Psikologi Keluarga: Pengertian, Konsep Dasar, Ruang Lingkup, Perspektif, Fungsi, dan Manfaatnya

Pengertian Psikologi Keluarga
Psikologi Keluarga
Pengertian Psikologi Keluarga
Psikologi keluarga adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan dalam interaksi individu-individu dalam sebuah jaringan ikatan darah atau perkawinan. Psikologi keluarga juga bisa diartikan sebagai keilmuan yang mempelajari kejiwaan dalam keluarga.

Psikologi Keluarga Menurut Para Ahli
1. Hill, psikologi keluarga adalah suatu rumah tangga dengan hubungan darah atau perkawinan sebagai tempat diselenggarakannya fungsi ekspresif keluarga bagi individu ke individu yang ada di dalamnya.
2. Burgess dan Locke, psikologi keluarga merupakan sekelompok individu yang terikat oleh perkawinan atau darah dengan struktur ayah, ibu, anak perempuan, anak laki-laki dan lain sebagainya serta memiliki kebudayaan yang dipertahankan.

Konsep Dasar Psikologi Keluarga
Ilmu psikologi keluarga merupakan pemahaman mengenai pola atau interaksi sosial di dalam keluarga. Keluarga sendiri terdiri dari beberapa individu yang bisa diisi dari dua generasi, tiga generasi, empat generasi atau bahkan lebih. Untuk memahami semua itu, konsep dasar ilmu psikologi keluarga di antaranya,
1. Peranan Ayah dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga
Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak-anak berperan mencari nafkah, pendidik, pelindung, sebagai pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota dari kelompok sosialnya. Ia juga sebagai anggota masyarakat di lingkungannya.

2. Peranan Ibu dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga
Sedangkan ibu memiliki peran sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu memiliki peranan mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya sebagai anggota masyarakat di lingkungannya. Ia juga sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

3. Peranan Anak dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga
Anak memiliki peran melaksanakan peranan psikologi sosial sesuai dengan perkembangannya. Baik itu berdasarkan perkembangan fisik, mental, sosial hingga perkembangan spiritual anak tersebut.

Ruang Lingkup Psikologi Keluarga
1. Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah kunci utama dalam menjalin suatu hubungan (Olson & Skogrand, 2011). Komunikasi adalah fondasi paling utama sebelum hal-hal lainnya terbentuk. Tujuan dari komunikasi adalah mengungkapkan apa yang dirasakan pada orang lain dalam bentuk verbal maupun nonverbal.

Komponen paling penting dalam berkomunikasi adalah mendengarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Ada tiga bentuk mendengarkan, pertama adalah persuasive listening di mana seseorang hanya tertarik dengan isi pesan yang disampaikan.

Kedua adalah directive listening, di mana seseorang mendengarkan orang lain yang sedang berbicara sambil menuntun. Ketiga dan yang paling baik adalah attentive listening yaitu mendengarkan dengan seksama.

2. Komitmen dan Intimasi
Olson & Skogrand (2011) menyebutkan terdapat enam kualitas kunci utama dari keluarga yang sehat. Di antaranya adalah komitmen, penghargaan dan kasih sayang, komunikasi positif, dan waktu yang menyenangkan bersama-sama.

Selain itu, juga termasuk kesejahteraan spiritual serta kemampuan mengatasi stres dan krisis. Seperti yang kita tahu, komitmen termasuk salah satu kualitas kunci utama tersebut.

Komitmen adalah perwujudan kasih sayang terhadap seseorang secara kognitif. Apabila hubungan menunjukkan hal yang positif, maka komitmen akan terus berkembang dan meningkat.

Di sisi lain, ketika hubungan menunjukkan hal yang negatif, maka komitmen akan hilang. Umumnya, orang-orang mengekspresikan komitmen ketika hubungan berlanjut ke arah yang lebih serius (pernikahan) dan tetap bertahan di masa-masa sulit.

Dalam sudut pandang perkawinan, komitmen emosional terikat secara legal di antara dua orang yang menikah. Selain komitmen, diiringi juga dengan keintiman emosional, fisik, hingga membantu pasangan dalam berbagi tugas dan mencari sumber ekonomi.

Anggota keluarga yang kuat menunjukkan komitmen yang kuat pula. Bentuk komitmen keluarga terwujud dalam kesetiaan, meluangkan waktu dan tenaga untuk keluarga, serta tidak mengekang (memberi kebebasan sekaligus dukungan).

3. Cinta
cinta adalah bagian yang paling utama di dalam hidup kita. Setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing mengenai cinta, dan dilihat berdasarkan latar belakang dan pengalamannya.

Menurut Erich Fromm (dalam Olson & Skogrand, 2011) cinta bukanlah sebuah afeksi melainkan sebuah aktivitas. Arti dari aktivitas tersebut adalah memberi, bukan menerima. Yaitu memberikan kebahagiaan, pemahaman, ketertarikan, hiburan, bahkan kesedihan dengan orang lain.

Terdapat beberapa komponen yang menyusun cinta, dua di antaranya adalah kepedulian dan tanggung jawab. Berupa tindakan sukarela untuk memenuhi kebutuhan seseorang yang kita cintai.

