Masalah Sosial Akibat Globalisasi dan Era Digital: Penyebab, Contoh, dan Upaya Mengatasinya

Table of Contents

Masalah Sosial Akibat Globalisasi dan Era Digital
Pengertian Masalah Sosial Akibat Globalisasi dan Era Digital

Masalah sosial (problema sosial) adalah masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang sifatnya ada yang disebabkan oleh individu dan juga dipengaruhi oleh orang lain atau sistem. Sementara menurut Sorjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Lebih lanjut, Soerjono Soekanto mengatakan bahwa pada dasarnya permasalahan sosial merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ini karena masalah sosial merupakan hasil dari kebudayaan manusia itu sendiri dan akibat dari hubungan manusia dengan manusia lainnya.

Mengutip situs repository.kemdikbud.go.id, menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan. Di mana mereka sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.

Di era globalisasi dan digitalisasi saat ini, masalah sosial menjadi hal yang lumrah terjadi. Globalisasi dan era digital membawa dampak yang kompleks pada masyarakat, termasuk masalah sosial.

Kesenjangan ekonomi, isolasi sosial, perubahan nilai, dan kejahatan dunia maya adalah beberapa masalah yang muncul. Ketergantungan terhadap teknologi, perubahan budaya, dan ketidakpastian pekerjaan juga turut menjadi tantangan.

Penyebab Masalah Sosial Akibat Globalisasi dan Era Digital

Berikut ini adalah berbagai penyebab masalah sosial yang muncul di era globalisasi dan era digitalisasi.
1. Kesenjangan Ekonomi
Salah satu dampak utama globalisasi adalah meningkatnya ketidaksetaraan ekonomi. Akivitas perdagangan internasional dan investasi mungkin dapat memperkuat posisi ekonomi beberapa negara, namun hal ini juga dapat memicu peningkatan ketidaksetaraan di negara-negara lain.

Hal ini kemudian memicu kesenjangan ekonomi yang memengaruhi akses masyarakat terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan.

2. Ketidakpastian Pekerjaan
Era digital membawa perubahan dalam pasar tenaga kerja. Di mana robotisasi, otomatisasi, dan perkembangan teknologi telah mengubah cara pekerjaan dilakukan. Hal ini dapat menciptakan ketidakpastian pekerjaan. Di mana banyak pekerjaan tradisional menjadi tidak relevan atau digantikan oleh teknologi.

3. Perubahan Budaya dan Nilai
Globalisasi membawa perubahan budaya dan nilai-nilai masyarakat. Pencampuran budaya dari berbagai negara dapat menyebabkan konflik nilai dan perasaan ketidaknyamanan di masyarakat.

4. Minimnya Interaksi Sosial di Dunia Nyata
Teknologi digital menyediakan berbagai bentuk hiburan dan komunikasi yang tidak memerlukan interaksi sosial di dunia nyata. Hal ini dapat mengurangi interaksi fisik antarindividu, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan sosial dan emosional.

5. Menurunnya Kemampuan Komunikasi Sosial Masyarakat
Kemampuan komunikasi interpersonal dapat terpengaruh oleh penggunaan teknologi digital yang berlebihan. Ketergantungan pada pesan singkat dan media sosial dapat mengurangi kemampuan individu untuk berkomunikasi secara efektif dalam situasi sosial di dunia nyata.

6. Isolasi Sosial
Era digital dapat menciptakan isolasi sosial. Di mana individu menghabiskan lebih banyak waktu dalam dunia maya daripada berinteraksi secara langsung dengan teman, keluarga, atau komunitas. Isolasi sosial ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan merasa terpinggirkan.

Contoh Masalah Sosial Akibat Globalisasi dan Era Digital

Berikut ini berbagai contoh masalah sosial akibat globalisasi dan era digital yang datang dengan sangat cepat dan sepertinya sulit untuk dihentikan:
1. Pengangguran Struktural
Masalah ini disebabkan oleh adanya otomatisasi dan teknologi digital yang perlahan menggantikan tenaga kerja manusia. Contoh dari pengangguran struktural ini adalah, pekerja pabrik kehilangan pekerjaan karena mesin mengambil alih tugas pekerja pabrik.

2. Eksploitasi Tenaga Kerja
Eksploitasi tenaga kerja ini terjadi karena banyak perusahaan yang memindahkan produksinya ke negara berkembang dengan upah rendah. Misalnya, pekerja pabrik di negara berkembang dipaksa bekerja dalam kondisi buruk dengan gaji rendah.

3. Hilangnya Budaya Lokal
Ketika dunia sudah tidak berbatas lagi akibat era globalisasi dan era digital terus merambah dunia, maka budaya asing masuk dengan gampangnya, salah satunya melalui media sosial. Budaya asing itu akhirnya menggantikan tradisi dan nilai-nilai lokal yang selama ini dipegang teguh oleh masyarakat setempat.

Hal ini misalnya saja terlihat dari anak muda saat ini lebih mengenal produksi budaya dari luar ketimbang, seni dan tradisi lokal leluhurnya. Seperti anak muda saat ini lebih mengenal lagu-lagu K-Pop ketimbang lagu-lagu dari daerah asalnya.

4. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Globalisasi justru bisa memperkaya kelompok tertentu yang memiliki akses ke teknologi. Sementara kelompok lain yang tidak memiliki akses akan semakin tertinggal. Misalnya saja, masyarakat pedesaan yang tidak memiliki akses internet, tidak bisa mengakses media sosial, sehingga sulit memasarkan produk-produk desa mereka ke dunia luar, salah satunya lewat jalur marketplace atau toko online.

5. Kejahatan Siber
Akibat era digital yang sudah merambah hingga ke ranah privat, kebebasan berekspresi di internet pun sering disalahgunakan untuk melakukan kejahatan siber, seperti penipuan online, atau bahkan melakukan aksi-aksi perundungan secara daring.

6. Muncul Krisis Identitas
Globalisasi membuat konsumerisma tidak terbendung lagi. Tren global yang sedang mewabah juga akan menjangkiti banyak individu. Inilah yang membuat banyak orang terobsesi dengan citra diri di media sosial yang harus senada dengan tren yang sedang melanda dunia itu.

Misalnya saja, ketika muncul trend kulit putih langsing, maka banyak perempuan yang terobsesi membuat dirinya menjadi putih dan langsing, walaupun itu sulit untuk diraih.

7. Kerusakan Lingkungan
Globalisasi membuat banyak negara melakukan produksi besar-besaran dalam rangka mengejar tingkat produksi agar bisa mencapai standar kemajuan seperti yang sudah distandarkan dunia internasional.

Produksi besar-besaran itu menciptakan produksi massal serta pengiriman barang lintas negara sehingga makin meningkatkan jejak karbon dan polusi.

Misalnya, banyak negara yang menghasilkan limbah elektronik dari gadget dan perangkat digital yang dibuang karena sudah tidak layak pakai. Selain itu, produksi besar-besaran ini juga akan menghasilkan polusi dan mengorbankan banyak sumber daya hayati yang terbaharukan, seperti pohon ataupun air bersih.  

Upaya Mengatasi Masalah Akibat Globalisasi dan Era Digital

1. Mengurangi Kesenjangan Sosial dan Digital
Kesenjangan sosial dan digital terjadi karena tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan informasi. Ketimpangan ini sering terlihat antara masyarakat perkotaan dan pedesaan, atau kelompok yang lebih kaya dan miskin.

Program pelatihan literasi digital harus diadakan, terutama bagi kelompok rentan atau mereka yang belum mahir dalam menggunakan teknologi. Dengan keterampilan ini, masyarakat dapat lebih mandiri dalam memanfaatkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari.

2. Melestarikan Identitas Budaya Lokal
Globalisasi membuat pertukaran budaya berlangsung dengan cepat, namun sering kali budaya lokal menjadi terpinggirkan. Masyarakat cenderung lebih terpengaruh oleh budaya global yang banyak dipromosikan oleh media digital.

Sekolah dan lembaga pendidikan lainnya perlu menanamkan kesadaran budaya lokal kepada siswa sejak dini, misalnya dengan mengajarkan bahasa daerah, seni tradisional, dan sejarah lokal. Media digital juga dapat digunakan untuk mempromosikan budaya lokal ke panggung internasional.

Misalnya, video, artikel, atau media sosial dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan tradisi dan nilai-nilai lokal kepada masyarakat dunia.

3. Meningkatkan Literasi Digital
Penyebaran informasi yang begitu cepat di era digital menyebabkan berita bohong (hoaks) dan informasi negatif lebih mudah tersebar. Hal ini bisa menyebabkan ketidakpercayaan terhadap media atau memicu konflik di masyarakat.

Menambahkan kurikulum literasi media di sekolah agar siswa dapat membedakan informasi yang benar dan salah, serta belajar berpikir kritis dalam mengonsumsi berita. Pemerintah dan platform media sosial dapat bekerja sama untuk melakukan kampanye anti-hoaks, dengan memberikan tips atau panduan agar masyarakat lebih waspada dalam menyaring informasi.

4. Mengatasi Masalah Isolasi Sosial dan Kesehatan Mental
Teknologi memungkinkan kita terhubung dengan orang lain di seluruh dunia, tetapi ironisnya, hal ini juga membuat beberapa individu merasa lebih kesepian atau terisolasi. Penggunaan teknologi yang berlebihan, terutama media sosial, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental, baik secara langsung maupun melalui layanan digital, seperti telekonseling, agar masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan dukungan psikologis.

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment