Ekosistem Sawah: Pengertian, Ciri, Komponen, Rantai Makanan, dan Berbagai Permasalahannya

Pengertian Ekosistem Sawah
Ekosistem Sawah
Pengertian Ekosistem Sawah
Ekosistem sawah adalah ekosistem lahan basah buatan, yang memiliki bentuk keanekaragaman hayati yang tinggi karena banyak terjadi interaksi antar sesama makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungan.

Ekosistem sawah berupa sejumlah lahan yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija,  atau tanaman budidaya lainnya. Di mana perihal inilah kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi.

Ekosistem sawah terdiri dari air permukaan, lapisan tanah yang dibajak, dan lapisan tanah bagian bawah (subsoil). Lapisan tanah yang dibajak dibagi menjadi dua lapisan; lapisan tanah teroksidasi tipis dan lapisan tanah tereduksi. Lapisan-lapisan tanah ini dihubungkan oleh air yang meresap.

Selain itu, akar padi dikembangkan dan residu tanaman seperti jerami padi dan tunggul setelah panen padi dimasukkan ke dalam lapisan tanah yang dibajak. Mikrosit ini adalah habitat yang berbeda untuk mikroorganisme, dan komunitas mikroba yang unik mendiami tergantung pada mikrosit.

Lahan sawah mempunyai fungsi yang beragam. Maka tidak heran, tidak hanya sebagai penghasil tanaman padi, sawah juga berfungsi secara internal dan eksternal. Potensi sawah yang luas menjadikan ekosistem jenis ini dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.

Ekosistem Sawah Menurut Para Ahli
1. Watanabe dalam Litbang Deptan (2010), ekosistem sawah adalah suatu jenis ekosistem buatan dan suatu jenis habitat khusus yang mengalami kondisi kering dan basah tergantung pada ketersediaan air.
2. Macmillan Dictionary, ekosistem sawah adalah sebuah ladang tertutup air yang digunakan untuk menanam padi.
3. Wikipedia, ekosistem sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi. Untuk keperluan pertumbuhan padi tersebut, sawah harus mampu menyangga genangan air, karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Pengairan sawah dilakukan melalui sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.

Ciri Ekosistem Sawah
Ekosistem sawah terdiri dua komponen, yaitu komponen biotik dan abiotik, yang mana kedua-duanya menjadi ciri utama dari ekosistem sawah. Berikut beberapa ciri dari ekosistem sawah di antaranya,
1. Ekosistem berada di daratan dengan permukaan yang rata dan biasanya terletak di dataran tinggi.
2. Adanya makhluk hidup yang beradaptasi dengan dataran tinggi atau pegunungan.
3. Areanya berlumpur dan juga selalu digenangi air.
4. Biasanya akan ditumbuhi tanaman padi, yang kemudian bisa dipanen tergantung musimnya.
5. Terjadi/ adanya rantai makanan.

Komponen Ekosistem Sawah
Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang berupa makhluk hidup. Contoh komponen biotik dalam ciri ekosistem sawah di antaranya,
1. Produsen
Produsen ialah organisme yang dapat menghasilkan atau membuat makanannya sendiri. Produsen dalam suatu ekosistem yaitu tumbuhan, yang mampu melakukan fotosisntesis. Pada ekosistem sawah, tumbuhan yang berperan sebagai produsen bisa dibedakan menjadi dua di antaranya,
a. Tumbuhan primer, ialah tumbuhan yang memang sengaja di tanam untuk agar berbuah dan hasilnya bisa di ambil. Beberapa jenis tumbuhan primer misalnya padi, kedelai, jagung, kacang cabai dan lainnya.
b. Tumbuhan sekunder, ialah jenis tumbuhan yang akan menempel pada tumbuhan primer. Tumbuhan sekunder biasanya dikenal dengan tumbuhan liar. Beberapa jenis tumbuhan sekunder misalnya rumput dan semak – semak.

