Perang Makassar: Pengertian, Latar Belakang, dan Sejarahnya

Table of Contents

Sejarah Perang Makassar

Apa itu Perang Makassar?

Perang Makassar merupakan salah satu perang terbesar yang dihadapi oleh Belanda (VOC) di Nusantara setelah perang Diponegoro. Perang Makassar yang meletus pada tahun 1666 merupakan salah satu konflik bersejarah yang mengguncang wilayah Indonesia pada abad ke-17.

Perang Makassar 1666-1669 menjadi peristiwa penting bagi kerajaan-kerajaan di timur Nusantara. Perang yang terbilang singkat, namun mengakibatkan kerugian sangat besar bagi Belanda baik materi maupun korban jiwa

Dalam perang ini, Kerajaan Gowa juga sangat dirugikan. Kerajaan Gowa harus membayar kerugian perang sesuai dengan Perjanjian Bongaya. Dominasi ekonomi di timur Nusantara juga jatuh pada VOC.
 
Baca Juga: Kerajaan Gowa Tallo: Pengertian, Letak, Sejarah, Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalannya

Latar Belakang Perang Makassar

Perang Makassar merupakan hasil dari berbagai latar belakang yang kompleks. Berikut berbagai faktor penting yang melatarbelakangi terjadinya Perang Makassar di antaranya,
1. Persaingan Dagang VOC dengan Kerajaan Gowa
Salah satu latar belakang utama perang ini adalah persaingan dagang antara VOC dan Kerajaan Gowa. Gowa, sebagai pusat perdagangan yang penting di kawasan timur Indonesia, menjadi sumber kekayaan yang sangat diincar oleh VOC.

2. Keinginan VOC untuk Memonopoli Perdagangan Indonesia Timur
VOC, sebagai perusahaan dagang Belanda yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer yang besar, memiliki ambisi untuk memonopoli perdagangan di wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur. Hal ini membuat mereka berusaha keras untuk menekan persaingan dari pesaing-pesaingnya, termasuk Kerajaan Gowa.

3. Intimidasi terhadap Para Pedagang yang Bekerjasama dengan Gowa
VOC juga menggunakan intimidasi terhadap para pedagang yang bersekutu dengan Kerajaan Gowa. Tindakan ini bertujuan untuk memutuskan hubungan dagang antara Gowa dan pihak lain, sehingga memperlemah posisi ekonomi Gowa.

4. Blokade terhadap Kapal dari Gowa
Blokade terhadap kapal-kapal dagang yang berasal dari Gowa juga menjadi salah satu pemicu konflik. Tindakan ini menyulitkan Kerajaan Gowa dalam menjalankan aktivitas perdagangan mereka, sehingga menimbulkan ketegangan yang semakin memanas.

Sejarah Perang Makassar

Perang Makassar berlangsung kurang lebih selama empat tahun, yaitu mulai tahun 1666 sampai 1669. Perang ini dipimpin oleh Raja Gowa yang bernama I Malombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangappe yang bergelar Sultan Hassanudin melawan VOC atau pihak Belanda.

Perang Makassar ini tercatat sebagai perang terbesar yang pernah dihadapi oleh pihak VOC di Asia Tenggara pada abad ke-17. Perang ini dimulai pada tahun 1669 yang bermula karena adanya upaya VOC menghalangi pelaut Makassar dalam mencari rempah-rempah dari Maluku.

Bahkan pihak VOC juga meminta hak monopoli perdagangan. Namun permintaan ini ditolak oleh Sultan Hassanudin sehingga kontak senjata pertama kali dengan pasukan Speelman terjadi.

Pada pertengahan tahun 1669, pasukan Kerajaan Gowa terdesak sehingga berlindung di dalam benteng Somba Opu. Pada 24 Oktober 1666, angkatan laut VOC berangkat ke Makassar di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Spelman.

VOC tiba di depan Benteng Somba Opu pada 15 Desember 1666, dengan kekuatan 21 kapal perang serta 600 pasukan. Begitu sampai, Spelman mengutus orangnya menemui Sultan Hasanuddin untuk menyerah dan membayar ganti rugi kepada VOC.

Akan tetapi, tuntutan tersebut ditolak keras oleh Sultan Hasanuddin, karena VOC tidak memperlihatkan niat baiknya. Menanggapi penolakan dari Sultan Hasanuddin, Laksamana Spelman menyerang Makassar pada 21 Desember 1666. Serangan VOC tersebut segera dibalas oleh pejuang Gowa dengan gagah berani.

Setelah satu hari satu malam, pasukan VOC mundur dan mencari aliansi kepada Raja Buton, Ternate, dan Bone. Begitu berhasil membentuk aliansi, pasukan VOC bersama Arung Palakka dari Bugis kemudian menyerang Makassar lagi pada 9 Juli 1667.

Namun, serangan tersebut berhasil dipatahkan oleh pasukan dari Kerajaan Gowa-Tallo hingga memaksa VOC dan aliansinya mundur.

Pada 22 Oktober 1667, VOC dan aliansinya menyerang lagi setelah mendapat bantuan pasukan dari Batavia. Peperangan antara Kesultanan Makassar yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin melawan Belanda, berakhir pada 18 November 1667 melalui Perjanjian Bongaya.
 
Baca Juga: Perjanjian Bongaya: Pengertian, Latar Belakang, Isi, Dampak, Pelanggarannya

Akhir Perang Makassar

Pada awal 1668, Sultan Hassanudin membatalkan Perjanjian Bongaya yang sangat merugikan pihaknya. Hal itu kembali menyebabkan pecah perang antara pasukan Sultan Hassanudin melawan aliansi VOC pimpinan Arung Palakka.

Arung Palakka menyerang Benteng Somba Opu pada 1669 dan berhasil merebutnya dari pasukan Sultan Hassanudin. Akibatnya, Sultan Hassanudin bersama pasukannya terpaksa melarikan diri hingga meninggal pada 1670.

Sumber:
https://www.kompas.com
https://kumparan.com
dan sumber lain yang relevan

Download
Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment