Kopi: Pengertian, Istilah, Sejarah, Persebaran, Budaya, Jenis, dan Manfaatnya

Pengertian Kopi
Kopi
Pengertian Kopi
Kopi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pohon yang banyak ditanam di Asia, Amerika Latin, dan Afrika, buahnya digoreng dan ditumbuk halus untuk dijadikan bahan pencampuran minuman; Coffea; buah (biji) kopi; serbuk kopi; minuman yang bahannya serbuk kopi.

Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua spesies pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).

Istilah Kopi
William H. Ukers dalam buku yang ditulisnya mengatakan bahwa kata “kopi” masuk dalam bahasa-bahasa Eropa pada tahun 1600-an. Dalam buku “All About Coffee” (1922) tersebut dikatakan kata “kopi” atau “coffee” diambil dari bahasa Arab “qahwa” yang diserap ke bahasa Turki “kahveh”.

Dalam bahasa Arab, kata “qahwa” bukan berarti tanaman kopi, namun justru merujuk pada nama minuman. Dapat dikatakan “qahwa” merupakan sebutan untuk minuman yang dibuat dari biji dan diseduh dengan air panas.

Pendapat lain dalam Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada tahun 1909, menyepakati bahwa kata “coffee” tertuju pada istilah “qahwa” dalam bahasa Arab yang berati “kuat”. Namun terdapat juga pendapat lain, bahwa “qahwa” memiliki arti jenis minuman dari anggur atau wine.

Selain itu, ada pendapat lain yang mengatakan penggunaan istilah kopi tidak berasal dari bahasa Arab dan melainkan diambil dari bahasa Abyssinia yang merupakan daerah asalnya. Menurut teori ini, kopi diadaptasi dari kata “kaffa” yang merupakan sebuah kota di daerah Shoa, terletak di Selatan Barat Daya Abissynia.

Akan tetapi pendapat tersebut terbantahkan karena tidak didukung oleh bukti kuat. Karena ada bukti menunjukkan bahwa buah kopi atau biji kopi disebut dengan nama “bun” atau “bunn” dan tidak merujuk pada minuman.

Bersumber dari kata “qahwa” dalam bahasa Arab, kemudian diserap ke bahasa Turki “kahve”, bahasa Belanda “koffie”, bahasa Prancis “cafe”, bahasa Italia “caffe”, bahasa Inggris “coffee”, bahasa Jepang “kehi”. bahasa Cina “kia fey” dan bahasa Melayu “kawa”. Keseluruhan nama tersebut memiliki kesamaan bunyi dengan kata “qahwa”.

Sedangkan kata “kopi” yang kita kenal saat ini untuk menyebut minuman dari biji kopi merupakan serapan kata dari bahasa Belanda “koffie”. Teori ini dirasa akurat sebab pemerintahan Belanda membuka perkebunan kopi pertama di Indonesia. Namun tidak menutup kemungkinan juga diserap langsung dari bahasa Arab dan Turki karena Indonesia telah memiliki hubungan dengan mereka sebelum bangsa Eropa datang.

Kopi Menurut Para Ahli
1. Bhara L.A.M (2005), kopi adalah suatu jenis tumbuhan yang dibuat minuman dengan sifat psikostimulant sehingga menyebabkan seseorang yang meminumnya akan tetap terjaga (susah tidur), mengurangi kelelahan atau stres saat bekerja, serta mampu untuk memberikan efek fisiologis yakni energi.
2. Saputra E (2008), kopi adalah tanaman yang memiliki dua jenis utama, yakni Coffea robusta dan Coffea Arabica. Kedua jenis kopi ini sangat digemari oleh masyarakat, baik yang ada di dalam negeri ataupun masyarakat yang ada di luar negeri.

Sejarah
Berbagai catatan masa lampau menyatakan sejarah kopi bermula pada abad ke-9 di dataran Afrika, tepatnya dari negara Ethiopia dan Eritrea. Secara lebih spesifik, nama daerah asal tanaman kopi pada masa kuno tersebut adalah Abyssinia.