2. Konsumen
Konsumen ialah organisme yang membutuhkan produsen sebagai sumber makanannya karena tidak dapat membuat makanannya sendiri. Dalam ekosistem sawah, konsumen bisa dibedakan menjadi dua di antaranya,
a. Herbivora (konsumen primer), merupakan hewan pemakan tumbuhan dan pemakan biji-bijian atau dalam rantai makanan biasanya dinamakan konsumen primer. Contoh herbivora misalnya tikus, serangga, burung pipit, dan lainnya.
b. Karnivora (konsumen sekunder), merupakan hewan pemakan daging atau dalam rantai makanan biasanya dinamakan konsumen sekunder. Contoh karnivora misalnya katak, elang, ular dan lainnya.

3. Pengurai
Penguraian ialah organisme yang berperan dalam menguraikan berbagai macam sisa organisme hidup yang telah mati menjadi zat organik.

Zat organik itulah yang berguna untuk kesuburan tanah. Sehingga unsur hara tanah menjadi semakin baik, yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas tumbuhan. Contoh pengurai dalam ekosistem sawah misalnya cacing, bakteri dan jamur.

4. Manusia
Manusia merupakan salah satu faktor dalam contoh lingkungan abiotik yang justru berperan besar dalam mengolah dan mengelola ekosistem sawah itu sendiri. Manusia bisa melakukan berbagai upaya untuk tetap mempertahankan keseimbangan ekosistem sawah.

Misalnya melakukan upaya pembibitan, pengairan, penyiangan terhadap gulma tanaman, pembasmian hama tanaman, dan berbagai aktivitas lainnya agar ekosistem sawah mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Komponen Abiotik
Komponen abitotik adalah komponen dalam ekosistem yang berupa segala sesuatu yang tidak hidup tapi turut berpengaruh terhadap berjalannya siklus energi yang ada di sawah. Contoh komponen abiotik dalam ekosistem sawah di antaranya,
1. Tanah
Tanah merupakan komponen abiotik utama bagi tanaman, tak terkecuali tanaman yang ditanam di sawah, karena tanah berperan utama sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Oleh sebab itu, berbagai jenis tanah harus dikelola dengan baik, misalnya dengan cara dibajak, agar kesuburannya tetap terjaga dan mendukung untuk dijadikan sebagai tempat bercocok tanam.

2. Nutrisi dalam tanah
Pada dasarnya tanah bukan hanya berperan penting sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tapi nutrisi yang terkandung di dalamnya, seperti fosfor, kalium, kalsium, dan mineral-mineral lainnya sangat penting dalam menunjang tumbuh kembang tanaman. Nutrisi tersebut bisa diperoleh melalui pemupukan, baik pupuk organik maupun pupuk yang anorganik.

3. Air
Selain nutrisi, air tentunya juga tak kalah penting dalam menunjang tumbuh kembang tanaman karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan. Bahkan bukan hanya tanaman, semua organisme hidup memerlukan air.

Dalam ekosistem sawah, air bisa diperoleh melalui berbagai sumber yang dialirkan melalui saluran irigasi ke pematang-pematang sawah. Air irigasi bisa berasal dari sungai, waduk atau bendungan, atau bisa juga bergantung pada air hujan.

4. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang sangat berperan penting dalam fotosintesis tanaman.  Fotosintesis ialah proses pembuatan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan hijau melalui proses biokimia pada klorofil dengan bantuan cahaya matahari.

Dalam proses tersebut, energi dari cahaya matahari bereaksi dengan 6 molekul karbon dioksida (CO2) dan 6 molekul air (H2O) untuk menghasilkan 1 molekul glukosa (C6H12O6) dan 6 molekul oksigen (O2).

5. Suhu
Suhu ialah kondisi yang menunjukkan derajat panas atau dingin suatu benda atau lingkungan.  Suhu turut berpengaruh secara langsung/tidak langsung terhadap kehidupan tanaman pada ekosistem sawah.

Peran suhu tersebut dalam ekosistem di antaranya mempengaruhi proses metabolisme makhluk hidup, mempengaruhi kondisi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, mempengaruhi dekomposisi bahan organik, mempengaruhi ketersediaan oksigen dan karbon dioksida di lingkungan mempercepat proses penguapan.

