks yaitu jaringan penguat tumbuhan.

Sel-sel jaringan korteks mempunyai dinding tipis yang tidak beraturan dengan ruang antar sel yang cukup lebar. Pada jaringan korteks juga terdapat kolenkim dan sklerenkim. Fungsinya adalah untuk menyokong tubuh tumbuhan.

c. Stele (Silinder Pusat)
Stele atau silinder pusat terletak di bagian dalam bagian batang, tepatnya di dalam endodermis. Bagian ini tersusun atas lapisan paling luar perikambium atau bisa juga disebut dengan perisikel.

Perikambium sendiri terdiri dari empulur. Sementara berkas vaskuler terdiri atas dua bagian yakni floem dan xilem. Stele memiliki fungsi yaitu untuk memberi kekuatan pada batang yang terdiri atas kambium dan jaringan pengangkut.

d. Kambium
Satu hal yang sangat terlihat untuk dapat membedakan batang dikotil dan monokotil adalah kambium. Bagian ini hanya dimiliki oleh batang dikotil. Kambium sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu kambium pembuluh (vascular cambium) dan kambium gabus (felogen/phellogen).

Untuk kambium pembuluh, jenis ini merupakan bagian pembatas kulit kayu. Pada jaringan kambium ke dalam akan membentuk xilem, begitu pula sebaliknya terdapat kambium yang keluar dan akan terbentuk floem. Kambium jenis ini juga terbagi lagi menjadi dua macam, yakni kambium intravasikuler (kambium vasikuler) dan kambium intervasikuler.

Kambium vasikuler merupakan kambium berkas pengangkut yang berada antara xilem dan floem. Memiliki fungsi ketika sudah membentuk floem sekunder ke arah luar, maka kambium ini akan membentuk xilem sekunder.

Sedangkan Kambium Intervasikuler adalah kambium yang terletak di antara berkas pengangkut dan di luar berkas pengangkut. Kambium Intervasikuler berfungsi untuk membentuk jari-jari empulur. Lalu Kambium Gabus (Felogen atau Phellogen) mempunyai fungsi yang dapat menghasilkan jaringan gabus ke arah luar atau dikenal juga dengan lapisan periderm.

Letak lapisan periderm sendiri berada di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua. Fungsinya untuk mengendalikan air yang masuk dan mencegah terjadinya serangan hama.

e. Empulur
Lingkaran tahun atau yang bisa dikenal dengan empulur ini adalah hasil aktivitas kambium yang akan membentuk pola lingkaran pada bagian dalam batang. Lingkaran ini biasa dijadikan sebagai acuan untuk menentukan umur dari sebuah tumbuhan.

Kadar air pada tanaman akan berpengaruh terhadap aktivitas pertumbuhan kambium. Maka ketika musim hujan pertumbuhan kambium lebih cepat dan akan ditunjukkan dengan warna terang dan luas pada batang.

Sedangkan saat musim kering kadar air sedikit sehingga pertumbuhan kambium menjadi terbatas, maka akan ditunjukkan dengan warna gelap dan jarak sempit pada bagian dalam batang.

f. Floem
Jaringan pengangkut fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan yang berada di luar kambium disebut floem. Floem ini disusun oleh sel-sel mati yang didukung oleh sel-sel pendamping. Nah sel pendamping sendiri tersusun dari sel hidup yang mampu mencukupi semua kebutuhan metabolisme dalam sel-sel floem.

g. Xilem
Xilem adalah salah satu bagian dalam dari kambium yang mampu mengangkut air juga mineral ke arah yang berlawanan dengan floem. Xilem akan membantu membawa air dan mineral untuk membantu proses pertumbuhan metabolisme lainnya. Xilem sendiri terdiri atas unsur trakeal (trakea dan trakeid) yang merupakan sel-sel mati.

3. Struktur Akar Dikotil
Akar merupakan organ tumbuhan yang terletak di dalam tanah. Fungsinya bisa sebagai penyerap air atau mineral yang ada di dalam tanah; selain itu bisa juga sebagai pondasi agar tumbuhan bisa tumbuh tegak dan kokoh. Akar tumbuh dari calon akar yang ada di dalam sebuah embrio.