Akan tetapi, tidak diketahui secara pasti bagaimana masyarakat Abyssinia memanfaatkan tanaman kopi. Karena pada masa itu tanaman kopi kemungkinan hanya menjadi komoditas komersial yang dibawa pedagang dari Abyssinia ke Yaman oleh orang Arab. Sedangkan, pemanfaatan kopi sebagai minuman pertama kali dipopulerkan oleh orang-orang Arab.

Sejarah mencatat, bahwa perdagangan biji kopi dikendalikan oleh pedagang Arab. Monopoli tersebut dilakukan dengan perdagangan melalui pelabuhan Mocha di Yaman kemudian diperdagangkan hingga ke Eropa. Pada saat itu Mocha adalah satu-satunya pintu perdagangan kopi, bahkan hingga saat ini kita mengenal istilah kopi mocha.

Pada abad ke 17 orang-orang Eropa mulai mengembangkan perkebunan kopi. Akan tetapi karena iklim yang tidak cocok untuk tanaman kopi, maka orang-orang Eropa mencoba untuk membudidayakan tanaman kopi di daerah jajahan mereka. Hingga pada akhirnya, hasil tanaman kopi oleh bangsa Eropa di berbagai daerah jajahan mampu menggeser dominasi kopi dari bangsa Arab.

Tanaman kopi juga di tanam oleh bangsa Belanda ketika itu, terutama di Pulau Jawa yang dijadikan pusat tanaman kopi oleh mereka. Bahkan “Cup of Java” atau kopi yang berasal dari Jawa sempat populer masa itu.

Sejarah Kopi di Indonesia
Asal mula masyarakat Indonesia mengenal kopi tidak dapat dilepaskan dari masa kolonial Belanda. Pada tahun 1969, Belanda membawa kopi dari Malabar, India dan dibawa ke Jawa. Saat itu, kopi pertama kali dibudidayakan di kawasan perkebunan dekat Batavia, yaitu Kedawung. Upaya ini gagal karena tanaman kopi mati akibat banjir.

Selanjutnya, pemerintah Belanda pada tahun 1699 kembali mendatangkan bibit kopi dari hasil stek kopi dari Malabar. Upaya ini berhasil, pada tahun 1706 sampel kopi dari Jawa dikirim ke Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam, hasilnya adalah kopi dari Jawa memiliki kualitas yang sangat baik.

Pada perkembangannya, tanaman kopi dijadikan komoditas tanaman perkebunan yang dikembangkan di seluruh Indonesia, seperti di Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau lainnya.

Namun pada tahun 1878 terjadi bencana perkebunan kopi, di mana tanaman kopi terutama di dataran rendah rusak akibat penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix. Perkebunan kopi di Indonesia ketika itu hanya menanam jenis kopi arabika yang kemudian disimpulkan tidak memiliki ketahanan terhadap penyakit karat daun tersebut.

Selanjutnya, pemerintah kolonial mendatangkan spesies kopi liberika yang diharapkan tahan terhadap wabah karat daun.

Berbeda dengan sekarang, pada saat itu kopi liberika memiliki harga yang sama dengan arabika di perdagangan Eropa. Akan tetapi, ternyata liberika yang diharapkan tahan terhadap karat daun juga mengalami penyakit yang sama. Kemudian pada tahun 1907 Belanda membawa spesies lain, yaitu kopi robusta untuk di tanam di perkebunan kopi Indonesia yang hingga saat ini lebih tahan terhadap penyakit karat daun.

Setelah Indonesia merdeka, seluruh tanaman perkebunan kopi yang ada di nasionalisasi dan sejak saat itu, Belanda tidak lagi menjadi pemasok kopi dunia.

Awal Budidaya Kopi
Tanaman kopi yang pertama kali dibudidayakan adalah kopi jenis arabika (Coffea arabica). Sebab, sejarah mencatat bahwa kopi bermula dibawa dari Abyssinia menuju ke Yaman dan kemudian dibudidayakan di dataran tinggi wilayah tersebut.