Komponen lainnya adalah rasa hormat (respect), yaitu peka dan menerima kebutuhan, perbedaan, dan keunikan anggota keluarga. Selanjutnya adalah pengetahuan, untuk melihat dan mengamati perkembangan kasih sayang dan cinta yang ada.

4. Konflik dan Resolusinya
Konflik adalah hal yang sangat wajar terjadi di dalam sebuah keluarga. Faktanya, semakin intim sebuah hubungan, maka peluang munculnya konflik interpersonal akan semakin besar.

Konflik ini muncul bisa disebabkan karena adanya perbedaan perspektif dan tujuan. Namun, jangan khawatir, tidak selamanya konflik akan menyebabkan keretakan dan perpecahan.

Di satu waktu, konflik di antara pasangan sangatlah dibutuhkan jika hal tersebut bersifat membangun (Olson & Skogrand, 2011). Dalam penyelesaian konflik, pasangan yang tetap bersama setelah bertengkar akan lebih baik daripada pasangan yang sama sekali tidak pernah bertengkar.

Hal ini disebabkan karena pasangan tersebut biasanya tahu bagaimana cara meredakan kemarahan mereka. Berkonflik yang baik dan membangun, yaitu dengan melihat konflik secara dewasa, dengan cara memaknai serta menghadapi konflik secara dewasa dan tidak kekanak-kanakan.

Jika ada yang salah, maka keduanya salah. Tujuannya bukan melihat dan menghakimi siapa yang salah dan siapa yang benar, melainkan saling bekerjasama untuk menemukan solusi.

Katakanlah yang sejujurnya tentang apa yang dirasakan dan dipikirkan, bukan hanya berargumen demi menghindari perselisihan.

Perspektif Psikologi Keluarga
Perspektif psikologi keluarga merupakan pandangan tentang bagaimana psikologi keluarga ini diterapkan atau pengaruh yang diberikan terhadap keluarga maupun individu di dalamnya.
1. Psikologi keluarga merupakan ilmu yang menggabungkan antara psikologi dengan ilmu tentang keluarga.
Keilmuan ini dipersatukan dengan definisi yang berbeda. Psikologi melihat seseorang dari segi kejiwaan dan tingkah lakunya dan keluarga merupakan objek yang dapat dipengaruhi secara psikologis.

2. Psikologi keluarga dikenal sebagai bentuk intervensi psikologi dengan target keluarga, berupa terapi keluarga.
Terapi keluarga salah satunya adalah kebersamaan keluarga sebagai terapi penyemangat, terapi rekreasi dan lain sebagainya.

3. Keluarga merupakan tempat di mana pertama kali individu mendapatkan pendidikan, pengalaman interaksi, dan lainnya.
Keluarga merupakan dasar dari terbentuknya karakteristik tertentu seorang individu.

4. Keluarga mampu mempengaruhi individu dengan kuat.
Keluarga merupakan sebuah sistem yang sangat kuat dan selalu berperan dalam setiap tumbuh kembang individu. Hal ini dapat mengendalikan pembentukan individu dan karakteristiknya atau kepribadiannya.

5. Pemahaman bahwa keluarga merupakan sistem di mana setiap individu terlibat di dalamnya.
Keluarga membutuhkan sudut pandang sebagai suatu sistem. Setiap keluarga memiliki masing-masing tujuan pencapaiannya. Cara berpikir sistem ini yang kemudian akan memperhitungkan masing-masing individu di dalamnya namun tetap menuju tujuan utama yang satu.

Genogram sebagai dasar pemahaman dan pembangun persepsi terhadap anggota keluarga lainnya yang masing – masing memiliki status yang berbeda misalnya kakek, nenek, ayah, ibu, kakak, adek.

6. Sistem keluarga bisa mengalami perubahan apabila satu individu berubah
Individu dalam keluarga merupakan cerminan keluarga tersebut. Meskipun tidak semua perilaku individu merupakan apa yang diajarkan dalam aturan-aturan yang di tetapkan dalam keluarga tersebut, namun adanya sikap positif atau negatif dari individu akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut.

Misalnya, apabila ada keluarga yang baik, dan salah satu anaknya terjerat kasus narkoba. Keluarga yang biasanya sangat ramah, suka bersosialisasi, maka seketika bisa berubah menjadi tertutup, tidak sering bertemu orang, sering absen dalam pekerjaan, dan lainnya.

7. Banyak terapi keluarga dengan metode yang menarik.
Terapi psikologi banyak yang bisa diterapkan dalam keluarga baik yang mempengaruhi individu saja atau untuk keseluruhan. Terapi psikologi dalam keluarga ini bisa memberikan sudut pandang yang lebih luas, pemikiran dan hati yang lebih sabar dan membuka diri.

Contoh terapi psikologi yang bisa diterapkan yaitu terapi manajemen konflik, terapa manajemen stres, dan lainnya. Masing-masing terapi memiliki tujuan dan metodenya yang berbeda beda dan menarik.

