Satwa Harapan: Pengertian, Fungsi, Ciri, Syarat, Jenis, dan Keunggulannya

Pengertian Satwa Harapan
Satwa Harapan
Pengertian Satwa Harapan
Satwa harapan adalah segala jenis hewan yang mampu menghasilkan barang baku, jasa atau manfaat ekonomis maupun non ekonomis lainnya ketika dipelihara atau diternakkan. Lebih jelasnya, satwa harapan adalah binatang atau satwa selain binatang yang dipelihara atau diternakkan dan diharapkan jika diusahakan akan menghasilkan bahan dan jasa seperti ternak.

Dengan kata lain, satwa harapan merupakan satwa liar yang dapat memberikan manfaat ekonomis dan non ekonomis jika dipelihara atau diternakkan. Berbagai jenis satwa harapan tersebut, misalnya burung (burung puyuh, ayam hutan), cucak rawa, reptil (ular dan buaya), ikan arwana, kupu-kupu, banteng, rusa, cacing, jangkrik, lebah madu, gajah, anoa, dll.

Fungsi Budidaya Satwa Harapan
Alasan utama budidaya satwa liar ialah karena alasan ekonomis, karena satwa-satwa tersebut dapat menghasilkan produk, seperti daging, minyak, gading, tanduk, taring, kulit dan lainnya yang mempunyai unsur keindahan.

Salah satunya melalui budidaya dan pengembangan satwa liar menjadi komoditi domestik melalui domestikasi atau penangkaran. Beberapa pola yang dikembangkan adalah game ranching dan game farming.

Prinsip budidaya satwa harapan berkaitan dengan jumlah satwa liar pada batas tertentu yang diambil dari alam, kemudian dilakukan pengembangan dari keturunan-keturunan yang berhasil ditangkarkan. Ada empat syarat untuk mengembangkan komoditi domestik melalui penangkaran di antaranya,
1. Obyek atau satwa liar harus diperhatikan populasinya di alam, apakah mencukup atau tidak, memperhatikan kondisi spesies meliputi ukuran tubuh dan perilaku, serta proses pemeliharaan dan pemanfaatannya.
2. Harus menguasai ilmu dan teknologi, meliputi ilmu ekologi satwa liar serta teknologi sesuai perkembangan zaman.
3. Dibutuhkan tenaga terampil untuk menerapkan konsep ekologi serta pengelolaan penangkaran.
4. Diperlukan masyarakat dengan sosial budaya sesuai sebagai sasaran utama proses pemasaran produk.

Penangkaran yang bertujuan budidaya harus menyasar pada kepentingan komersil, terutama peningkatan kualitas sehingga metode yang diterapkan dapat meningkatkan jumlah produksi sesuai kaidah ekonomi dan kebutuhan pasar.

Cara ini menerapkan teknologi reproduksi tinggi, seperti inseminasi buatan atau transplantasi embrio agar menghasilkan keturunan yang baik dan terjadi peningkatan genetik. Akan tetapi metode ini hanya boleh diterapkan bagi satwa di penangkaran karena terkait dengan nilai etika dan undang-undang perlindungan satwa liar.

Ciri Satwa Harapan
Ciri-cirinya terbagi menjadi 2 yakni satwa harapan tak bertulang belakang dan satwa harapan bertulang belakang. Satwa harapan tak bertulang belakang di antaranya,
1. Rangka tubuh terletak di luar.
2. Susunan saraf terletak di bawah sistem pencernaan.
3. Multiseluler.
4. Sistem ekskresi masih sangat sederhana.
5. Simetri tubuh bilateral dan radial.

Satwa harapan bertulang belakang di antaranya,
1. Jenis unggas adalah jenis satwa harapan yang memiliki alat gerak berupa sayap dengan jenis makanan berupa biji-bijian, larva serangga, atau buah. Contoh: burung lovebird, burung jalak dsb.
2. Jenis reptil di antaranya adalah kura-kura, tokek, kadal, dan sebagainya.
3. Jenis mamalia adalah jenis satwa harapan yang memiliki alat gerak berupa kaki. Ciri hewan mamalia juga menyusui anaknya dan berkembang biak dengan cara beranak. Contoh: tikus, kelinci, dan sebagainya.

Syarat Budidaya Satwa Harapan
Budidaya satwa harapan berkaitan dengan jumlah satwa liar pada jumlah tertentu yang diambil dari alam. Kemudian, periset atau orang yang akan membudidayakan harus mengembangkan satwa tersebut dari keturunan-keturunan yang berhasil ditangkarkan. Berikut syarat untuk mengembangkan satwa harapan untuk komoditas domestik melalui penangkaran.
1. Untuk ketepatan pemasaran produk diperlukan masyarakat dengan sosial budaya yang sesuai dengan komoditi yang akan dikembangkan.
2. Harus menguasai ilmu dan teknologi yang meliputi ilmu ekologi satwa liar dan teknologi sesuai perkembangan zaman.
3. Memperhatikan keadaan satwa liar yang akan dibudidayakan, apakah populasinya di ala mencukupi atau tidak, proses pemeliharaan dan pemanfaatannya, serta memperhatikan kondisi spesies seperti ukuran tubuh dan perilaku.
4. Perlu adanya tenaga terampil untuk menerapkan konsep ekologi sekaligus pengelolaan penangkaran.

Jenis Satwa Harapan
Budidaya satwa harapan dilakukan oleh sebagian masyarakat dengan beragam. Salah satunya adalah sebagai media usaha sampingan. Sebab, bisnis tersebut memungkinkan kita untuk melakukannya secara bersamaan dengan pekerjaan utama.

Selain itu, bisnis ini juga mempunyai nilai ekonomis, yang bisa meningkatkan penghasilan. Berikut beberapa jenis satwa harapan yang bisa dibudidayakan di antaranya,
1. Cacing Tanah
Satwa harapan pertama yang bisa Anda budidayakan adalah cacing tanah. Hewan ini bisa berukuran dari 9 cm hingga 30 cm. Hal tersebut bergantung pada banyaknya ruas badan, umur, dan mutu pakannya. Seperti yang diketahui bahwa hewan cacing tidak memiliki tangan, kaki, bahkan mata. Jadi, satwa harapan yang satu ini lebih mudah untuk dibudidayakan dibandingkan dengan hewan lainnya.

Untuk habitat satwa harapan yang satu ini, mereka hanya bisa hidup di tempat yang memiliki oksigen, air, pakan, serta suhu yang cocok. Apabila tempat tinggal cacing tidak memiliki keempat unsur tersebut.

Maka cacing akan berpindah ketempat lain yang bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut penelitian, dalam satu hektar tanah, kita dapat menemukan satu juta cacing tanah yang tinggal di dalamnya.

Cacing tanah biasanya akan membuat lubang dan menembus ke dalam tanah serta mencampur bagian bawah dengan bagian permukaan tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Selain itu, kotoran cacing juga bisa membantu dalam mengikat partikel tanah yang menjadi agregat. Sehingga hal tersebut bisa membuat struktur tanah menjadi lebih baik.

Cacing tanah masuk kedalam golongan hewan berdarah dingin. Satwa harapan ini dapat menumbuhkan ekor baru, akan tetapi cacing tidak bisa menumbuhkan kepala baru apabila bagian tersebut terpotong. Bayi cacing tidak dilahirkan, namun berada di dalam kokon yang berukuran sangat kecil.

Walaupun tidak memiliki mata, cacing bisa menangkap sinar, khususnya di bagian tubuh paling depan. Namun, cacing cenderung menghindari sinar matahari. Sebab, kulit cacing akan menjadi kering apabila terekspos sinar dalam waktu yang lama. Jika kulit cacing sudah kering, maka cacing akan mati.

Jika Anda ingin budidaya cacing tanah. Maka Anda harus memastikan lahan yang digunakan mengandung empat unsur yang telah dijelaskan sebelumnya. Cacing sendiri merupakan salah satu satwa harapan yang mudah dikembangbiakkan. Sebab, hewan ini memiliki kelamin ganda. Jadi Anda tidak perlu bingung mencampurkan antara cacing jantan atau betina.

2. Jangkrik
Jangkrik merupakan serangga yang memiliki bentuk tubuh yang rata dan mempunyai antena yang panjang. Jangkrik sendiri masih tergolong kedalam kerabat dekat hewan belalang. Bagi Anda yang masih tinggal di perkampungan.

Tentu sering mendengar suara jangkrik pada malam hari. Suara khas tersebut dikeluarkan oleh jangkrik jantan untuk menarik perhatian jangkrik betina. Suara jangkrik akan semakin mengeras bergantung pada kenaikan suhu di sekitar.

Di Indonesia, ada sekitar 123 jenis jangkrik yang tersebar di daerah-daerah asalnya. Hewan ini biasanya dibudidayakan untuk keperluan pakan burung ataupun ikan. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa burung yang memakan jangkrik akan lebih rajin berkicau. Sedangkan ikan yang memakan jangkrik akan memiliki tubuh yang berkilau.

Di habitat aslinya, jangkrik biasanya aktif di malam hari. Hal ini berarti bahwa jangkrik melakukan kegiatan mengerik, mencari makan, dan kawin di malam hari. Oleh sebab itu, tempat budidaya jangkrik harus dibuat remang-remang atau gelap. Supaya jangkrik bisa terus melakukan aktivitas.