Perkiraan waktu budidaya kopi dilakukan pada tahun 575 Masehi. Meski berkembang lambat, budidaya kopi tetap dijalankan dan menjadi komoditas eksklusif daerah tersebut, serta diperdagangkan melalui pelabuhan Mocha di Yaman.

Untuk melindungi eksklusivitas tanaman kopi, para pedagang arab sengaja merebus biji kopi sebelum diperdagangkan dengan tujuan agar biji tidak dapat tumbuh ketika ditanam.

Penyebaran Tanaman Kopi
Dari peta jalur penyebaran kopi, dapat dilihat bahwa asal mula tanaman kopi adalah dari negara Ethiopia, kemudian menyebar ke negara lain di Afrika, Yaman hingga ke benua-benua lainnya.
1. Penyebaran ke Asia Selatan
Meskipun upaya untuk mempertahankan kopi agar hanya dapat diperdagangkan oleh pedagang Arab dilakukan, ternyata upaya tersebut tidak berhasil. Pada tahun 1616 orang Belanda berhasil membawa tanaman kopi melalui pelabuhan Mocha ke Holand, Belanda. Selanjutnya, orang-orang Belanda mencoba untuk menanam tanaman kopi di Srilanka.

Selain itu, tanaman kopi juga pernah dicoba ditanam di Dijon, Prancis. Akan tetapi, tanaman kopi tidak dapat tumbuh dan upaya ini gagal.

Selain penyebaran kopi melalui pelabuhan Mocha yang saat itu dianggap satu-satunya jalur perdagangan kopi, ternyata kopi dapat menyebar melalui jalur-jalur lain. Salah satunya adalah melalui para peziarah yang datang ke Mekah dan Madinah untuk berhaji.

Salah satu orang yang berhasil membawa biji kopi adalah peziarah dari India, yaitu Baba Budan. Ia berhasil membawa biji kopi yang dapat ditanam dan dibudidayakan di Chikmagalur, India bagian selatan.

2. Penyebaran ke Asia Tenggara
Pada masa penjajahan di Indonesia, pemerintah VOC Belanda mendatangkan tanaman kopi dari Malabar, India. Asal usul jenis kopi yang di bawa ke pulau Jawa tersebut berasal dari Yaman yang telah dibudidayakan di Malabar. Tanaman kopi yang dibawa tersebut ditanam di Kadawung, namun budidaya ini gagal akibat banjir.

Sekitar 3 tahun berikutnya, Belanda kembali mendatangkan tanaman kopi berupa stek yang juga berasal dari Malabar. Upaya budidaya tanaman kopi ini dapat dikatakan berhasil dan mencapai puncaknya ketika berhasil menggeser dominasi kopi dari Yaman. Bahkan, ketika itu Belanda menjadi eksportir kopi terbesar di dunia.

3. Penyebaran ke Amerika dan sekitarnya
Tanaman kopi sampai ke benua Amerika dan kepulauan sekitarnya melalui dua jalur masuk. Pertama, ketika pada tahun 1706 Belanda membawa tanaman kopi dari Jawa ke kebun raya Amsterdam, kemudian tanaman kopi tersebut dibawa ke Suriname sebagai hadiah kepada Raja Louis XIV di Paris.

Kemudian pada tahun 1720 tanaman kopi dari Paris tersebut dibawa dan kemudian di taman di daerah Karibia yang merupakan kawasan koloni Perancis. Menurut cerita, tanaman kopi yang dibawa dalam kondisi hidup dan melintasi lautan tetap dapat hidup berkat penyiraman yang dilakukan oleh anak buah kapal. Kopi yang berasal dari Amsterdam ini dikenal dengan nama kultivar Typica.

Jalur yang kedua tanaman kopi dapat masuk ke Amerika adalah melalui Pulai Bourbon, saat ini dikenal La Reunion. Biji kopi berasal dari utusan Sultan Yaman kepada Raja Louis XIV pada tahun 1715. Jumlah biji kopi yang diterima adalah 60 butir benih kopi yang selanjutnya di tanam di daerah jajahan Perancis di benua Amerika. Kopi jenis ini kemudian dikenal dengan kultivar Bourbon.

Kultivar Typica dan Bourbon merupakan tanaman kopi jenis arabika yang saat ini dipercaya sebagai asal tanaman kopi di berbagai perkebunan.

Perdagangan Kopi
Secara global, terdapat 4 jenis kopi yang diperdagangkan di dunia internasional. Berdasarkan catatan ICO atau International Coffee Organization, jenis kopi tersebut adalah kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika dan kopi excelsa.

Meski berjumlah 4 jenis, namun 4 jenis kopi tersebut ternyata dihasilkan dari 3 spesies kopi, yaitu:
1. Kopi arabika berasal dari spesies Coffea arabica
2. Kopi robusta berasal dari spesies Coffea canephora
3. Kopi liberika berasal dari spesies Coffea liberica var. Liberica
4. Kopi excelsa berasal dari Coffea liberica var. Dewevrei

Era Awal (abad ke-17)
Pada masa ini, kopi hanya dikenal di sekitar wilayah jazirah Arab dan masyarakat yang datang ke tempat tersebut. Kopi mulai diperdagangkan ke luar Arab melalui pelabuhan Mocha, di Yaman. Pada waktu itu, pedagang-pedagang Arab memonopoli komoditas kopi dalam jangka waktu yang lama.

Berlanjut pada abad ke-18, bangsa Eropa mulai membudidayakan kopi di luar Arab. Kemudian pada tahun 1920 Belanda berhasil menggeser Yaman sebagai pemasok utama kopi dunia.

Belanda menjadi pengekspor kopi dunia yang berasal dari perkebunan-perkebunan di wilayah jajahannya, seperti Jawa dan daerah lain di Indonesia. Indonesia menjadi produsen kopi terbesar dunia sekitar satu abad. Selanjutnya, Brazil berhasil menduduki peringkat pertama sebagai negara penghasil kopi terbesar dunia menggeser Indonesia hingga saat ini.

Era Modern (awal abad ke-20)
Pada masa ini, kopi telah tersebar dan ditanam di lebih dari 50 negara dunia. Negara penghasil kopi terbesar dunia saat ini adalah Brasil, Vietnam, Kolombia, Indonesia dan Etiopia.

Brazil merupakan penghasil kopi terbesar dunia, yaitu mendominasi sepertiga dari total produksi kopi dunia. Brazil menghasilkan 2,5 juta ton biji kopi pada tahun 2015, yang terdiri dari 80% jenis kopi arabika dan sisanya adalah kopi robusta. Dalam perdagangan kopi, robusta memiliki harga yang lebih tinggi dibanding kopi lainnya.

Pada tahun yang sama, Indonesia berada pada peringkat ke-empat negara penghasil kopi. Data GAEKI atau Gabungan Eksportir Kopi Indonesia, menyatakan sekitar 83% produksi kopi Indonesia merupakan jenis robusta dan arabika sebesar 17%. Selain kedua jenis kopi tersebut, perkebunan kopi di Indonesia juga membudidayakan kopi jenis liberika dan excelsa, meskipun harga kopi jenis tersebut tidak terlalu tinggi.

Budaya Meminum Kopi
Ada sebuah catatan dari ilmuwan musim Al Razi (850-920) yang dianggap paling tua mengenai kopi. Al Razi yang juga seorang ahli kedokteran dalam catatannya menulis tentang suatu minuman yang bernama bunshum dan memiliki ciri-ciri mirip dengan kopi.

Selain itu, catatan lain juga diperoleh dari Ibnu Sina (980-1037) yang juga seorang ahli kedokteran. Dalam catatannya, Ibnu Sina menggambarkan adanya biji yang bisa diseduh dan berkhasiat menyembuhkan salah satu penyakit perut. Informasi dari catatan tersebut merujuk pada ciri-ciri kopi yang kita kenal saat ini. Minuman yang diberi nama bunshum dan bijinya bernama bun.