Akar juga memiliki struktur luar. Struktur luar akar tersebut terdiri dari batang akar, cabang akar, bulu akar dan tudung akar. Bagian paling jauh dari akar adalah sebuah titik tumbuh yang dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Tudung akar ini dibentuk oleh kaliptrogen. Pada tumbuhan jenis dikotil, ada batas yang tidak jelas antara ujung akar dengan kaliptra ini.

Sistem dari akar dikotil berbentuk tunggang disebabkan oleh akar kecambah yang mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Meskipun tunggang, akar dikotil juga mempunyai cabang walaupun tidak serabut. Berdasarkan pada anatominya, akar disusun oleh empat lapisan jaringan pokok, yaitu:
a. Epidermis, berfungsi sebagai penyerap air.
b. Korteks, berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat
c. Endodermis, berfungsi untuk mengatur lalu lintas zat ke dalam pembuluh yang ada di dalam akar.
d. Silinder pusat (stele), terdiri atas perisikel, xilem serta floem.

Tumbuhan dikotil mempunyai sepasang daun kotiledon atau daun lembaga di mana terbentuk sebagai tahap proses pembentukan biji pada tumbuhan. Oleh sebab itu setiap tumbuhan dikotil mempunyai biji yang terbelah menjadi dua bagian. Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa reproduksi tumbuhan dikotil.

Reproduksi Tumbuhan Dikotil
Tumbuhan dikotil merupakan  tumbuhan yang mempunyai biji berkeping dua. Tumbuhan dikotil ini memiliki sepasang Daun Kotiledon (Daun Lembaga) di mana terbentuk sebagai tahap proses pembentukan biji pada tumbuhan oleh sebab itu setiap tumbuhan dikotil mempunyai biji yang terbelah menjadi dua bagian.

Berikut beberapa reproduksi tumbuhan dikotil di antaranya,
1. Vegetative
Vegetative terdiri atas dua yaitu alami dan buatan. Secara alami, tumbuhan berkembang biak tidak kawin tanpa bantuan tangan manusia agar terjadi pembuahan atau anakan baru. Reproduksi secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan merunduk, menyambung dan mencangkok.

Mencangkok yang dilakukan pada tanaman dikotil dengan metode membuang sebagian kulit dan kabium secara melingkar pada cabang. Selanjutnya daerah lukanya dibalut menggunakan tanah atau media lain dan diikat kencang serta dibiarkan sampai tumbuh akar.

2. Generative
Alat perkembangbiakan angiospermae ialah bunga. Bunga terdiri dari perhiasan bunga dan alat kelamin bunga. Perhiasan bunga sendiri terdiri dari kelopak dan mahkota bunga. Alat kelamin bunga sebagai alat perkembangbiakan.

Di bagian  dalam dari lingkaran perhiasan bunga ialah alat kelamin bunga. Sedangkan alat kelamin bunga terdiri dari benang sari yang alat pembiakan jantan dan putik menjadi alat pembiakan betina. Benang sari terletak pada lingkaran sebelah luar dari putik.

Klasifikasi Tumbuhan Dikotil
1. Getah-Getahan. Klasifikasi tumbuhan dikotil yang pertama, yaitu getah-getahan atau Euphorbiaceae. Jenis tanaman ini mempunyai getah berwarna putih, yang akan terlihat jika unsur batangnya disayat.
2. Terong-Terongan. Terong-Terongan atau Solanaceac memiliki ciri khas yakni bunga yang bentuknya mirip laksana bintang atau terompet. Selai itu, jenis tanaman ini memiliki buah dengan lapisan dalamnya yang berdaging atau berair.
3. Kacang-Kacangan. Kacang-Kacangan atau Papilinaceace yaitu tumbuhan dikotil yang memiliki ciri-ciri mahkota bunga yang berbentuk seperti kupu-kupu, tak sedikit bintil akar, serta buah polong.
4. Cemara-Cemaraan. Cemara-Cemaraan atau Casuarinaceae memiliki ciri-ciri ranting beruas dengan dahan yang besar seperti jarum. Selain itu, buahnya serupa dengan runjung kecil.
5. Kapas-Kapasan. Kapas-Kapasan atau malvaceace memiliki ciri-ciri bunga yang besar dan berbentuk corong serta kelopak bunga yang menyatu.
6. Bunga-bungaan. Capparaceae merupakan satu di antara tumbuhan dikotil yang masuk ke kelompok bunga-bungaan yang berdaun tunggal atau majemuk serta daunnya menjari dan memiliki ukuran yang kecil.

