Konservasi Eksitu: Pengertian, Syarat Pembuatan, Ciri, Contoh, Manfaat, dan Perbedaannya dengan Konservasi Insitu

Pengertian Konservasi Eksitu
Konservasi Eksitu

Pengertian Konservasi Eksitu
Konservasi eksitu adalah konservasi yang melindungi spesies tumbuhan ataupun hewan langka yang terancam punah dengan mengambil dari habitat yang tidak aman dan menempatkannya ke tempat perlindungan manusia.

Dengan kata lain, konservasi eksitu menjadi upaya pelestarian dari setiap keanekaragaman hayati yang berlangsung namun bukan pada habitat aslinya. Kawasan ini sengaja dibuat untuk melindungi spesies yang terancam punah akibat habitat asli yang sudah rusak.

Sehingga apabila spesies tersebut tetap bertahan pada habitat alami akan lebih berbahaya bagi kelangsungan hidupnya. Misalnya dengan mendirikan kebun binatang, kebun raya, dan taman safari.

Syarat Pembuatan Konservasi Eksitu
Pembuatan kawasan konservasi eksitu harus memenuhi syarat tertentu di antaranya,
1. Habitat buatan sesuai dengan habitat asli yang tidak terlalu besar, dan populasinya terbatas
2. Lokasi kawasan tidak jauh dari pemukiman, hal ini dimaksudkan agar spesies tidak dapat dilepaskan secara liar, khususnya satwa. Karena hal tersebut dapat membahayakan manusia.
3. Seseorang yang memasuki kawasan lebih mudah namun harus selalu menaati aturan. Misalnya pada penangkaran dan kebun binatang. Hewan-hewan yang hidup di sana hidup pada tempat yang sudah disediakan dan memiliki jarak interaksi dengan manusia, sehingga kawasan ini aman untuk dikunjungi.
4. Habitat asli dari spesies tersebut juga termasuk tempat yang juga akan mendapatkan perlakuan konservasi. Yaitu dengan langkah reforestasi agar habitat dapat difungsikan seperti sedia kala.

Ciri Konservasi Eksitu
Beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas dari konservasi eksitu di antaranya,
1. Konservasi eksitu bentuk pelestarian yang dilakukan berada di luar habitat hewan/tumbuhan itu berasal.
2. Konservasi esksitu pelestarian dilakukan dengan langkah penanganan yang melibatkan pengelolaan manusia. Misalnya dengan pembentukan taman safari yang dibuat untuk melindungi beragam tumbuhan langka yang hampir punah.

Contoh Konservasi Eksitu
Adapun contoh yang tergolong di dalam konservasi eksitu di antaranya,
1. Bank Gen Benih
Konservasi eksitu dibuat untuk penyimpanan dalam kondisi dingin di mana benih-benih disimpan di bawah suhu dan kelembaban yang terkontrol, ini adalah cara termudah untuk menyimpan plasma bibit tanaman pada suhu rendah.

Benih yang diawetkan dalam kondisi yang terkendali (suhu minus) tetap memungkinkan untuk jangka waktu yang lama.

2. Kriopreservasi
Kriopreservasi adalah aplikasi teknologi terbaru untuk pelestarian bagian arti biotik. Jenis konservasi ini dilakukan pada suhu yang sangat rendah (196 ° C) dalam nitrogen cair. Aktivitas metabolisme organisme ditangguhkan di bawah suhu rendah, yang kemudian digunakan untuk tujuan penelitian.

3. Kebun raya
Kebun raya adalah tempat di mana bunga, buah-buahan dan sayuran ditanam. Kebun raya menyediakan keindahan dan lingkungan yang tenang. Sebagian besar dari mereka sudah mulai memelihara tanaman eksotis untuk tujuan pendidikan dan penelitian.

Selain itu, ekosistem dapat menyusut secara dramatis di daerah tersebut dan kehilangan banyak fungsinya, bahkan jika spesies penyusunnya berhasil bertahan hidup.

Konservasi diperlukan untuk mempelajari semua jenis kehilangan ini, memahami faktor-faktor yang menyebabkannya, mengembangkan teknik untuk mencegah kehilangan, dan, jika memungkinkan, memulihkan keanekaragaman hayati.

Beberapa contoh yang termasuk dalam kebun raya ini sendiri misalnya adalah Kebun Raya Bogor yang ada di Provinsi Jawa Barat.

4. Taman Safari
Salah satu contoh lainnya yang tergolong di dalam konservasi eksitu adalah taman safari yang pengelolaannya untuk pelestarian beragam tumbuhan yang mulai punah di Indonesia.

Taman ini begitu fenomenal lantaran selain sebagai tempat wisata juga difungsikan oleh masyarakat sekitar untuk bisa memberikan keseimbangan lingkungan.

Manfaat Konservasi Eksitu
Terdapat beberapa manfaat konservasi eksitu di antaranya,
1. Melindungi plasma nutfah atau kekayaan genetik
2. Melindungi hilangnya keanekaragaman genetik
3. Melindungi spesies terancam punah (endangered species)
4. Menjaga kelestarian substansi-substansi tertentu yang mungkin dibutuhkan untuk cabang lain.
5. Dapat menjadi tempat pariwisata yang aman dan mudah untuk mengamati kekayaan alam.

Kelemahan Konservasi Eksitu
Adapun beberapa kelemahan konservasi eksitu di antaranya,
1. Masih banyak spesies yang mati akibat adanya perlakuan yang tidak cocok
2. Adanya campur tangan manusia menyebabkan perilaku hewan berubah dan menjadi tidak siap untuk dilepas ke alam liar.
3. Adaptasi dan proses evolusi menjadi terganggu karena manusia mempertahankan keadaan dalam konservasi eksitu.
4. Cukup mahal, termasuk karena adanya biaya perawatan selama konservasi eksitu tersebut ada.

Perbedaan Konservasi Eksitu dan Konservasi Insitu
Perbedaan konservasi eksitu dan konservasi insitu di antaranya,
1. Kalau eksitu pelestariannya di luar habitatnya.
2. Sedangkan insitu pelestariannya berada di habitat aslinya.
3. Kalau eksitu konservasinya dengan cara membuat taman safari, kebun binatang dan kebun raya.
4. Sedangkan insitu konservasinya dengan cara membuat taman nasional, suaka marga satwa serta cagar alam

Baca Juga: Konservasi In Situ: Pengertian, Syarat Pembuatan, Tujuan, Ciri, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Konservasi Eksitu: Pengertian, Syarat Pembuatan, Ciri, Contoh, Manfaat, dan Perbedaannya dengan Konservasi Insitu"