Terapi Psikoanalisis: Pengertian, Tujuan, Penggunaan, Manfaat, Cara Kerja, dan Contoh Penerapannya

Pengertian Terapi Psikoanalisis
Terapi Psikoanalisis
Pengertian Terapi Psikoanalisis
Terapi psikoanalitik adalah metode terapi yang digunakan untuk membantu seseorang agar memahami kekuatan bawah sadarnya yang lebih berperan dalam perilaku, pikiran, dan emosi. Jenis terapi ini berdasarkan teori psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud.

Freud memulai psikoanalisis dengan banyak melakukan metode observasi, studi kasus, dan introspeksi. Ia banyak membantu pasiennya untuk mengatasi gangguan psikologis dengan cara asosiasi bebas. Cara inilah yang kemudian berkembang menjadi terapi psikoanalisis.

Teori psikoanalisis pada umumnya digunakan untuk memberi penjelasan mengenai hakikat serta perkembangan kepribadian individu yang mengutamakan aspek-aspek dari dalam diri, seperti motivasi dan emosi dengan asumsi konflik antara aspek-aspek tersebut menandakan kepribadian yang berkembang.

Terapi Psikoanalisis Menurut Para Ahli
1. Mukhlisin (2018), terapi psikoanalisis merupakan teknik dalam penyelesaian konflik internal di dalam diri yang mengganggu perkembangan kepribadian individu dengan cara menyelesaikan masalah pada ego yang berlawanan dengan id.
2. Alang (2021), terapi psikoanalisis dapat diartikan sebagai salah satu teori psikoanalisis yang memberikan intervensi pada individu dengan aturan dasar, yakni individu tersebut harus bersedia untuk jujur kepada terapisnya dan mau mengikuti arahan tanpa ada yang ditutup-tutupi atau dihindari.
3. Counselling Directory, terapi psikoanalisis adalah bentuk terapi yang didasarkan pada teori milik Freud dengan pendekatan pada pikiran bawah sadar yang mempengaruhi pikiran dan perilaku sehingga individu menemukan wawasan dalam penyelesaian masalah yang dirasakan.

Tujuan Terapi Psikoanalisis
Tujuan terapi psikoanalisis adalah untuk melepaskan emosi dan pengalaman yang ditekan, yaitu membuat alam bawah sadar menjadi sadar. Hanya dengan memiliki pengalaman katarsis (yaitu, penyembuhan) orang tersebut dapat ditolong dan "disembuhkan".

Tujuan utamanya yaitu mengangkat konflik (emosi dan motif yang direpresi) ke kesadaran sehingga dapat ditangani dengan cara yang lebih rasional dan realistik.

Psikoanalisa juga bertujuan untuk mengurangi simptom psikopatologi dengan memunculkan pikiran dan perasaan-perasaan yang tertekan atau direpresi ke dalam alam kesadarannya, dengan membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan menggali kembali hal-hal yang terpendam dalam alam ketidaksadarannya sehingga menjadi bagian dari alam kesadarannya.

Penggunaan Terapi Psikoanalisis
Terapi psikoanalitik dapat digunakan untuk mengobati atau mengurangi sejumlah kondisi psikologis yang berbeda yang dapat mengganggu aktivitas sehari hari, termasuk di antaranya,
1. Kecemasan
2. Depresi
3. Permasalahan emosi atau trauma
4. Masalah identitas
5. Masalah harga diri
6. Penegasan diri
7. Gangguan psikosomatis
8. Masalah hubungan
9. Perilaku merusak diri sendiri
10. Masalah seksual, dll.

Manfaat Terapi Psikoanalisis
Terapi psikoanalisis yang diperkenalkan oleh Freud terbukti membantu banyak orang yang mengalami gangguan secara psikologis, maupun gangguan fisik yang disebabkan oleh individu. Berikut adalah beberapa manfaat terapi psikoanalisis di antaranya,
1. Membantu individu untuk membentuk kembali struktur kepribadian serta karakternya dengan membuka kesadaran di dalam diri pasien yang sebelumnya tidak disadari.
2. Mengupayakan kesembuhan pada individu yang mengalami gangguan psikis karena peristiwa yang ia alami di masa anak-anak sehingga tidak mengganggu lagi ketika sudah dewasa.
3. Membuat individu berfokus pada emosi yang sedang dirasakan dan mengganggu kehidupan sehari-harinya.
4. Mengubah individu agar lebih berani menghadapi hal-hal yang ia takuti, seperti perasaan, pikiran, maupun situasi yang menyebabkan rasa stres dengan cara mencari sumber masalahnya.
5. Memahami hubungan antarindividu yang dijalani baik saat ini maupun di masa lalu yang mungkin turut andil dalam adanya gangguan pada kondisi mental.

Cara Kerja Terapi Psikoanalisis
Dilansir dari Psychology Today, terapi psikoanalisis merupakan perkembangan dari teori psikoanalisis milik Freud yang dimodifikasi. Namun, pada terapi lebih difokuskan untuk melepas pikiran, pengalaman, serta emosi yang ditekan oleh individu ke alam bawah sadarnya sehingga umumnya lebih singkat dan tidak seintens konsep analisis Freudian awal.

Cara kerja terapi psikoanalisis berpusat pada hubungan antara terapis dengan pasien. Hal ini serupa dengan konsep kelekatan yang fokusnya adalah kualitas ikatan antara orang tua dengan bayinya; transfer emosi dan kebutuhan di masa lalu yang mempengaruhi masa sekarang; serta resistensi di mana pasien merasa kewalahan terhadap apa yang ia rasakan karena terlalu menyakitkan atau berat sehingga menghindari hal tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk membangun hubungan terlebih dahulu agar pasien dapat lebih nyaman dan tidak berusaha menutup diri. Dengan demikian, proses interview dan observasi berjalan dengan baik dan pasien mampu memahami dirinya sendiri sebagai bentuk proses penyembuhan.

Cara kerja dari terapi psikoanalisis adalah dengan menggali pengalaman dan emosi yang ditekan atau dipendam oleh seseorang di masa-masa awal kehidupannya atau di masa kecilnya serta memunculkan berbagai dorongan yang selama ini tidak disadarinya.

Dalam terapi psikoanalisis, terapis akan menganalisis setiap informasi permasalahan dan kata-kata, pemikiran, serta perasaan yang diungkapkan oleh klien.

Dalam melakukan analisis tersebut, ada beberapa teknik yang biasa digunakan dalam terapi psikoanalisis di antaranya,
1. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah salah satu teknik utama yang digunakan dalam terapi psikoanalisis. Terapi ini dilakukan dengan cara memanggil kembali pengalaman-pengalaman masa lalu klien serta melakukan pelepasan emosi negatif terkait trauma atau pengalaman buruk di masa lalu.

2. Analisis Mimpi
Analisis mimpi adalah bentuk terapi psikoanalisis yang dilakukan dengan jalan menganalisis pesan-pesan atau makna dalam mimpi klien. Hal ini didasarkan pada pandangan Sigmund Freud bahwa mimpi pada dasarnya merupakan pesan dari alam bawah sadar seseorang.

Mimpi berisi ketakutan, keinginan, dan juga berbagai emosi yang secara tidak sadar ditekan dan tidak disadari oleh seseorang.

3. Analisis Resistensi
Analisis resistensi merupakan jenis terapi yang dilakukan dengan melihat resistensi klien atau pasien selama sesi terapi berlangsung.

Menurut Freud, resistensi yang muncul dari pasien atau klien terhadap proses terapi menunjukkan dinamika tak sadar yang digunakan pasien sebagai bentuk pertahanan terhadap kecemasan.

4. Analisis Transferensi
Analisis transferensi adalah teknik terapi psikoanalisis dengan cara pemindahan emosi-emosi terpendam yang ditekan sejak awal masa kecilnya.

Melalui teknik ini, klien akan mampu  untuk menghidupkan kembali masa lalunya sehingga ia bisa memahami bahwasanya dirinya yang sekarang merupakan pengaruh dari masa lalunya.

Contoh Penerapan Terapi Psikoanalisis
Salah satu contoh terapi psikoanalisis yang paling umum ialah asosiasi bebas. Dengan teknik ini, pasien diminta untuk duduk atau berbaring dengan rileks sambil mengutarakan isi pikirannya.

Tujuannya adalah membantu pasien mengungkapkan hal-hal yang terpendam di pikiran bawah sadar yang disebabkan oleh retensi psikologis atau memang secara sengaja ditekan ke alam bawah sadar.

Kata yang pertama kali muncul dari mulut pasien setelah mendengar kata yang disebutkan terapis diharapkan menjadi petunjuk berupa potongan-potongan ingatan dan memberi wawasan ke dalam pikiran bawah sadar klien.

Pasien juga dibebaskan untuk membicarakan apa pun berdasarkan kata atau ide yang diberikan oleh terapis.

Berdasarkan pengalaman Freud, terkadang pasien akan merasakan memori lamanya dengan kuat dan jelas secara emosional. Hal ini menyebabkan klien seperti dapat menghidupkan kembali pengalaman itu dan merasakan kembali kondisi perasaan, suasana, dan waktu pada pengalaman yang dimunculkan.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Terapi Psikoanalisis: Pengertian, Tujuan, Penggunaan, Manfaat, Cara Kerja, dan Contoh Penerapannya"