Etnis Hui di China: Sejarah, dan Perbedaannya dengan Uighur
Siapa itu Etnis Hui di China?
Etnis Hui adalah salah satu etnis minoritas di Tiongkok yang beragama Islam. Etnis Hui merupakan hasil asimilasi antara etnis Han dengan bangsa Persia dan Arab sejak zaman Dinasti Tang.
Mereka tersebar di seluruh Tiongkok, namun terkonsentrasi di bagian barat, seperti di provinsi Xinjiang, Ningxia, Gansu, Qinghai, Henan, Hebei, Shandong, dan Yunnan.
Sejarah
Sekitar abad ke-7, para pedagang Persia dan Arab mulai memenuhi kantung-kantung perdagangan Tiongkok. Yang datang melalui Jalan Sutra, biasanya menetap di Chang'an dan sekitarnya, sedangkan yang datang melalui jalan laut menetap di daerah Quanzhou dan Zhangzhou di pesisir Fujian.
Baca Juga: Pengertian Jalur Sutra (The Great Silk Road)
Mereka inilah kemudian berasimilasi dengan etnis Han dan menurunkan etnis Hui yang sekarang tersebar di seluruh Tiongkok ini.
Secara fisik, etnis Hui tidak berbeda dengan etnis Han; yang berbeda hanya cara hidup mereka yang beragama Islam, menjalankan syariah Islam namun bergaya Konfusianis. Hal ini membedakan mereka daripada suku Uygur, yang sama-sama memeluk agama Islam namun lebih bernafaskan Islam Asia Tengah.
Perbedaan Etnis Uighur dan Hui
Dilansir dari The Diplomat, Uighur dan Hui adalah dua kelompok etnis Muslim utama di China. Meski sama-sama menganut Islam, namun imej mereka di dalam masyarakat Tionghoa sangat berbeda.
Baca Juga: Etnis Muslim Uighur: Gambaran Diskriminasi dan Persekusi Pemerintah China
Etnis Uighur, yang berbicara bahasa Turki dengan aksara Arab, memiliki penampilan berbeda dengan etnis mayoritas Han di China. Populasi Uighur yang berjumlah sekitar 8 juta jiwa, sebagian besar tinggal di daerah otonomi Uighur di Xinjiang.
Sementara etnis Hui yang diperkirakan terdiri atas 11 juta jiwa, tersebar di seluruh wilayah China. Tapi sebagian besar dari mereka terkonsentrasi di daerah otonomi Ningxia.
Dari segi warna kulit, Hui sedikit berbeda dari etnis Han. Bagi sebagian besar orang hui, bahasa Mandarin adalah bahasa ibu. Mereka juga punya preferensi makanan yang hampir sama dengan etnis Han, meski tak makan daging babi dan minum alkohol.
Namun perbedaan paling mencolok antara Uighur dan Hui yang paling mencolok adalah posisi mereka di mata pemerintah China. Berbeda dengan Hui, etnis Uighur lebih banyak mengalami diskriminasi.
"Dengan kedok kontraterorisme dan upaya 'anti-separatisme', pemerintah mempertahankan sistem diskriminasi etnis terhadap Uighur dan dengan tajam mengekang ekspresi agama dan budaya," demikian catatan Human Rights Watch tahun 2013.
Penyebab Kesenjangan Etnis Uighur dan Hui
Ada dua hal di balik kesenjangan antara Uighur dan Hui bagi pemerintah China. Alasan pertama adalah budaya. Seperti etnis mayoritas Han, Uighur juga punya keterikatan kuat dengan praktik budaya dan sangat mengutamakan sejarah panjang budaya mereka.
Uighur disebut enggan berbaur dengan masyarakat Han, sebagai gantinya, etnis Han menganggap Uighur sebagai 'kaum barbar' karena inferioritas mereka menimbulkan kebencian. Sementara Hui, dianggap sebagai agama minoritas yang ideal bagi pemerintah China, terutama karena mudah berasimilasi dengan etnis mayoritas Han.
Masjid-masjid Hui sebagian besar adalah perpaduan harmonis antara arsitektur dinasti Tiongkok tradisional dengan motif-motif Islami.
Aspek lainnya yang memengaruhi posisi masyarakat Uighur dan Hui adalah ras. Diskriminasi ras mewarnai hubungan Uighur dan Han di China, banyak orang Han merasa tidak nyaman dengan Uighur, karena meyakini mereka sebagai pencuri dan fanatik agama.
Sebagian kesalahpahaman ini lantaran Han dianggap kurang mampu membedakan perbedaan antara kelompok minoritas Turki.
Akibatnya, ketika kejahatan dilakukan oleh orang Tajik, Kazakh, Kyrgyz, Uzbek, atau Tatar, Han kemungkinan besar akan menggambarkan pelaku kesalahan kepada pihak berwenang sebagai orang Uighur.
Namun, Hui berbaur bebas di lingkungan masyarakat. Penguasaan mereka terhadap bahasa Mandarin memberi 'legitimasi' bagi etnis Han.
Alasan kedua dan terpenting dalam kesenjangan perlakuan pemerintah bagi Uighur-Hui adalah teritorialitas. Uighur meyakini China melakukan pendudukan secara tidak adil di wilayah Xinjiang.
Sementara Hui hampir tak pernah menantang otoritas teritorial China. Hui cenderung jarang menunjukkan minat dalam hal politik, juga tak punya banyak pengalaman dalam pemerintahan.
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com
https://en-m-wikipedia-org
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment