Arca: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Ciri, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Arca
Arca Ganesha
Pengertian Arca
Arca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah patung yang terutama dibuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk orang atau binatang. Istilah arca diartikan sebagai sebuah produk seni dalam konteks kajian peradaban agama Hindu-Buddha di Indonesia.

Arca merupakan batuan yang dibentuk seperti patung, akan tetapi memiliki fungsi keagamaan yang begitu kuat. Dalam agama Hindu, arca juga sering kali dibuat untuk menggambarkan dewa-dewi besar. Misalnya arca Dewa Wisnu, Dewa Siwa, Dewi Saraswati, dan Dewi Durga.

Dalam Agama Buddha, arca berfungsi untuk menggambarkan Boddhisatya, sang penggagas Agama Buddha. Selain itu, arca juga menjadi bagian daripada salah satu jenis patung tertentu yang mewakili seseorang, binatang, atau makhluk hidup lainnya, baik yang ada secara nyata maupun dalam mitos.

Fungsi Pembuatan Arca
Sedangkan untuk fungsi pembuatan arca di antaranya,
1. Memberikan persembahan atau sesaji
Arca pada dasarnya memilik fungsi yaitu mampu memberikan persembahan atau sesaji. Artinya dengan adanya wujud arca yang jelas dan nyata ini, maka masyarakat bisa melakukan persembahan atau memberikan sesaji pada benda yang bisa dilihatnya secara konkret.

Maka dari itu arca ini sangat berfungsi sebagai media persembahan dalam sebuah kepercayaan masyarakat pada zaman dahulu.

2. Sebagai perwujudan dewa atau dewi
Fungsi arca yang berikutnya yaitu dijadikan sebagai wujud dewa-dewi baik dari postur tubuh, atribut atau hal lain yang berpengaruh pada peningkatan sebuah kepercayaan dalam diri masyarakat.

Artinya dengan wujud arca inilah maka masyarakat lebih menanamkan pada dirinya tentang adanya dewa-dewi yang perlu disembah.

Tujuan Pembuatan Arca
Tujuan pembuatan arca ini di antaranya,
1. Sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya
Arca bukanlah sebuah patung biasa yang dibentuk dengan keindahan semata. Akan tetapi tujuan dibentuknya sebuah arca ialah digunakan sebagai sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Sebagai informasi pada zaman sejarah dahulu, belum ada perkembangan yang memberikan pemahaman pada manusia tentang sebuah agama.

Dengan demikian kemampuan serta kepercayaan yang ada pada diri manusia akan keyakinan penyembahan tuhan tersebut diletakan pada sebuah arca yang telah dibentuk dan dipercaya bahwa arca merupakan dewa-dewi yang bisa memberikan kebahagiaan dan keselamatan.

2. Sebagai media keagamaan
Tujuan pembuatan arca yang selanjutnya ialah sebagai media keagamaan. Arca merupakan wujud patung yang bukan hanya menampilkan nilai keindahan semata.

Akan tetapi sebuah arca yang telah dibentuk ini akan diilhami kemuliaan raja dan dianggap oleh masyarakat sebagai wujud dewa-dewinya yang harus disembah. Sehingga dengan begitu arca ini pulalah yang membawa manusia mulai mengenal kepercayaan namun belum sampai pada tahap perkembangan yang lebih maju.

3. Merefleksikan dewa-dewi yang mereka sembah
Pembuatan arca juga bertujuan untuk merefleksikan dewa-dewi yang masyarakat sembah pada zaman sejarah dahulu.

Melalui wujud arca yang bisa dilihat secara nyata, maka masyarakat akan lebih percaya dan menganggap bahwa arca yang ada di hadapannya ialah dewa-dewi yang selama ini mengisi hati mereka untuk mengenal kepercayaan dan meyakini bahwa arca itulah yang membantu mereka dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan dalam hidup.

4. Arca bertujuan untuk peningkatan sarana meditasi
Arca yang dianggap sebagai wujud dari adanya dewa-dewi ini membuat masyarakat menganggap bahwa benda ini merupakan benda yang sakral dan dijadikan sebagai benda yang disembah dan sarana untuk meditasi.

Tujuannya agar masyarakat bisa lebih fokus dan meyakini bahwa dengan adanya wujud arca ini pulalah, mereka bisa mengenal dewa-dewinya. Maka dari itu pembuatan arca tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan. Melainkan harus penuh pemikiran yang matang dan dijadikan sebagai benda keagamaan.

Ciri Arca
Arca memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan patung biasa yang dibuat secara bebas sesuai keinginan seniman pematungnya. Ciri-ciri dari arca dewa-dewi, buddha, bodhisattwa atau makhluk spiritual tertentu dinamakan laksana.

Laksana ialah atribut atau benda-benda tertentu yang dibawa oleh arca tersebut sebagai penciri baginya. Bahkan dalam ikonografi seni Hindu dan Buddha, laksana mendapatkan kesepakatan.

Berikut beberapa contoh laksana atau ciri-ciri atribut dewa-dewa atau tokoh spiritual lain di antaranya,
1. Shiwa
Ciri-cirinya arca Dewa Shiwa yaitu mempunyai mata ketiga di dahinya, pada bagian mahkotanya terdapat bulan sabit dan tengkorak yang dinamakan Ardhachandrakapala, terdapat upawita (tali kasta) ular naga. Pakaian yang dikenakan yaitu berupa cawat kulit harimau yang ditampilkan dengan ukiran kepala dan ekor harimau di pahanya.

Arca Dewa Shiwa memiliki empat tangan yang membawa atribut yaitu trisula, aksamala (tasbih), camara (pengusir lalat), dan kamandalu (kendi). Wahana atau kendaraan Dewa Shiwa adalah Nandi.

2. Wisnu
Ciri-ciri arca Dewa Wisnu yaitu memakai mahkota agung jatamakuta, memiliki empat tangan yang membawa atribut yaitu chakra (piringan cakram), cengkha (cangkang kerang bersayap), gada, dan buah atau kuncup bunga padma. Wahana atau kendaraan Dewa Wisnu adalah Garuda.

3. Brahma
Ciri-ciri arca Dewa Brahma yaitu memiliki empat kepala pada tiap penjuru mata angin, memakai mahkota agung jatamakuta, memiliki empat tangan yang membawa atribut yaitu kitab, aksamala (tasbih), camara (pengusir lalat), dan buah atau kuncup bunga padma. Wahana atau kendaraan Dewa Brahma adalah Hamsa (angsa).

4. Agastya
Agastya merupakan salah satu bagian archa yang digolongkan sebagai perwujudan Dewa Shiwa sebagai resi brahmana pertapa yang digambarkan pria tua berjanggut dan berperut buncit, memegang aksamala, kamandalu, dan trisula.

5. Ganesha
Ganesha merupakan Putra Dewa Shiwa yang berwujud manusia berkepala gajah. Ciri-ciri arca Ganesha yaitu memiliki empat tangan. Tangan belakangnya memegang aksamala dan kampak, sedangkan tangan depannya memegang mangkuk yang dihirup dengan belalainya, serta potongan gadingnya.

6. Durga
Dewi Durga ialah istri Dewa Shiwa yang diwujudkan sebagai Mahisashuramardhini atau pembunuh ashura banteng, dengan posisi menindas raksasa banteng. Ciri-ciri arca Dewi Durga yaitu digambarkan sebagai wanita cantik yang memakai busana kebesaran.

Ciri-ciri lainnya yaitu memiliki 8 atau 12 tangan yang memegang beragam senjata seperti pedang, perisai, chakra, cengkha, parang busur panah, anak panah, dan tangan yang menjambak rambut Mahisashura serta menarik ekornya. Wahana atau kendaraan Dewa Durga adalah Singa.

7. Laksmi
Dewi Laksmi merupakan istri Dewa Wisnu. Dewi Laksmi ialah dewi kemakmuran dan kebahagiaan. Ciri-ciri arca Dewi Laksmi yaitu digambarkan sebagai wanita cantik dalam busana kebesaran, memiliki dua atau empat tangan yang memegang padma (teratai merah).

8. Saraswati
Dewi Saraswati merupakan istri Dewa Brahma. Dewi Saraswati ialah dewi pengetahuan dan kesenian. Ciri-ciri arca Dewi Saraswati yaitu digambarkan sebagai wanita cantik yang memakai busana kebesaran, memiliki empat tangan yang memegang alat musik sitar, aksamala, dan kitab lontar. Wahana atau kendaraan Dewi Saraswati adalah hamsa (angsa).

9. Wairocana
Wairocana merupakan Buddha penguasa pusat zenith. Ciri-ciri arca Wairocana yaitu digambarkan sebagai Buddharupa yang duduk dalam posisi bersila atau duduk dengan mudra (sikap tangan) dharmachakra mudra atau witarka mudra.

10. Awalokiteswara
Arca Awalokiteswara memiliki ciri-ciri yaitu memakai mahkota agung jatamakuta yang di bagian di tengahnya terukir Buddha Amitabha. Ciri-ciri lainnya yaitu memiliki dua atau empat tangan yang membawa atribut berupa buah atau kuncup bunga padma.

11. Maitreya
Ciri-ciri arca Maitreya yaitu memakai mahkota agung jatamakuta yang di tengahnya terukir stupa.

12. Prajnaparamita
Dewi Prajnaparamita merupakan Dewi Kebijaksanaan Budha. Ciri-ciri arca Prajnaparamita yaitu digambarkan sebagai wanita cantik yang memakai busana kebesaran, duduk bersila dalam posisi teratai dengan mudra dharmachakra (memutar roda dharma).

Lengan kiri  arca Prajnaparamita menggamit batang bunga teratai yang di bagian atasnya terdapat naskah lontar kitab Prajnaparamita sutra.

Jenis Arca
Dalam dunia keagamaan Indonesia, dikenal 3 jenis arca, yaitu arca peninggalan agama Hindu, arca peninggalan agama Buddha, dan arca agama Kristen (terutama Katolik).
1. Arca dalam Agama Hindu
Dalam agama Hindu, arca sama dengan Murti, yang merujuk pada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (murta). Murti bisa diartikan sebagai  manifestasi atau perwujudan dari aspek ketuhanan (dewa-dewi). Murti biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang memiliki fungsi sebagai sarana dan sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan.

Orang-orang Hindu percaya bahwa murti pantas dipuja sebagai fokus pemujaan kepada Tuhan setelah roh suci dipanggil dan bersemayam di dalamnya. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan persembahan atau sesaji. Perwujudan dewa atau dewi, baik dalam hal sikap tubuh, atribut, atau proporsinya harus mengacu pada tradisi keagamaan yang bersangkutan.

Arca tidak selalu ditemukan berdekatan dengan sebuah candi. Candi bisa jadi mempunyai sebuah arca, tapi sebuah arca belum tentu ada dalam sebuah arti candi. Terdapat 3 jenis arca berdasarkan kuantitas pemujanya di antaranya,
a. Arca Istadewata, ialah arca yang dimiliki oleh perseorangan, sehingga bisa dibawa ke mana-mana.
b. Arca Kuladewata, ialah arca yang dimiliki oleh sebuah keluarga, sehingga biasanya terdapat di rumah-rumah.
c. Arca Garbadewata, ialah arca yang dipuja oleh banyak orang, dalam hal ini masyarakat.

2. Arca dalam Agama Buddha
Bukan hanya dalam agama Hindu, ternyata murti juga dimuliakan dalam agama Buddha, terutama dalam mazhab Mahayana ketika beribadah murti dijadikan sebagai sasaran pemujaan atau fokus meditasi.

Pemujaan murti memang sangat dianjurkan dalam ajaran Hindu dan Buddha, khususnya pada masa Dwapara Yuga. Hal itu sebagaimana yang telah disebutkan dalam naskah PaƱcaratra. Dalam ajaran agama Buddha, arca yang merupakan perwujudan Buddha Gautama dinamakan dengan Buddharupa.

Dalam agama Budha, biasanya arca dewa-dewi atau boddhisatwa memakai perhiasan yang mewah, seperti jamang, subang atau anting-anting, jatamakuta atau mahkota, gelang, cincin, kelat bahu, upawita, pending, ikat pinggang, ikat perut, ikat pinggul, dan gelang kaki.

Contoh Arca
Berikut ini contoh-contoh arca peninggalan Kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan Budha terbesar di Indonesia pada masa kerajaan di antaranya,
1. Patung Penjaga Gerbang
Sepasang patung penjaga gerbang tersebut berasal dari abad ke-14 dari kuil Majapahit di Jawa Timur. Saat ini patung penjaga gerbang disimpan di Museum of Asian Art, San Francisco-Amerika Serikat.

2. Arca Ratu Suhita
Arca Ratu Suhita dibuat dengan tujuan untuk menggambarkan Ratu Suhita yang memerintah antara tahun 1429-1447. Arca ini ditemukan di Tulungagung, Jawa Timur. Saat ini disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia.

3. Arca Ganesha
Penemu Arca Ganesha ialah seorang warga Nganjuk yang sedang melakukan kerja bakti untuk memperbaiki pipa saluran air yang terletak di pekarangan rumahnya, yang kebetulan memang berdekatan dengan punden atau tempat yang dikeramatkan.

Menurut salah seorang warga yang menemukan arca tersebut, mengatakan bahwa saat menggali tanah, alat penggali yang digunakannya membentur benda karas. Karena merasa curiga, maka benda tersebut digali dan ditemukanlah arca Ganesha.

4. Arca Minak Jinggo
Terdapat reruntuhan candi yang terbuat dari batu andesit di Desa Ungah-unggahan, Trowulan, sebelah Timur kolam Segaran. Batu andesit menjadi bahan bangunan candi yang tidak lazim digunakan pada candi-candi di kawasan Trowulan, yang sebagian besar menggunakan bahan dasar berupa batu bata merah.

Dari lokasi reruntuhan candi tersebut ditemukan sebuah arca Garudha, tapi masyarakat setempat serta berita-berita tradisi yang berkembang menyebutnya sebagai arca Minak Jinggo. Arca Minak Jinggo diyakini sebagai perwujudan dari Raja Blambangan.

5. Patung Hutan Baluran
Patung Hutan Baluran ditemukan di Hutan Baluran Situbondo, Jawa Timur, tepatnya pada tanggal 10 Maret 2013.

Patung tersebut akhirnya dipastikan keasliannya sebagai benda purbakala, yang dinyatakan sebagai Patung Dewi Laksmi dan merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Arca yang satu ini bisa dibilang unik sebab ditemukan di Wilayah Kekuasaan Kerajaan Majapahit Timur yang belum pernah tersentuh peninggalan bersejarahnya sama-sekali.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Arca: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Ciri, Jenis, dan Contohnya"