Rotasi Bulan: Pengertian, Ciri, Proses Terjadinya, Akibat, Manfaat, dan Contohnya

Pengertian Rotasi Bulan
Rotasi Bulan
Pengertian Rotasi Bulan
Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah dari Barat ke Timur. Dibutuhkan jumlah waktu yang sama bagi Bulan untuk menyelesaikan orbit penuh di sekitar Bumi seperti yang diperlukan untuk menyelesaikan satu rotasi pada porosnya. Waktu rotasi Bulan yaitu 27,3 hari, sama seperti waktu orbitnya yang juga 27,3 hari.

Dengan kecepatan orbital rata-rata 1.022 km / s (2.290 mph). Bulan berbeda dari kebanyakan satelit planet lain karena orbitnya dekat dengan bidang ekliptik dan bukan yang utama (dalam hal ini, bidang ekuator Bumi). Bidang orbit Bulan cenderung sekitar 5.1° sehubungan dengan bidang ekliptika, sedangkan bidang ekuator Bulan dimiringkan hanya 1.5 °.

Rotasi Bulan Menurut Para Ahli
1. Universe Today, rotasi bulan adalah situasi yang aneh. Diperlukan jumlah waktu yang sama bagi Bulan untuk menyelesaikan orbit penuh di sekitar Bumi dengan saat yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran pada porosnya. Dengan kata lain, waktu rotasi Bulan adalah 27,3 hari, sama seperti waktu orbitnya: 27,3 hari.
2. Study(dot)Com, bulan berputar di ruang angkasa dalam gerakan yang disebut rotasi. Anehnya, waktu yang diperlukan untuk sekali berputar yaitu sekitar 27 hari (yang jauh lebih lambat dari pengertian rotasi Bumi, yang hanya membutuhkan 24 jam). Hal ini berarti Bulan berjalan mengelilingi Bumi dengan jumlah waktu yang sama untuk berputar.
3. National Geograpic, rotasi bulan adalah waktu yang diperlukan untuk berputar sekali pada porosnya sendiri, membutuhkan jumlah waktu yang sama dengan yang dibutuhkan bulan untuk menyelesaikan satu orbit Bumi, sekitar 27,3 hari. Ini berarti rotasi bulan disinkronkan dengan cara yang menyebabkan bulan menunjukkan wajah yang sama ke Bumi setiap saat.

Ciri Rotasi Bulan
Ciri-ciri yang dapat diamati jika bulan berotasi dan berevolusi adalah perubahan penampakannya yang dapat dilihat dari bumi. Perubahan penampakan bulan ini disebut dengan fase bulan. Terdapat 4 fase bulan di antaranya,
1. Fase bulan mati
2. Fase bulan sabit
3. Fase bulan separuh
4. Fase bulan tiga perempat/ fase bulan penuh

Ke 4 fase bulan tersebut terjadi setiap bulan.

Proses Terjadinya Rotasi Bulan
Ketika Bulan pertama kali terbentuk setelah adanya dampak raksasa, bulan menjadi lebih dekat ke Bumi (20.000 km atau 20 kali lebih dekat daripada sekarang). Keduanya saling tarik satu sama lain sehingga menyebabkan gaya pasang besar.

Air pasang menghasilkan gaya gesekan, yang mengakibatkan perlambatan pada kecepatan rotasi Bumi dan Bulan. Hasilnya adalah momentum sudut menyebabkan Bulan bergerak lebih jauh .

Proses ini masih berlangsung, dengan berkurangnya hari Bumi sebesar 0,0015 milidetik per tahun dan Bulan bergerak menjauh sekitar 3,8 cm per tahun. Bulan tidak lagi memperlambat rotasi seperti pada orbit sinkronik pada Bumi. Itu berarti bahwa waktu yang dibutuhkan lebih lama untuk memutar 360 derajat penuh pada sumbunya seperti pada orbit yang pernah mengelilingi struktur Bumi.

Akibat Rotasi Bulan
Akibat terjadinya rotasi bulan di antaranya,
1. Bulan memperlihatkan permukaan yang sama terjadi Bumi
Bulan memperlihatkan “wajah” atau permukaan yang sama terhadap Bumi karena laju putarannya terkunci secara tidal sehingga disinkronkan dengan laju revolusi (waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu orbit). Dengan kata lain, bulan berputar tepat sekali setiap kali itu mengelilingi bumi.

Kekuatan yang sama yang menciptakan pasang surut di lautan Bumi (dari tarikan gravitasi bulan dan, pada tingkat yang lebih rendah, matahari). Gaya gravitasi bumi pada bulan mengubah bulan menjadi bentuk sedikit prolate, atau sepak bola, di samping itu bentuk intrinsik bulan agak berbentuk telur.