Karena jangkrik biasa hidup di malam hari saat hari sudah gelap. Maka pada siang hari, biasanya jangkrik akan mencari perlindungan di lubang tanah, di bawah batu, atau di bawah tumpukan material seperti kayu dan genteng.

Makanan yang dibutuhkan jangkrik tergolong mudah dicari. Biasanya jangkrik memakan berbagai jenis tumbuhan seperti krokot atau tanaman lain seperti sayuran dan palawija. Jangkrik umumnya lebih menyukai bagian tanaman yang paling muda, seperti pucuk daun atau pucuk tanaman.

Siklus hidup jangkrik sangat bervariasi bergantung pada jenisnya. Namun untuk semua jenis, jangkrik jantan memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan dengan jangkrik betina. Ukuran jangkrik betina juga lebih panjang dibandingkan tubuh jangkrik jantan.

Budidaya satwa harapan yang satu ini biasanya ditujukan untuk diambil telurnya, kemudian dijual ke peternak lain. Selain itu, hasil jangkrik yang sudah dewasa dijual sebagai pakan burung.

3. Lebah Madu
Lebah madu merupakan salah satu satwa harapan yang termasuk ke dalam serangga sosial yang hidup secara berkelompok. Setiap lebah memiliki tugas masing-masing yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kelompoknya.

Di dalam sistem koloni lebah, terdapat tiga anggota lebah, yaitu lebah ratu, lebah jantan, dan lebah pekerja. Setiap anggota lebah mempunyai tugas dan ciri fisik yang berbeda-beda.
1. Lebah pekerja biasanya memiliki bentuk pantat yang runcing dan bersengat. Tugas mereka bergantung pada tingkatan umurnya. Mulai dari bertugas sebagai perawat, penghubung di sarang, penjaga sarang, pencari tempat yang menghasilkan pakan, dan bertugas sebagai perintis.
2. Sedangkan lebah ratu memiliki bentuk badan yang panjang dan berpantat runcing serta bersengat. Setelah kawin satu kali, lebah ratu akan masuk ke dalam sarang dan bertelur seumur hidup. Selama tidak ada yang mengganggu dan belum ada ratu baru yang harus menggantikannya, maka lebah ratu akan terus berada di sarang.
3. Yang terakhir adalah lebah jantan, biasanya lebah ini memiliki bentuk pantat yang tumpul dan tidak bersengat. Lebah jenis ini bertugas untuk membuahi ratu dan menjaganya. Selain itu, lebah jantan tidak mempunyai tugas lain.

Selain menghasilkan madu, lebah jenis ini juga bisa menghasilkan lilin. Di habitatnya, lebah madu membangun sarang di dahan ataupun di dahan pohon besar. Sarang di bagian atas akan digunakan untuk menyimpan madu, sedangkan bagian bawah akan digunakan untuk mengerami telur.

Lebah madu banyak dibudidayakan oleh masyarakat menggunakan glodok atau sarang dari kayu. Biasanya satu sisir sarang bisa menyimpan sekitar 15 sampai 20 kg madu dan 3 sampai 4 kg lilin.

4. Ulat Sutera
Ulat sutera merupakan salah satu golongan serangga yang memiliki ukuran cukup besar dan banyak ditemukan di hutan tropis dan subtropis. Satwa harapan jenis ini termasuk ke dalam golongan hewan polivoltin. Artinya, hewan tersebut bisa hidup sepanjang tahun. Ulat sutera masuk ke dalam golongan hewan yang mengalami metamorfosis secara sempurna.

Biasanya, ulat sutera dibudidayakan dengan tujuan untuk dijadikan bahan baku benang sutera. Di mana nantinya kepompong yang dihasilkan akan dipintal menjadi benang. Setelah itu, benang yang dihasilkan akan digunakan untuk membuat kain sutera.

Keunggulan Satwa Harapan
Mengapa budidaya satwa harapan menjadi salah satu potensi bisnis yang menjanjikan? Padahal masih ada banyak hewan ternak yang bisa dibudidayakan seperti kambing, ayam, sapi, dan hewan lain yang bisa menjadi sumber pangan manusia. Hal ini disebabkan karena satwa harapan masih banyak menyimpan potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Mulai dari sumber bahan baku industri dan pakan.

Selain masih mempunyai kesempatan yang lebar. Ketika kita memilih untuk budidaya satwa harapan, maka kita akan menjadi inovator yang berkolaborasi dengan peternak konvensional. Bukan malah menjadi pesaing yang menyaingi peternak lainnya.

Budidaya satwa harapan juga memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya yaitu memiliki siklus hidup yang pendek, jarang terkena penyakit, membutuhkan biaya yang tergolong sedikit, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar maupun pakan yang diberikan.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Satwa Harapan: Pengertian, Fungsi, Ciri, Syarat, Jenis, dan Keunggulannya"