Contoh Tumbuhan Dikotil
Ada beragam jenis tumbuhan dikotil yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Berikut contoh tumbuhan dikotil yang mungkin sudah tidak asing lagi di antaranya,
1. Murbei
Murbei merupakan salah satu contoh tumbuhan dikotil. Buah ini memiliki banyak manfaat untuk tubuh, salah satunya membantu mengontrol gula darah. Meski punya berbagai manfaat untuk kesehatan, buah ini sering salah sebut dengan anggur. Itu karena bentuk dan rasa buah murbei sepintas mirip dengan anggur.

2. Tomat
Buah juga yang tergolong ke dalam tumbuhan dikotil adalah tomat. Buah berwarna merah ini bisa dikonsumsi secara mentah maupun dimasak terlebih dulu. Tidak hanya enak dikonsumsi, tomat juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV. Hal ini membuat buah tersebut kerap digunakan sebagai salah satu kandungan skincare.

3. Pepaya
Pepaya termasuk buah tropis yang tumbuh di seluruh dunia. Buah ini ditanam secara komersial dan bisa dijual dalam keadaan masih mentah atau matang untuk diolah menjadi santapan.

4. Blackberry
Sama seperti murbei, buah blackberry juga termasuk ke dalam tumbuhan dikotil berjenis beri-berian. Meski termasuk ke beri-berian, menariknya, buah lezat ini masih satu keluarga dengan bunga mawar.

5. Alpukat
Alpukat merupakan buah yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Buah yang juga dikenal dengan nama lain butter fruit dan alligator pear ini paling enak disantap dengan cara dibuat jus.

6. Jambu Biji
Jambu biji sering dikonsumsi sebagai buah penambah trombosit untuk pasien DBD. Buah tropis yang punya banyak biji ini juga merupakan contoh lain dari tanaman dikotil. Buah ini biasanya dikonsumsi dalam bentuk jus maupun dimakan langsung.

7. Plum
Buah plum biasanya dikonsumsi sebagai makanan penutup. Rasa buahnya yang manis dan asam membuatnya diolah menjadi selai.

8. Mangga
Mangga adalah satu dari sekian banyak buah yang memiliki banyak varietas. Rasa, bentuk, ukuran, warna kulit, dan warna daging buahnya pun berbeda-beda, tergantung dari jenis varietasnya.

9. Terong
Contoh tumbuhan dikotil yang selanjutnya adalah terong. Buah yang sering diolah sebagai terong balado ini ternyata bagus untuk kesehatan jantung, lantaran bisa mengontrol kadar kolesterol di dalam tubuh.

10. Lobak
Lobak sering diolah menjadi salad sehat. Sayur yang tergolong dalam keluarga brassicaceae ini terbagi menjadi banyak varietas. Tentu saja, setiap varietas memiliki perbedaan rasa, ukuran, warna, dan lama waktu tanam.

11. Kacang Polong
Sebagai salah satu kacang-kacangan yang cukup digemari oleh masyarakat, Anda mungkin sudah tahu bahwa kacang polong termasuk ke dalam jenis tumbuhan dikotil. Tanaman ini termasuk ke dalam jenis tumbuhan dikotil karena bagian bijinya bisa dibagi menjadi dua.

12. Kacang-kacangan
Pada dasarnya, semua jenis kacang-kacangan merupakan bagian dari kelompok tumbuhan dikotil karena memiliki biji yang bisa terbelah. Kabar baiknya, jenis makanan yang biasa dijadikan camilan ini punya banyak nutrisi yang baik bagi tubuh.

13. Biji Cokelat
Tanaman cokelat merupakan salah satu tumbuhan buah yang banyak dibudidayakan dengan tujuan komersial. Tumbuhan ini juga merupakan salah satu tumbuhan dikotil, karena memiliki batang yang kokoh dan berakar tunggang.

14. Almond
Almond merupakan kacang-kacangan yang kaya akan kandungan baik untuk kesehatan tubuh. Almond dapat dimakan mentah atau diolah dengan cara dipanggang, digoreng, atau menjadi susu yang lezat.

15. Mawar
Bunga mawar termasuk jenis tumbuhan dikotil, karena kelopak bunganya memiliki kelipatan 4 dan 5. Keindahan bunga ini tidak perlu diragukan lagi. Tidak heran, mawar sering disebut sebagai raja bunga.

16. Bunga Aster
Bunga yang punya nama lain daisy ini merupakan sosok cantik yang mudah ditanam dari bijinya. Bunga ini memiliki kelopak bunga berwarna putih yang terdiri dari 15 hingga 30 helai, dengan bagian tengah berwarna kuning cerah.

17. Bunga Matahari
Bunga matahari biasa ditanam dengan tujuan estetika dan komersial. Biji pada bunga matahari bisa diolah menjadi camilan yang enak, juga dapat dimanfaatkan menjadi minyak sehat.

18. Bunga Melati
Melati termasuk salah satu bunga yang dikagumi oleh banyak orang. Selain memiliki bentuk yang cantik, bunga berwarna putih ini juga mengeluarkan aroma yang menggoda.

19. Pohon Ek
Contoh tumbuhan dikotil yang berbatang kuat dan kokoh adalah pohon ek. Pohon kayu ini memiliki daun yang rimbun dengan banyak cabang. Batangnya yang kuat pun membuat tanaman ini cukup sering digunakan sebagai bahan bangunan.

20. Kaktus
Contoh tumbuhan dikotil yang biasa digunakan sebagai tanaman hias adalah kaktus. Kaktus merupakan jenis tanaman berduri yang bisa tumbuh dan hidup dalam lingkungan sangat kering. Karena sifatnya itulah, tanaman ini tidak butuh banyak perawatan sehingga cocok dijadikan tanaman hias.

Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Secara mendasar, perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil terletak pada jumpah keping bijinya. Tumbuhan dikotil memiliki biji berkeping dua, sedangkan monokotil merupakan tumbuhan dengan biji berkeping satu atau tunggal.

Berikut penjelasan mengenai perbedaan keduanya secara lebih detail di antaranya,
1. Perbedaan Akar
Jika dilihat dari akarnya, tumbuhan dikotil memiliki akar yang tidak berempulur. Sementara floem pada akar tumbuhan dikotil berada tepat di bagian luar xylem atau yang dibatasi dengan kambium.

Pembuluh xylem pada dikotil berdinding tebal dengan sedikit serat, namun memiliki jumlah jaringan parenkim yang cukup banyak. Periskelnya hanya terdiri dari satu lapis sel saja dengan batas kaliptra dan ujung tumbuhan yang tak begitu jelas.

Sementara tumbuhan monokotil memiliki akar yang tidak berkambium dengan periskel yang hanya terdiri dari beberapa sel membentuk akar lateral. Tumbuhan monokotil juga memiliki floem dan xylem dengan jumlah sangat banyak dan saling berselingan. Inti akarnya besar dan berempulur.

Bila dijelaskan secara lebih sederhana, akar tumbuhan monokotil biasanya berupa akar serabut yang terbentuk dari batang. Sedangkan dikotil, memiliki jenis akar tunggang tanpa tudung dan terbentuk dari percabangan utama.

2. Perbedaan Batang
Apabila dilihat dari bagian batangnya, tumbuhan dikotil tidak memiliki rongga berkas pengangkut. Tak ada pula selubung pada berkas pengangkut, tapi tumbuhan dikotil mempunyai parenkim floem. Tiap berkas pengangkut ini berukuran sama, sedangkan jaringan epidermisnya berlapis tunggal dengan kultikultura tebal dan berambut.

Selain itu, tumbuhan dikotil juga memiliki batang dengan pembuluh xylem kecil, berserat banyak, dan memiliki jumlah parenkim lebih sedikit. Pertumbuhan xylem membentuk lingkaran tahunan yang juga kerap digunakan untuk mengetahui umur tumbuhan tersebut.

Sementara itu, batang tumbuhan monokotil tidak ditumbuhi rambut di bagian epidermisnya. Tidak ditemukan pula pertumbuhan sekunder. Berkas pengangkut pada batang tanaman monokotil ini juga dilindungi oleh selubung berkas pengangkut.

Tak ada parenkim floem dan lapisan di bawah epidermis berupa sklerenkim pula di batang tersebut. Untuk ukuran berkas pengangkutnya pun berbeda antara satu dan lainnya.

Perbedaan lain dari tumbuhan dikotil dan monokotil ini secara garis besar bisa diketahui pula dari cabang batangnya. Tumbuhan dikotil memiliki cabang, sedangkan monokotil tidak bercabang.

3. Perbedaan Daun
Perbedaan selanjutnya antara tanaman dikotil dan monokotil terdapat pada bagian daun. Tumbuhan dikotil memiliki pembuluh xylem yang lebih banyak, terdiri dari metaxylem dan protoxylem. Jaringan mesofil tumbuhan dikotil ini terbagi lagi menjadi palisade dan parenkim spons. Untuk selubung berkas pengangkut tumbuhan dikotil terbentuk dari kolenkim.

Sementara pada tumbuhan monokotil, daunnya bersel kipas dengan fungsi untuk membuka dan menutup daun. Selubung berkas pengangkutnya terbentuk dari sklerenkim dengan pembuluh xylem yang tersusun dari dua metaxylem dan dua protoxylem atau lebih sedikit ketimbang dikotil.

Secara sederhana, daun tumbuhan dikotil berbentuk melebar dengan tulang menjari atau menyirip sedangkan monokotil cenderung memanjang dengan tulang daun sejajar.

4. Perbedaan Keping Biji
Jika kita melihat bagian keping bijinya, tumbuhan dikotil memiliki keping biji sebanyak dua buah, sementara tumbuhan monokotil hanya berkeping biji satu.

5. Perbedaan Pembelahan Biji
Pada tumbuhan dikotil, proses pembelahan biji terjadi saat berkecambah, sedangkan tumbuhan monokotil justru sebaliknya.

6. Perbedaan Kelopak Bunga
Jika dilihat dari kelopak bunga yang dimiliki, tumbuhan dikotil memiliki bunga dengan jumlah kelopak sebanyak 2,4,5 dan kelipatannya. Sementara tanaman monokotil bunganya berjumlah 3 dan kelipatannya.

7. Perbedaan Serbuk Sari
Serbuk sari pada bunga tumbuhan dikotil memiliki tiga alur di setiap butir serbuk sarinya, sedangkan tumbuh monokotil hanya mempunyai alur tunggal pada setiap butir serbuk sarinya.

8. Perbedaan Berkas Pengangkut
Jika dilihat dari berkas pengangkutnya, tumbuhan dikotil memiliki berkas pengangkut yang letaknya tidak teratur dengan pembuluh kayu yang terletak di dalam pembuluh tapis. Sementara berkas pengangkut tumbuhan monokotil menyebar pada bagian batangnya, baik di bagian pembuluh tapis maupun pembuluh kayu.

Lihat Juga: Tumbuhan Monokotil: Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Contoh, dan Perbedaannya dengan Tumbuhan Dikotil

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Tumbuhan Dikotil: Pengertian, Ciri, Reproduksi, Klasifikasi, Contoh, dan Perbedaannya dengan Tumbuhan Monokotil"