Humanisme: Pengertian, Sejarah, Dasar, Ciri, dan Alirannya

Pengertian Humanisme
Humanisme
Pengertian Humanisme
Humanisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik; paham yang menganggap manusia sebagai objek studi terpenting; aliran zaman Renaissance yang menjadikan sastra klasik (dalam bahasa Latin dan Yunani) sebagai dasar seluruh peradaban manusia; kemanusiaan.

Humanisme adalah pemikiran filsafat yang mengedepankan nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria dalam segala hal. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisional yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnik tertentu.

Humanisme Menurut para Ahli
1. Abraham Maslow
Pandangan yang dimiliki terkait manusia tentang hierarki tingkatan manusia. Setiap orang pasti memiliki keinginan sesuai dengan apa yang kita mampu.

Mulai dari memiliki kenyamanan, keamanan, memahami diri sendiri, dan memahami dengan baik apa potensi yang kita miliki. Semakin baik mengenal diri sendiri maka aktualisasinya akan semakin cepat dan tujuan jelas tercapai dengan maksimal.

2. Arthur Combs
Humanis penerapannya dalam pembelajaran ialah setiap anak memiliki kebebasan dalam belajar. Dalam hal ini seorang guru tidak boleh memaksakan apa pun kepada seorang anak. Siswa belajar sesuai dengan apa yang diinginkan.

Sejarah Humanisme
Sejarah perkembangan paham humanisme dibagi menjadi tiga periode di antaranya,
1. Zaman Antik
Orang romawi 2000 tahun yang lalu menggunakan kata humanis untuk menunjukkan cita-cita yang mengusahakan pengembangan tertinggi etis kultural kekuatan-kekuatan manusia dalam bentuk secara estetik sempurna, bersama dengan sikap baik hati dan kemanusiaan.

Tokoh Cicero (106-43 SM) cita-cita humanisme berkembang dalam Stoa dengan tokoh Seneca dan Marcus Aurelius.

2. Pra-Renaisance
Tahap inilah barangkali kunci kelahiran abad modern, abad ke- 14 Italia dunia kristiani mulai menemukan cita-kemanusiaan Yunani dan Romawi. Seni klasik mulai berkembang terutama patung-patung tubuh manusia memberi sumbangan besar seni di zaman itu.

Manusia mulai ditempatkan sebagai pusat perhatian. Pendidikan dipandang sebagai pengembangan manusia, manusia dianggap tolak ukur kewajaran kehidupan; pada waktu itu teks kuno dalam filsafat mulai diteliti sastra dan diterjemah.

Peran Paus di Roma ikut dalam gerakan diusahakan mendamaikan agama kristiani dengan kebudayaan kuno (Socrates dan Plato). Ciri periode ini adalah wawasan yang luas, optimis penolakan terhadap kepicikan dan keadilan usaha.

Dua tahap humanisme itu merupakan tahap pertama ke arah sekularisasi dunia Eropa tengah dan barat tokoh puncak humanisme adalah Trasmus dan Rotterdam (1466-1536).

3. Tahap Humanisme Modern
Humanisme untuk sebagian bangsa Eropa berpengaruh terutama dalam kehidupan rohani. Mendorong gereja mentransformasikan diri dari dalam dan mencoba ke dalam hidup batin disisi lain.

Di abad 15 dan renaisance diabad 16 kita menyaksikan gerakan pembaharuan religius Eropa. Di Eropa Utara Devotia Moderne mengusahakan pendalaman mistis, kita menyaksikan kelompok yang melakukan tapa.

Kehidupan katolik di abad 16 ditandai oleh kelompok mistik dan hidup rohani, Santa Theresia dan Avila, Santo Johanes dan Cruz dan Santo Ignasius dari Loyola.