8. Terapi keluarga bisa diaplikasikan oleh masing-masing individu sendiri.
Terapi psikologi dalam keluarga bisa diaplikasikan sendiri oleh individu dan juga ada yang membutuhkan bantuan orang lain. Terapi terapinya kebanyakan memiliki metode yang mudah dan bisa diaplikasikan secara luas tidak hanya dalam keluarga namun juga dalam masyarakat juga bisa.

9. Pendekatan psikologis mencegah terjadinya gangguan psikologis dalam keluarga.
Psikologis yang merupakan ilmu kejiwaan tentu memperhatikan tentang persepsi psikologis seseorang. Dalam keluarga pun juga dibutuhkan kesadaran akan perhatian terhadap hal ini. Jangan sampai aturan-aturan yang dibuat memberatkan salah satu individu dan memicu adanya stres permanen.

Misalnya, seorang remaja yang dituntut untuk selalu mendapatkan juara kelas, sedangkan hal tersebut bertentangan dengan keinginan individu yang ingin bermain atau bertentangan dengan keadaan lingkungan misalnya banyak temannya yang juga pintar.

Tuntutan semacam itu bisa memicu tekanan stres yang berangsur angsur memburuh dan timbullah gangguan psikologis kronik. Jika hal tersebut sampai terjadi, pendekatan yang dilakukan mungkin lebih sulit dan membutuhkan bantuan tenaga medis dan psikolog.

Fungsi Psikologi Keluarga
Terkait fungsi keluarga, seperti yang di ungkapkan oleh psikolog Abjan Soelaeman tahun 1994 di antaranya,
1. Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif dalam psikologi keluarga yang satu ini mencakup pendidikan anggota keluarga dan pembinaan oleh anggota keluarga yang lain.

Sebab, keluarga merupakan lingkungan pendidikan sebagai bagian dari pembelajaran pertama dari individu yang ada di dalamnya. Pendidikan di keluarga ini dimulai sejak dini hingga dewasa.

2. Fungsi Sosialisasi
Selain itu, keluarga juga memiliki fungsi sosialisasi yang maksudnya adalah ruang memperkenalkan anak pada lingkungan sosial yang lebih besar.

Keluarga harus mengajarkan bagaimana menjadi masyarakat yang baik dan proses interaksi sosial dengan orang di sekitar dengan cara menyapa, menghormati orang yang lebih tua, sopan santun dan lainnya.

3. Fungsi Perlindungan
Ada juga fungsi perlindungan. Fungsi ini menempatkan keluarga sebagai pelindung anggota keluarga dari tindakan tak baik dan norma yang menyimpang. Keluarga memiliki peran melindungi anggotanya dari segala ancaman bahaya maupun kemungkinan buruk lain.

4. Fungsi Afeksi
Fungsi lainnya adalah afeksi. Anda harus ingat bahwa anak sangat peka. Mereka akan mengamati ekspresi, gaya interaksi, perilaku dan emosi orang tua dalam berkomunikasi dengan mereka. Rasa cinta, kehangatan, dan lainnya akan mencerminkan bagaimana pertumbuhan keluarga.

5. Fungsi Religius
Selain itu, ada juga fungsi religius. Fungsi ini menempatkan keluarga sebagai tempat pertama yang memperkenalkan budaya agama pada anak. Keluarga akan mengajarkan budaya beragama dan kaidah ajaran yang baik pada anak sebagai umat beragama yang baik.

6. Fungsi Ekonomi
Lalu ada fungsi ekonomi. Sistem ekonomi ini dibutuhkan keluarga untuk memenuhi setiap kebutuhan anggota keluarganya. Fungsi ini jugalah yang berperan dalam menambah rasa tanggung jawab, saling mengerti dan solidaritas serta keterkaitan antar keluarga.

7. Fungsi Rekreasi
Selanjutnya ada fungsi rekreasi yang mana ia adalah tempat melepaskan penat anggota keluarga dari hiruk pikuk aktivitas di luar rumah.

Keluarga juga merupakan tempat terbaik untuk menghilangkan stres dan kebahagiaan bisa diciptakan dengan kondisi rumah yang penuh dengan kasih sayang.

8. Fungsi Biologis
Keluarga juga memiliki fungsi biologis yang mana ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan fisiologis setiap anggotanya. Kebutuhan yang dimaksud adalah makan, kelelahan, kesehatan dan lainnya.

Manfaat Psikologi Keluarga
Cukup banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan ilmu psikologi keluarga di antaranya,
1. Bekal untuk mengendalikan.
2. Memprediksi dan memahami perilaku anggota keluarga.
3. Mempermudah interaksi dengan anggota keluarga agar lebih memahami.
4. Memahami keinginan atau karakteristik masing-masing anggota keluarga dengan baik.
5. Memahami pendapat dan perbedaan yang ada sebagai proses memberikan dukungan.
6. Mempengaruhi perilaku atau pola pikir anggota keluarga dengan memberikan sudut pandang yang lebih positif. 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Psikologi Keluarga: Pengertian, Konsep Dasar, Ruang Lingkup, Perspektif, Fungsi, dan Manfaatnya"