Patahan Horst: Pengertian, Proses, dan Contohnya

Pengertian Patahan Horst
Patahan Horst
Pengertian Patahan Horst
Horst adalah hasil dari terjadinya patahan pada kulit bumi yang mengalami pengangkatan sehingga posisinya menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Horst merupakan patahan berjenis normal yang membuat sebagian bidang terangkat ke atas sedangkan dua bagian yang lain masuk ke dalam.

Dua bagian lain yang masuk ke dalam tersebut disebut dengan istilah graben. Horst mempunyai bentuk memanjang seperti pematang sehingga disebut juga dengan pematang atau sembul atau pun lurah sesar.

Proses Pembentukan Horst
Sebelum mengetahui proses pembentukan horst, perlu diketahui tentang deformasi batuan. Deformasi batuan yaitu suatu peristiwa yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk, volume, dan renggangan pada skala butiran.

Skala butiran sendiri adalah agregat kecil yang dihasilkan oleh mekanisme deformasi. Proses defomasi pada batuan  membuat batuan menjadi menyusut membentuk lipatan atau retakan.

Proses tersebut disebabkan oleh adanya gaya yang menekan pada area batuan.  Jika intensitas dari tekanan tersebut lebih besar dari pada kekuatan dalam batuan, maka batuan akan mengalami renggangan.

Selain menerima tekanan, batuan juga mengalami kompresi dan tegangan. Lapisan batuan yang mengalami kompresi akan menjadi lebih pendek dan membentuk lipatan atau perekahan pada batuan.

Sedangkan batuan yang mengalami tegangan akan mempunyai bentuk memanjang karena tertarik saling berjauhan. Batuan akan menjadi lebih kuat setelah mengalami kompresi dari pada tegangan.

Tekanan pada lapisan kulit bumi oleh tenaga endogen menyebabkan lapisan kulit bumi terangkat dan patah. Bagian atau bidang kulit bumi yang patah disebut dengan bidang patahan. Bidang patahan tersebut akan mengalami pergeseran atau perpindahan posisi sehingga disebut dengan sesar atau fault (patahan).

Ada dua bidang atau blok dalam sesar yakni hanging wall dan foot wall. Foot wall adalah bidang yang terdapat di bagian bawah suatu sesar, sedangkan hanging wall adalah blok batuan atau bidang yang berada di atas suatu bidang yang mengalami sesar.

Untuk mengetahui apakah suatu daerah mengalami sesar atau tidak, cara yang paling mudah adalah dengan melihat ciri patahan yaitu berupa adanya offset di daerah tersebut. Suatu daerah yang termasuk dalam patahan biasanya mempunyai intensitas gempa yang cukup tinggi.

Lapisan batuan yang patah ada yang mengalami pemerosotan membentuk lembah patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak patahan. Puncak patahan inilah yang disebut dengan horst. Horst sendiri terjadi karena adanya gerakan jenis tektogenesa horizontal dan juga renggangan.

Gerakan yang memusat dan menekan dari dua arah atau lebih menyebabkan kerak bumi terdorong ke atas dan menjadi lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Terdorongnya kerak bumi ke atas menimbulkan relief muka bumi berupa dataran tinggi dan plato.

Horst dan Eksplorasi Minyak Bumi
Selain mempunyai kenampakan alam seperti sungai yang berpola rectangular dan air terjun, daerah horst juga mempunyai keterkaitan dengan eksplorasi hidrokarbon berupa minyak bumi dan gas. Sebagian besar cadangan minyak bumi dan gas yang ditemukan pada bagian lekukan konvensional bumi yang berhubungan dengan horst. Dalam dunia eksplorasi minyak bumi terdapat istilah perangkap minyak bumi.

Perangkap minyak bumi dapat didefinisikan sebagai tempat berkumpulnya minyak bumi yang berbentuk lekukan atau konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi terperangkap di dalamnya. Salah satu jenis perangkap minyak bumi yang alami adalah perangkap struktural yang banyak dipengaruhi oleh peristiwa deformasi batuan yang membentuk patahan.

Contoh dari eksplorasi minyak bumi yang berhubungan dengan horst adalah penampungan minyak bumi dan gas yang dimiliki oleh Great American Carbonite Bank (GACB) yang dihasilkan dari berbagai horst di dunia. Puluhan miliar barel minyak bumi juga ditemukan di horst dengan blok besar seperti Plato Zelten dan Plato Dahra, maupun horst- horst kecil seperti Pegunungan Bu-Attifel dan Dataran Tinggi Gialo.

Contoh Patahan Horst
Beberapa contoh adanya patahan horst di dunia antaranya,
1. Pegunungan Vosges, Prancis
Pegunungan Vosges adalah sebuah jajaran pegunungan rendah di Prancis Timur, dekat perbatasannya dengan Jerman. Bersama dengan Hutan Palatine di utara di sisi perbatasan Jerman membentuk satu unit geomorfologi dan pegunungan rendah dengan luas sekitar 8.000 km2 (3.100 mil persegi).

Pegunungan ini membentang ke arah utara-timur laut dari Gerbang Burgundi (jalur Belfort-Ronchamp-Lure) ke Börrstadt Basin (jalur Winnweiler-Borrstadt-Gollheim), dan membentuk batas barat Dataran Rhine Atas.

2. Black Forest
Black Forest adalah pegunungan berhutan besar di negara bagian Baden-Württemberg di barat daya Jerman. Itu dibatasi oleh lembah Rhine di barat dan selatan. Puncak tertingginya adalah Feldberg dengan ketinggian 1.493 meter (4.898 kaki) di atas permukaan laut. Wilayah ini secara kasar berbentuk lonjong, dengan panjang 160 kilometer (100 mil) dan luasnya mencapai 50 km (30 mil), menempati area seluas sekitar 6.009 km2 (2.320 mil persegi).

Secara historis, daerah tersebut dikenal untuk kehutanan (forestry) dan deposit bijih yang menyebabkan pertambangan besar-besaran bagi perekonomian lokal. Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata telah menjadi industri utama, mencakup sekitar 300.000 pekerjaan.

Beberapa contoh adanya patahan horst di Indonesia antaranya,
1. Plato Wonosari, Yogjakarta
Plato atau Dataran Tinggi Wonosari terdapat di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogjakarta. Plato Wonosari mencakup beberapa daerah kecamatan, antara lain Kecamatan Wonosari, Playen, Paliyan, Semanu, dan Karangmojo.

Secara morfologis, daerah ini berupa dataran tinggi dengan ketinggian berkisar 50 hingga sampai 300 m dan kelerengan 0 sampai dengan 8 %.

2. Plato Dieng, Jawa tengah
Plato atau Dataran Tinggi Dieng adalah dataran tinggi berawa yang membentuk lantai kompleks kaldera di Kompleks Gunung Api Dieng yang terletak di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah. Disebut sebagai “Dieng” oleh orang Indonesia, karena letaknya di 2.000 meter (6.600 kaki) di atas permukaan laut. Nama “Dieng” itu sendiri berasal dari Di Hyang yang memiliki arti “Tempat Tinggal Para Dewa”.

Dengan ketinggian tersebut, Dieng memiliki iklim dataran tinggi subtropis yang berbeda di bawah klasifikasi iklim Koppen (Cwb). Suhu rata-rata tahunan di Dieng adalah 14.0 ° C. Sekitar 2652 mm curah hujan turun setiap tahun.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Patahan Horst: Pengertian, Proses, dan Contohnya"