Abad pertengahan berakhir sesudah abad pencerahan abad 15 dan 16. Pada saat orang mencari alternatif untuk kebudayaan tradisional (yang sama sekali diresapi suasana kristiani perhatian diarahkan kepada satu-satunya kebudayaan yang lain yang mereka kenal, yaitu kebudayaan Yunani dan Romawi.

Kebudayaan itu sangat mereka dewa-dewakan dan diambil sebagai contoh untuk segala bidang kultural. Humanisme barat berkembang dalam dua bentuk sebagai humanisme moderat dan sebagai humanisme anti agama.

Humanisme moderat menjunjung tinggi keutamaan manusia yang luhur seperti kebaikan hati, kebebasan hati, wawasan yang luas, keterkaitan dengan seni, universalisme (Nilai budi dijunjug tinggi).

Merasa dekat dengan alam, penolakan fatalisme, toleransi positif, Tokoh penyair Jerman Goeth, Schiller serta Wilhelm Von Humbold.

Humanisme anti agama dipahami sebagai takhayul atau keterikatan manusia pada irasionalitas sehingga manusia dapat menemukan dirinya jika ia melepaskan diri dari agama. Tokoh humanisme ateis Ludwig Feurbach (1804-1872) yang memakai agama sebagai keterangan manusia.

Karl Marx memandang agama sebagai candu masyarakat. Disebut juga Friederic Nietzsche, Sigmund Freud (agama sebagai ilusi) dan Jean Paul Sartre.

Rasio dipandang sebagai kekuatan yang dimiliki oleh manusia untuk mengenali realitas, untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi, moralitas, estetika, menentukan arah hidup, perkembangan sejarah, memecahkan masalah ekonomi.

Antroposentrisme humanisme muncul dengan datangnya rasionalisme yang tidak lagi percaya bahwa hukum alam bersifat mutlak. Rasionalisme inilah yang melahirkan renaisance suatu gerakan membangun kembali manusia dari kungkungan mitologi dan dogma.

Cita-cita renaisance adalah mengembalikan kedaulatan manusia yang selama berabad-abad dirampas oleh dewa dan mitologi untuk mengusai nasibnya sehingga kehidupan berpusat pada manusia bukan pada Tuhan.

Dasar Humanisme
Dilansir dari laman Humanist Canada, dasar-dasar Humanisme modern di antaranya,
1. Humanisme itu etis
Ini menegaskan nilai, martabat dan otonomi individu dan hak setiap manusia untuk kebebasan sebesar mungkin yang sesuai dengan hak orang lain. Kaum humanis memiliki tugas untuk merawat seluruh umat manusia termasuk generasi mendatang.

Kaum humanis percaya bahwa moralitas adalah bagian intrinsik dari sifat manusia yang didasarkan pada pemahaman dan kepedulian terhadap orang lain, tidak memerlukan sanksi eksternal.

2. Humanisme itu rasional.
Ia berusaha menggunakan sains secara kreatif, bukan secara destruktif. Kaum humanis percaya bahwa solusi untuk masalah dunia terletak pada pemikiran dan tindakan manusia daripada campur tangan Tuhan. Humanisme menganjurkan penerapan metode sains dan penyelidikan bebas masalah kesejahteraan manusia.

Tetapi kaum humanis juga percaya bahwa penerapan sains dan teknologi harus diimbangi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sains memberi kita sarana, tetapi nilai-nilai kemanusiaan harus menentukan tujuannya.

3. Humanisme mendukung demokrasi dan hak asasi manusia.
Humanisme bertujuan untuk mengembangkan setiap manusia sepenuhnya. Ia berpendapat bahwa demokrasi dan pembangunan manusia adalah masalah hak. Prinsip demokrasi dan hak asasi manusia dapat diterapkan pada banyak hubungan antarmanusia dan tidak terbatas pada metode pemerintahan.

4. Humanisme menegaskan bahwa kebebasan pribadi harus dikombinasikan dengan tanggung jawab sosial.
Humanisme berusaha untuk membangun dunia di atas gagasan tentang orang bebas yang bertanggung jawab kepada masyarakat, dan mengakui ketergantungan dan tanggung jawab kita terhadap alam.

