Simbiosis Parasitisme: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Simbiosis Parasitisme
Simbiosis Parasitisme
Pengertian Simbiosis Parasitisme
Simbiosis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yang berbeda. Sementara parasitisme adalah hubungan organisme yang hidup bersama-sama, tetapi hanya menguntungkan salah satu pihak; pengambilan makanan yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap sel-sel organisme lain

Kata simbiosis sendiri diambil dari bahasa Yunani yang berarti hidup bersama. Kata ini mulai masuk ke dalam istilah biologi ketika digunakan oleh seorang ahli biologi dari Jerman, bernama Albert Bernhard Frank. Heinrich Anton de Bary mendefinisikan simbiosis sebagai interaksi antar organisme yang beragam. Sedangkan organisme yang saling terlibat dalam interaksi simbiosis disebut simbion.

Secara umum definisi parasit adalah organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya. Demikian, simbiosis parasitisme adalah cara hidup bersama antara dua jenis organisme, yang satu mendapatkan keuntungan sedangkan yang lain dirugikan.

Organisme yang mendapatkan keuntungan disebut parasit, sedangkan organisme yang dirugikan disebut sebagai inang. Karena parasit hidup dan mendapatkan makanan dari inangnya, maka kematian inang akan mendatangkan kematian bagi parasit itu sendiri.

Hubungan antara Parasit dan Inang
Dalam simbiosis parasitisme, terdapat dua pihak yang terlibat. Pihak yang mendapat keuntungan disebut parasit, sedangkan yang dirugikan disebut inang. Terdapat dua macam parasit di antaranya,
1. Ektoparasit
Ektoparasit adalah parasit yang hidup di permukaan tubuh inang. Umumnya, jenis parasit seperti ini tidak menimbulkan penyakit pada inang. Contoh organismenya adalah caplak, kutu, dan lintah.

2. Endoparasit
Sebaliknya, endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh inang. Jenis yang satu ini terbagi lagi menjadi dua macam di antaranya,
a. endoparasit bersifat interseluler (menghuni ruang dalam tubuh inang) dan
b. endoparasit bersifat intraseluler (menghuni sel dalam tubuh inang).

Bakteri dan virus termasuk endoparasit bersifat intraseluler. Endoparasit jenis ini membutuhkan vektor atau organisme pembawa. Sebagai contoh, penyakit malaria yang disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk Anopheles.

Jenis Simbiosis Parasitisme
Terdapat beberapa tipe simbiosis parasitisme di antaranya,
1. Brood parasitism atau social parasitism
Brood parasitism atau social parasitism adalah bentuk parasitisme di mana organisme memanfaatkan organisme lain untuk membesarkan anaknya. Hal ini dilakukan parasit supaya mereka punya waktu yang lebih banyak untuk mencari makan dan bereproduksi.

Parasitisme ini umum dijumpai pada burung, ikan, dan serangga. Hewan yang paling mempraktikkannya adalah burung cuckoo dan cowbird, semut, hingga tawon yellowjacket.

2. Sexual parasitism
Sexual parasitism salah satunya terjadi pada ikan angler. Pada spesies ini, ikan jantan umumnya berukuran lebih kecil daripada betina. Apabila telah menemukan pasangan yang cocok, pejantan akan menempelkan diri pada betina yang berukuran lebih besar menggunakan rahang mereka.

Karena menempel begitu erat, pada akhirnya jaringan ikan jantan dan betina pun menyatu. Alhasil, ikan angler jantan berubah menjadi parasit penghasil sel kelamin jantan (sperma).

3. Hyperparasitism
Parasit pun juga bisa dihinggapi parasit lain. Fenomena ini disebut hyperparasitism, yakni bentuk parasitisme di mana terdapat parasit dalam tubuh sebuah parasit yang mendiami sebuah inang. Contohnya adalah protozoa yang hidup di saluran pencernaan kutu anjing.

Contoh Simbiosis Parasitisme
1. Kutu dengan Hewan
Kutu merupakan organisme berukuran kecil yang mendapat makanan dengan menghisap darah makhluk hidup yang ia tempati, termasuk hewan-hewan seperti kerbau, kambing, sapi, atau anjing. Keuntungan yang didapatkan oleh kutu ialah mendapat makanan dan tempat tinggal, sementara hewan yang ditempati akan mengalami kerugian dari adanya kutu dan dapat menyebabkan rasa gatal.

2. Kutu Daun dengan Tumbuhan
Kutu daun atau dikenal juga dengan nama ‘afid‘ atau ‘aphid‘ merupakan jenis serangga kecil pemakan getah tanaman. Mereka hidup secara berkelompok dan berperan sebagai hama tanaman. Kutu daun biasanya hidup di tumbuhan-tumbuhan dan merugikan tumbuhan yang ditinggalinya.

Keuntungan akan didapatkan oleh kutu daun berupa getah makanan yang diperoleh. Sementara tumbuhan yang ditinggali akan dirugikan karena diserap oleh kutu daun.

3. Manusia dengan Cacing Tambang
Seperti halnya interaksi manusia dengan cacing pita, interaksi antara manusia dengan cacing tambang juga menjadi contoh simbiosis parasitisme. Cacing tambang pada usus akan merugikan manusia karena akan menyerap darah.

Keuntungan didapatkan oleh cacing tambang yang mendapat makanan dengan menyerap darah. Sementara manusia mengalami kerugian dan bisa menyebabkan anemia atau kurang darah.

4. Sapi dengan Cacing Hati
Hubungan antara sapi dengan cacing hati, hampir mirip dengan hubungan manusia dan cacing pita atau cacing tambang. Jenis cacing hati biasa tinggal pada bagian hati dari sapi dan memperoleh makanan dari sapi.

Keuntungan akan didapatkan oleh cacing hati yang mendapat makanan dari sapi. Sementara sapi akan mengalami kerugian karena kesehatannya menjadi terganggu dan bisa terserang penyakit.

5. Nyamuk dengan Manusia
Hubungan nyamuk dan manusia termasuk contoh simbiosis parasitisme. Manusia sering terganggu dengan adanya nyamuk karena menggigit dan menghisap darah. Bahkan, ada jenis nyamuk tertentu bisa menyebarkan penyakit mematikan seperti demam berdarah atau malaria.

Keuntungan akan didapat nyamuk yang mendapat darah dan dapat berkembang biak. Sementara manusia akan dirugikan karena merasa gatal dan dapat terserang penyakit berbahaya.

6. Manusia dengan Cacing Pita
Cacing pita terdapat pada sistem pencernaan manusia dan merugikan manusia. Hal itu karena cacing pita mengambil sari makanan yang penting bagi manusia untuk menjadi energi. Keuntungan akan didapatkan oleh cacing pita karena mengambil makanan dari sari makanan manusia.

Sementara kerugian didapatkan oleh manusia karena kehilangan sari makanan yang digunakan untuk metabolisme karbohidrat sekaligus sumber energi.

7. Kutu dengan Manusia
Kutu pada manusia biasa ditemukan di rambut kepala. Adanya kutu akan membuat rasa gatal atau rasa tidak nyaman. Keuntungan didapatkan oleh kutu karena mendapat makanan dan tempat tinggal di rambut kita. Sementara manusia tentu akan dirugikan dengan adanya kutu.

8. Alang-alang dengan Tanaman Produksinya
Alang-alang termasuk tanaman gulma untuk budi daya tanaman produksi. Meski begitu, adanya alang-alang menyebabkan kerugian pada tanaman produksinya. Keuntungan didapatkan oleh alang-alang karena akan mendapat air, mineral, dan cahaya matahari.

Sementara tanaman produksinya akan dirugikan karena mendapat saingan untuk mendapat air dan mineral serta dirugikan karena senyawa beracun yang disebarkan oleh alang-alang.

9. Lalat buah dengan Buah
Lalat buah merupakan jenis lalat yang sering mengerumuni buah-buahan. Hubungan antara lalat dan buah-buahan termasuk simbiosis parasitisme. Adanya lalat buah akan merugikan buah-buahan dan menguntungkan lalat buah tersebut.

Keuntungan didapat lalat buah yang akan bertelur dan berkembang buah di dalam buah. Sementara kerugian didapatkan oleh buah-buahan karena dapat membusuk.

10. Paus dengan Teritip
Teritip adalah semacam antropoda yang hidup di laut terutama di laut dangkal atau pasang yang bergelombang kuat. Teritip biasanya hidup di dalam tubuh ikan paus.

Keuntungan akan didapatkan oleh teritip yang memperoleh tempat tinggal. Sementara ikan paus akan dirugikan karena adanya teritip menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.

Dari berbagai sumber

Download

Baca Juga: Simbiosis Mutualisme: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Contoh Simbiosis Lainnya

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Simbiosis Parasitisme: Pengertian, Jenis, dan Contohnya"