6. Kelembaban
Kelembaban ialah kadar air yang terdapat di udara. Kelembaban berpengaruh terhadap proses penguapan air dari permukaan tubuh makhluk  hidup. Laju penguapan mempengaruhi ketersediaan air di dalam tubuh makhluk  hidup.

Masing-masing makhluk hidup memiliki respons yang berbeda-beda terhadap kelembaban lingkungan yang berbeda-beda pula. Kelembaban berperan dalam mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan tubuh organisme yang selanjutnya mempengaruhi kemampuannya untuk bertahan terhadap kekeringan.

7. Angin
Angin ialah udara yang bergerak karena adanya perbedaan suhu di antara dua tempat. Kekuatan angin akan mempengaruhi karakter tumbuhan. Daerah yang biasa dengan tiupan angin yang kencang/kuat, maka hanya dapat ditempati oleh tumbuhan yang liat dan berakar kuat. Selain itu, angin juga bisa berperan dalam sebagai alat penyebaran biji dan spora.

8. Udara
Udara juga memiliki peran penting dalam ekosistem sawah, di antaranya nitrogen yang berfungsi untuk membentuk protein, karbondioksida yang berfungsi untuk membantu tanaman dalam melakukan fotosintesis yang dapat menghasilkan oksigen. Oksigen inilah yang berfungsi bagi makhluk hidup lainnya untuk bernafas.

Rantai Makanan Ekosistem Sawah
Berikut beberapa contoh dari rantai makanan yang biasa terjadi di area persawahan
1. Cahaya matahari ~> Tanaman padi ~> Tikus ~> Ular ~> Elang ~> Penguraian.
2. Cahaya matahari ~> Tanaman padi ~> burung pipit ~> Ular ~> Elang ~> Penguraian.
3. Cahaya matahari ~> Tanaman padi ~> Belalang ~> Katak ~> Ular ~> Elang ~> Penguraian

Ekosistem Sawah dan Berbagai Permasalahannya
Pada dasarnya, ekosistem sawah adalah ekosistem buatan manusia, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Tumbuhan yang dibudidayakan dalam ekosistem sawah umumnya merupakan produk pertanian, seperti padi sebagai sumber makanan manusia.

Menurut buku Ilmu Pengetahuan Alam yang disusun oleh Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti, dan Siti Nurul Hidayati, sebenarnya padi bukan hanya sumber makanan bagi manusia, melainkan juga bagi makhluk hidup lainnya, salah satu contohnya adalah serangga.

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya aliran energi dan materi dari padi ke beberapa makhluk hidup lain, yang mengakibatkan menurunnya jumlah sumber makanan pokok manusia.

Banyaknya serangga yang datang mencari makanan pada ekosistem sawah, justru mengundang kehadiran katak pemangsa serangga. Akibatnya, para petani juga harus berhadapan dengan katak yang banyak berada di sawah.

Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas pertanian para petani. Oleh sebab itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, petani melakukan berbagai macam cara di antaranya,
1. Memberi jarak antar satu tanaman padi dengan padi yang lainnya, untuk mencegah tanaman padi dari hama wereng yang akan mudah timbul apabila padi ditanam berdekatan.
2. Sengaja melepaskan hewan pemakan hama, seperti laba-laba untuk memakan hama wereng, hingga ular untuk memakan tikus sawah yang sangat mengganggu.
3. Memasang orang-orangan di area persawahan, untuk menakut-nakuti burung yang suka singgah di atas tanaman petani.
4. Memberikan pupuk dengan kualitas bakteri khusus, yang akan memberikan nutrisi sekaligus menyediakan proteksi lebih bagi tanaman padi dari serangan hama.
5. Memberikan pupuk kimia dan yang sesuai dengan takaran agar tidak merusak ekosistem sawah.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Ekosistem Sawah: Pengertian, Ciri, Komponen, Rantai Makanan, dan Berbagai Permasalahannya"