Humanisme demokratis, tidak memaksakan keyakinan kepada para penganutnya. Karena itu, ia berkomitmen untuk pendidikan yang bebas dari indoktrinasi.

5. Humanisme adalah tanggapan atas permintaan yang meluas akan alternatif agama dogmatis.
Agama-agama besar dunia mengklaim didasarkan pada wahyu yang ditetapkan sepanjang masa, dan banyak yang berusaha memaksakan pandangan dunia mereka pada seluruh umat manusia.

Humanisme mengakui bahwa pengetahuan yang dapat diandalkan tentang dunia dan diri kita sendiri muncul melalui proses pengamatan, evaluasi, dan revisi yang berkelanjutan.

6. Humanisme menghargai kreativitas dan imajinasi artistik dan mengakui kekuatan seni yang mengubah.

7. Humanisme menegaskan pentingnya sastra, musik, dan seni visual dan pertunjukan untuk pengembangan dan pemenuhan pribadi.

8. Humanisme adalah gaya hidup yang bertujuan pada pemenuhan semaksimal mungkin melalui penanaman kehidupan etis dan kreatif dan menawarkan cara etis dan rasional untuk mengatasi tantangan zaman kita. Humanisme bisa menjadi gaya hidup semua orang di mana pun.

Ciri Humanisme
Berikut beberapa ciri humanis yang dapat dilihat secara langsung di antaranya,
1. Mementingkan kepentingan manusia
Kepentingan individu merupakan sesuatu yang paling dihargai. Setiap individu akan mendahulukan kepentingan pribadinya dan kurang memiliki kepedulian dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut sesuai dengan definisi awal bahwa manusia ialah objek yang sangat penting.

2. Pendekatan berfokus pada kepentingan manusia
Hal-hal yang dilakukan selalu berkaitan dengan kebutuhan manusia. Kepentingan tersebut berkaitan dengan hal-hal lain yang diprioritaskan oleh masing-masing individu. Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting dan harus didahulukan dari pada kepentingan lain.

3. Menikmati hidup di masyarakat
Hidup yang telah berjalan harus dinikmati sebaik mungkin agar tidak merasa hidup sia-sia. Hal ini merupakan kunci utama seseorang yang menganut paham humanis. Tidak ada paksaan apapun dalam melakukan segala tindakan dan memenuhi keinginan sesuai dengan kemampuannya.

4. Keterampilan dan kemampuan membangun fisik yang positif
Seorang humanis akan selalu berusaha berpikir positif dan menikmati hidup. Hal tersebut akan memberikan dampak yang baik kekuatan fisik, baik langsung atau tidak langsung.

Dampak yang timbul membutuhkan beberapa kali kegiatan agar dapat mencapai keinginan tertentu serta menguasai keterampilan yang telah ada dalam diri kemudian dikembangkan.

5. Setiap orang diharapkan dapat memahami dirinya sendiri
Setiap orang dituntut memahami diri sendiri agar tidak mendapat paksaan dari pihak mana pun. Paksaan merupakan salah satu hal yang tidak sesuai dengan paham humanis.

Tidak ada saling menyakiti karena kesadaran pentingnya saling menghormati dan memahami diri sendiri.

Aliran Humanisme
Humanisme modern terbagi pada dua aliran di antaranya,
1. Humanisme keagamaan
Berakar dari tradisi Renaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.

2. Humanisme sekuler
Mencerminkan bangkitnya globalisme, teknologi, dan jatuhnya kekuasaan agama. Humanisme sekuler juga percaya pada martabat dan nilai seseorang dan kemampuan untuk memperoleh kesadaran diri melalui logika.

Orang-orang yang masuk dalam kategori ini menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat-istiadat dan agama setempat.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Humanisme: Pengertian, Sejarah, Dasar, Ciri, dan Alirannya"