Musim Hujan: Pengertian, Ciri, Proses Terjadinya, dan Jenisnya

Pengertian Musim Hujan
Pengertian Musim Hujan
Musim hujan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah periode dalam tahun yang ditandai dengan jumlah curah hujan yang besar, yang berbeda secara mencolok dari jumlah curah hujan dalam periode berikutnya. Musim hujan disebut juga musim basah.

Secara teknis meteorologi, suatu wilayah mengalami musim hujan jika besarnya curah hujan dalam satu dasarian sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Dasarian merupakan satuan waktu meteorologi yang lamanya 10 hari.

Permulaan musim penghujan dapat berlangsung lebih awal atau maju, sama, serta lambat atau mundur daripada waktu normal rata-rata dalam periode 30 tahun.

Berdasarkan jumlah curah hujan, musim hujan bersifat “normal” jika persentasenya berada di antara 85% sampai 115% dari rata-rata 30 tahunan, kemudian bersifat “atas normal” jika melebihi 115% dari rata-rata catatan 30 tahunan, serta bersifat “bawah normal” apabila kurang dari 85% dari rata-rata catatan 30 tahunan.

Jika curah hujan dalam satu dasarian tinggi namun tidak diikuti dasarian berikutnya atau tidak konsisten, maka cuaca tersebut dianggap sebagai peralihan musim atau musim pancaroba.

Ciri Musim Hujan
1. Meningkatnya curah hujan dalam kurun waktu tertentu dengan pola yang tetap.
2. Pada musim hujan, angin juga akan bertiup lebih kencang dengan cuaca sering mendung.
3. Saat cuaca mendung akan ada awan tebal sehingga suhu bisa menjadi lebih panas.
4. Perubahan menuju musim penghujan juga bisa dilihat dari tingkat kesuburan tanah yang meningkat.
5. Saat hujan turun dengan deras sering kali diikuti dengan suara petir.

Proses Terjadinya
Musim penghujan terjadi ketika ada perbedaan antara massa daratan dan suhu samudera yang jaraknya saling berdekatan. Ketidakseimbangan tersebut disebabkan oleh perbedaan cara air dan bumi dalam menyerap panas matahari atau sumber panas lainnya. Air memiliki suhu lebih merata, sedangkan tanah mempunyai variasi dalam menyerap suhu.

Pada periode yang lebih hangat, matahari akan memanaskan tanah dan air. Air mempunyai sifat memantulkan panas dan tanah tidak memiliki sifat tersebut, sehingga tanah akan mengalami peningkatan suhu lebih tinggi dibanding air.

Kondisi tersebut menyebabkan udara di atas bumi memiliki tekanan rendah dan menciptakan udara lembap dari laut yang berhembus ke darat.

Udara lembap yang berada di atas permukaan tanah akan naik lebih tinggi kemudian mengalami pendinginan dan kembali berhembus ke laut. Siklus ini terus berulang hingga udara lembap tersebut membentuk awan di atas daratan dan menghasilkan hujan.

Selanjutnya bulan-bulan lebih dingin akan terjadi peristiwa sebaliknya. Air akan kehilangan panas lebih cepat daripada tanah, sehingga udara di atas daratan lebih hangat dibanding di atas lautan. Kondisi ini mengakibatkan udara mengalir dari darat ke laut dan mengalami presipitasi di atas laut setelah pendinginan.

Jenis Musim Hujan
Musim Hujan Basah dan Kering
Setidaknya ada 2 jenis musim hujan yaitu musim hujan basah dan kering. Musim hujan basah adalah musim hujan yang disertai hujan lebat, sedangkan musim hujan yang kering tidak disertai hujan. Musim hujan basah biasanya terjadi antara bulan April dan September sedangkan musim kering biasanya antara bulan Oktober dan April.

Dalam hal kekuatan keduanya, musim dingin biasanya kurang kuat dari padanan musim panasnya. Musim panas sangat penting karena memberikan air yang sangat dibutuhkan ke beberapa bagian dunia. Sebagai contoh 75% curah hujan tahunan di India dan 50% di Amerika utara berada pada musim panas.

Musim Hujan di Indonesia
Di daerah tropis seperti Indonesia, musim penghujan terjadi bergantian dengan musim kemarau atau musim kering dan dipengaruhi oleh gerak semu matahari tahunan. Pergerakan matahari akan mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah, serta samudera. Perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara.

Umumnya musim hujan terjadi di bumi yang sedang mengalami posisi zenith peredaran semu matahari. Zenith merupakan titik di angkasa yang persis berada di atas titik pengamatan. Posisi ini tergantung oleh arah gaya gravitasi bumi di tempat pengamat berada.

Musim penghujan di Indonesia berlangsung pada bulan Oktober hingga Maret. Pada masa ini curah hujan rata-rata di Indonesia sekitar 1.600 mm setiap tahun. Akan tetapi sebaran tersebut tidak merata, contohnya di Palu dan Timor yang hanya mengalami curah hujan 500 mm sampai 700 mm per tahun.

Kondisi tersebut berbeda dengan kawasan utara Indonesia seperti Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi Riau, Bengkulu dan wilayah Jawa Barat seperti Bogor dan Bandung yang mengalami curah hujan sangat tinggi.

Musim penghujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh El Nino dan La Nina dengan siklus 3 sampai 5 tahunan. Adanya fenomena El Nino menjadikan musim kemarau lebih lama dan sangat kering, sedangkan La Nina menyebabkan curah hujan sangat tinggi dan lebih lama dibanding biasanya.

Pengaruh Pemanasan Global Terhadap Musim Hujan
Studi yang dilakukan pada tahun 2015 menyatakan bahwa pemanasan global menyebabkan efek rumah kaca yang berdampak negatif dan berpeluang merusak tatanan siklus musim hujan. Menurut perkiraan sekitar 50 hingga 100 tahun mendatang, bumi akan mengalami peningkatan curah hujan sangat tinggi pada musim panas atau kemarau.

Peningkatan curah hujan ini disebabkan oleh gas rumah kaca, seperti karbondioksida sehingga meningkatkan kapasitas udara menampung air. Kondisi tersebut menyebabkan bencana banjir di daerah basah. Sedangkan saat musim kemarau di wilayah tertentu akan mengalami kekeringan ekstrem.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Musim Hujan: Pengertian, Ciri, Proses Terjadinya, dan Jenisnya"