Pol Pot: Sejarah, Biografi, dan Akhir Kehidupannya
Siapa itu Pol Pot?
Pol Pot atau nama aslinya Saloth Sar, lahir pada tahun 1925 di desa kecil Prek Sbauv, yang terletak sekitar 100 mil di utara ibu kota Kamboja, Phnom Penh. Pol Pot adalah seorang politikus dan revolusioner Kamboja yang memerintah Kamboja sebagai Perdana Menteri Kamboja Demokratis antara 1976 dan 1979.
Berideologi Marxis–Leninis dan nasionalis Khmer, ia menjadi tokoh gerakan komunis Kamboja, Khmer Merah, dari 1963 sampai 1997 dan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Kamboja dari 1963 sampai 1981. Di bawah pemerintahannya, Kamboja berubah menjadi negara komunis satu partai.
Baca Juga: Khmer Merah: Sejarah, Pembentukan, Sepak Terjang, dan Pembubarannya
Pol Pot mulai mengubah negara itu menjadi visinya tentang utopia agraris. Kota-kota dievakuasi, pabrik-pabrik dan sekolah-sekolah ditutup, dan mata uang serta kepemilikan pribadi dihapuskan. Siapa pun yang dianggap intelektual, seperti seseorang yang berbicara bahasa asing, langsung dibunuh.
Pekerja terampil juga dibunuh, selain siapa pun yang kedapatan memiliki kacamata, jam tangan, atau teknologi modern lainnya. Dalam pawai paksa yang diselingi dengan kekejaman Khmer Merah, jutaan orang yang gagal melarikan diri dari Kamboja digiring ke pertanian kolektif pedesaan.
Antara tahun 1975 dan 1978, diperkirakan dua juta warga Kamboja tewas akibat eksekusi, kerja paksa, dan kelaparan. Pada tahun 1978, pasukan Vietnam menyerbu Kamboja dan merebut Phnom Penh pada awal tahun 1979. Pemerintahan komunis moderat didirikan, dan Pol Pot serta Khmer Merah mundur kembali ke hutan.
Beberapa sejarawan menganggap rezim Pol Pot sebagai salah satu yang paling biadab dan kejam dalam sejarah terkini.
Baca Juga: Konflik Kamboja: Sejarah, Periodisasi, dan Upaya Penyelesaiannya
Biografi Pol Pot
Pol Pot lahir dengan nama Saloth Sar pada tanggal 19 Mei 1925 di provinsi Kompong Thong di Kamboja bagian tengah. Saat itu, negara tersebut merupakan protektorat Prancis dan Pol Pot, yang keluarganya tergolong makmur, dididik di sejumlah sekolah berbahasa Prancis.
Pada tahun 1934, Pol Pot pindah ke Phnom Penh, tempat ia menghabiskan waktu setahun di sebuah biara Buddha sebelum masuk sekolah dasar Katolik Prancis. Pendidikannya di Kamboja berlanjut hingga tahun 1949, saat ia pergi ke Paris dengan beasiswa. Selama di sana, ia mempelajari teknologi radio dan menjadi aktif di kalangan komunis.
Pol Pot kembali ke Kamboja pada bulan Januari 1953 dan menjadi salah satu pemimpin gerakan komunis bawah tanah, 'Khmer Merah'. Khmer Merah, diorganisasi yang didirikan oleh Pol Pot di hutan Kamboja pada tahun 1960-an, menganjurkan revolusi komunis radikal yang akan menghapus pengaruh Barat di Kamboja dan mendirikan masyarakat agraris semata.
Pol Pot dan Khmer Merah
Pada tahun 1963, Khmer Merah mendirikan pangkalan gerilya di daerah-daerah terpencil di negara itu untuk melawan pemerintahan Pangeran Sihanouk. Pada tahun 1970, Sihanouk digulingkan oleh Jenderal Lon Nol. Perang saudara pecah antara tentara Lon Nol dan Khmer Merah.
Pada tahun 1970, dibantu oleh pasukan Vietnam Utara dan Viet Cong, gerilyawan Khmer Merah memulai pemberontakan skala besar terhadap pasukan pemerintah Kamboja, yang segera menguasai hampir sepertiga wilayah negara tersebut.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Perang Vietnam
Pada tahun 1973, pengeboman rahasia AS di wilayah Kamboja yang dikuasai oleh komunis Vietnam memaksa warga Vietnam keluar dari negara tersebut, sehingga menciptakan kekosongan kekuasaan yang segera diisi oleh gerakan Khmer Merah pimpinan Pol Pot yang berkembang pesat.
Pada bulan April 1975, Khmer Merah merebut ibu kota Kamboja, Phnom Penh, menggulingkan rezim pro-AS, dan mendirikan pemerintahan baru, Republik Rakyat Kamboja. Di bawah pimpinan Pol Pot, mereka mengatur ulang kalender ke 'Tahun Nol' dan berupaya mengubah Kamboja menjadi masyarakat pedesaan komunis yang sesuai dengan visi mereka.
Semua penduduk kota-kota di Kamboja diusir untuk bekerja di komune pertanian. Uang, hak milik pribadi, dan agama dihapuskan. Ribuan orang dibunuh di pusat-pusat penahanan khusus dan ribuan lainnya meninggal karena kelaparan dan kerja berlebihan.
Akhir Kehidupan Pol Pot
Sepanjang tahun 1980-an, Khmer Merah menerima senjata dari Tiongkok dan dukungan politik dari Amerika Serikat, yang menentang pendudukan Vietnam selama satu dekade. Namun, pengaruh Khmer Merah mulai berkurang setelah perjanjian gencatan senjata tahun 1991, dan gerakan tersebut benar-benar runtuh pada akhir dekade tersebut.
Pada tahun 1997, kelompok sempalan Khmer Merah menangkap Pol Pot dan menempatkannya dalam tahanan rumah. Ia meninggal saat tidur pada tanggal 15 April 1998, pada usia 72 tahun karena gagal jantung. Pengadilan yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa hanya menghukum segelintir pemimpin Khmer Merah atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sumber:
https://id.wikipedia.org
https://www-bbc-co-uk.
https://www-history-com
dan sumber lain yang relevan
Download
Post a Comment