Jika ujung sepak bola/telur tidak menunjuk ke bumi, maka gaya gravitasi mengerahkan torsi yang membuat ujung menunjuk kembali ke arah Bumi (pada kenyataannya, bulan terombang-ambing sejumlah kecil di sekitar keselarasan sempurna.

Keadaan putaran sinkron bulan diperkirakan telah muncul miliaran tahun yang lalu, ketika bulan lebih dekat ke Bumi, dan kekuatan pasang surut jauh lebih kuat daripada saat ini. Gravitasi Bumi mempertahankan keadaan putaran ini bahkan ketika interaksi gravitasi lainnya menyebabkan bulan bergerak ke luar ke jari-jari orbitnya saat ini.

Selain berotasi, bulan juga berevolusi, yaitu gerakan perputaran bulan dalam mengelilingi bumi pada orbit yang berbentuk elips (titik fokus). Oleh sebab itu bulan terus beredar dalam mengelilingi bumi dan akan tampak ada perubahan pada salah satu bagian bulan yang terkena sinar matahari. Revolusi bulan menyebabkan bulan akan terlihat berubah bentuk.

2. Terjadinya pasang dan naik air laut
Gravitasi bulan dapat  berpengaruh terhadap pasang surut air laut di Bumi, seperti gravitasi Bumi mempengaruhi bulan, tapi dikarenakan Bulan mempengaruhi lautan, Bumi menarik keraknya, membentuk pasang pada titiknya terhadap Bumi.

Gravitasi Bumi menarik pasang besar terdekat, mencoba untuk menjaganya tetap sama. Hal itu menyebabkan gesekan pasang yang memelankan perputaran Bulan. Jika tiba saatnya, perputaran tersebut sangat pelan sampai orbit dan rotasinya sama, dan sisi yang sama tampak menjadi pasang, selamanya berpusat pada Bumi.

3. Terjadinya macam-macam fase bulan dan pergerakannya
Saat bulan mengalami rotasi dan revolusi, hal tersebut akan berpengaruh terhadap penampakan Bulan saat mengelilingi Bumi. Inilah yang dinamakan fase Bulan, yang terdiri atas:
a. Fase New Moon (Bulan Baru), yaitu fase ketika Bulan menjadi konjungsi antara Matahari dan Bumi. Akibatnya, pada fase ini Bulan seolah-olah tidak terlihat sama sekali.
b. Fase Waxing Cresent (Hilal awal bulan/bulan sabit awal), yaitu fase ketika bagian Bulan yang terkena cahaya Matahari kurang dari setengah. Akibatnya, pada fase ini di Bumi akan terlihat Bulan menyerupai bentuk seperti sabit.
c. Fase First Quarter (Paruh awal), yaitu fase ketika bagian Matahari yang bersinar tepat terkena di setengah bagian bulan. Akibatnya, pada fase ini di Bumi akan terlihat Bulan berbentuk setengah lingkaran.
d. Fase Waxing Gibbous (Cembung awal), yaitu fase ketika Bulan berada agak “di belakang” bumi, dengan bagian yang terkena cahaya matahari ialah ¾-nya. Akibatnya, pada fase di Bumi akan terlihat Bulan berbentuk cembung (bagian ¾ bulan).
e. Full Moon (Bulan Purnama), yaitu fase ketika Matahari, Bumi, dan Bulan, berada pada satu garis lurus. Akibatnya, pada fase ini bulan terlihat bulat sempurna.
f. Fase Wanning Gibbous (Cembung akhir), yaitu fase ketika Bulan kembali ke fase awal. Bulan terus bergerak ke barat sehingga cahaya matahari sedikit tertutup oleh Bumi. Akibatnya, pada fase ini Bulan terlihat cembung(3/4 bagian bulan) dari Bumi.
g. Fase Third Quarter (Paruh akhir), yaitu fase ketika posisi Bulan telah mencapai ¾ putaran. Karena letaknya, cahaya matahari menyinari setengah bagian Bulan. Akibatnya, pada fase ini dari Bumi, bulan terlihat setengah lingkaran.
h. Fase Wanning Cresent (Hilal akhir bulan/bulan sabit akhir), yaitu ketika Bulan kembali berbentuk sabit. Pada fase ini, Bulan sudah hampir mengitari Bumi sebanyak satu putaran penuh.

4. Perubahan jumlah hari setiap bulan di kalender hijriah
Revolusi Bulan digunakan oleh umat manusia untuk menentukan perhitungan dalam penentuan kalender Hijriah atau yang dinamakan kalender Komariah. Jumlah hari pada kalender Hijriah adalah 30 hari dan 29 hari. Dalam perhitungan kalender Hijriah jumlah 29,5 hari inilah yang menyebabkan ditemukannya tahun kabisat.

Hal itu berbeda dengan kalender Masehi, karena kalender Hijriah lebih cepat 11 hari, yang menimbulkan beberapa hari besar dalam keagamaan umat Islam setiap tahunnya berubah-ubah yaitu lebih cepat 11 hari dari tahun sebelumnya pada kalender Masehi.

5. Terjadinya gerhana Bulan total
Proses terjadinya gerhana Bulan total yaitu gerhana Bulan yang terjadi ketika bayangan dari permukaan Bumi menutup sempurna permukaan bulan sehingga cahaya Matahari sama sekali tidak ada yang dipantulkan ke Bumi.

Macam gerhana Bulan total menyebabkan Bulan terlihat seolah menghilang perlahan dan akhirnya menjadi hitam sempurna. Ketika gerhana Bulan total terjadi, posisi Bulan yaitu berada pada daerah bayangan umbra.

Umbra ialah bayangan inti (bayangan yang sangat gelap) yang terbentuk ketika Matahari, Bumi dan Bulan berada dalam satu garis lurus dan biasa muncul ketika terjadi gerhana bulan.

6. Terjadinya gerhana Bulan sebagian
Gerhana Bulan total yaitu gerhana Bulan yang terjadi ketika tidak semua permukaan Bulan tertutup oleh bayangan dari penampang bumi. Bulan masih terlihat di langit meskipun sebagian besar menjadi gelap sebab sebagian permukaan Bulan berada pada zona bayangan umbra, sedangkan sebagian lagi penumbra.

Panumbra ialah bayangan yang samar-samar (bayangan tambahan) yang berada di sekitar bayangan hitam gelap yang mengenai  permukaan Bulan karena cahaya Matahari yang terhalang oleh Bumi.

7. Terjadinya gerhana Matahari total
Gerhana Matahari total yaitu gerhana Matahari yang terjadi ketika matahari tertutup dengan sempurna oleh bayangan dari bulan. Di langit Matahari terlihat seperti bulatan hitam tanpa ada celah cahaya sedikit pun.

8. Terjadinya gerhana Matahari cincin
Salah satu jenis gerhana Matahari cincin yaitu gerhana Matahari yang terjadi karena ukuran Bulan yang terlihat dari Bumi lebih kecil dari ukuran matahari. Akibatnya, tidak semua cahaya dihalangi oleh permukaan bulan.

Bayangan yang menimpa Bumi hanya sebagian saja, di langit akan terlihat lingkaran yang bentuknya seperti cincin cahaya dari permukaan Matahari yang masih tampak dari Bumi.

9. Terjadinya gerhana Matahari sebagian
Gerhana Matahari sebagian yaitu gerhana Matahari yang terjadi ketika bayangan dari Bulan tidak benar-benar permukaan Bumi jadi gelap sempurna karena piringan Bulan tidak menutup secara sempurna piringan matahari yang terlihat dari bumi.

10. Terjadinya gerhana Matahari hibrida
Proses terjadinya gerhana Matahari hibrida yaitu gerhana yang bergeser dari gerhana Matahari total ke gerhana Matahari cincin.

Pada titik tertentu di permukaan Bumi terlihat proses terjadinya gerhana Matahari total, sedangkan pada titik yang lain akan terlihat gerhana Matahari cincin. Tapi gerhana Matahari yang satu relatif jarang terjadi sepanjang sejarah manusia mengobservasi gerhana.

Manfaat Terjadinya Rotasi Bulan
Terjadinya rotasi bulan tidak memberikan manfaat yang signifikan terhadap kehidupan di bumi. Akan tetapi selain berotasi bulan juga melakukan gerakan lain yaitu mengorbit pada bumi dan bersama-sama dengan bumi mengelilingi matahari.

Periode rotasi bulan sama dengan periode revolusinya dalam mengelilingi bumi, akibatnya rupa bulan yang menghadap bumi selalu sama, yakni hanya separuh muka bulan.

Walaupun hanya separuh muka bulan yang menghadap bumi, tetapi penampang bulan berubah-ubah. Bentuk bulan yang berbeda-beda terjadi ketika bulan mengorbit Bumi dan berputar, cahaya dari Matahari menerjangnya di daerah yang berbeda, mengubah sejauh mana ia terlihat di bumi. Interaksi antara bumi, bulan, dan cahaya dari matahari inilah yang menyebabkan fase bulan.

Contoh Akibat Rotasi Bumi
Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa salah satu akibat rotasi dan revolusi Bulan adalah terjadinya gerhana Matahari cincin. Contoh terjadinya fenomena tersebut misalnya gerhana Matahari cincin yang terjadi pada tanggal 1 September 2016.

Daerah yang dilintasi pergerakan gerhana matahari cincin meliputi Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudera Hindia. Sedangkan di Indonesia, gerhana matahari cincin tersebut sedikit jelas teramati di wilayah Kalianda, Provinsi Lampung.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Rotasi Bulan: Pengertian, Ciri, Proses Terjadinya, Akibat, Manfaat, dan Contohnya"