Dalam perdagangan Islam, kopi merupakan salah satu komoditas ekonomi yang sangat penting. Meski sempat dinyatakan sebagai minuman terlarang, minuman kopi sangat digemari dan terkenal di antara para peziarah kota Mekah. Bukan tanpa sebab, karena minuman kopi dapat membuat terjaga ketika beribadah di malam hari.

Pada periode kekhalifahan Turki Ustmani, minuman kopi semakin menjadi primadona. Kopi menjadi sajian minuman utama pada setiap perayaan di Istanbul.

Kopi menyebar ke Eropa ketika pada tahun 1600-an para pedagang dari Venesia membeli kopi dari pelabuhan Mocha d Yaman. Kemudian menyebar ke daerah-daerah koloni bangsa Eropa lain, seperti New York yang menjadi koloni Belanda pada tahun 1668.

Jenis Kopi
Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2 jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea robusta). Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing dan pasarnya sendiri.
1. Kopi Arabika
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik.[16] Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.[butuh rujukan] Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia.

Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600–2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap.

2. Kopi Robusta
Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafeina dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu.

Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permukaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.

3. Kopi Luwak
Jenis kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan robusta.[butuh rujukan] Biasanya di setiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu jenis kopi lain yang terkenal adalah kopi luwak asli Indonesia.

Jenis Minuman Kopi
Minuman kopi yang ada saat ini sangatlah beragam jenisnya. Masing-masing jenis kopi yang ada memiliki proses penyajian dan pengolahan yang unik. Berikut beberapa contoh minuman kopi yang umum dijumpai di antaranya,
1. Kopi hitam. Merupakan hasil ektraksi langsung dari perebusan biji kopi yang disajikan tanpa penambahan perisa apapun.
2. Espresso. Merupakan kopi yang dibuat dengan mengekstraksi biji kopi menggunakan uap panas pada tekanan tinggi.
3. Latte (coffee latte). Merupakan sejenis kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara susu dan kopi 3:1.
4. Café au lait. Serupa dengan caffe latte tetapi menggunakan campuran kopi hitam.
5. Caffè macchiato. Merupakan kopi espresso yang ditambahkan susu dengan rasio antara kopi dan susu 4:1.
6. Cappuccino. Merupakan kopi dengan penambahan susu, krim, dan serpihan cokelat.
7. Dry cappuccino. Merupakan cappuccino dengan sedikit krim dan tanpa susu.
8. Frappé. Merupakan espresso yang disajikan dingin.
9. Kopi instan. Berasal dari biji kopi yang dikeringkan dan digranulasi.
10. Kopi Irlandia (irish coffee). Merupakan kopi yang dicampur dengan wiski.
11. Kopi tubruk. Kopi asli Indonesia yang dibuat dengan memasak biji kopi bersama dengan gula.
12. Melya. Sejenis kopi dengan penambahan bubuk cokelat dan madu.
13. Kopi moka. Serupa dengan cappuccino dan latte, tetapi dengan penambahan sirup cokelat.
14. Oleng. Kopi khas Thailand yang dimasak dengan jagung, kacang kedelai, dan wijen.

Manfaat Kopi
Kopi selain jadi minuman yang nikmat untuk diminum juga mempunyai banyak manfaat untuk tubuh, di antaranya kopi memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh, kopi juga dianggap dapat memberantas kanker. Berikut beberapa manfaat dari kopi di antaranya,
1. Manfaat kopi untuk kesehatan
a. Meningkatkan Stamina
kopi memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi, dalam tubuh memiliki adenosin yang merangsang otak untuk menyebabkan rasa kantuk, kandungan kafein dalam kopi mempengaruhi kinerja sel adenosin dan membuat pergerakan dari sel adenosin menjadi lambat, sehingga tubuh menjadi segar.

b. Mencegah Kanker
Menurut penelitian, kandungan antioksidan dalam kopi dapat membantu mengurangi risiko gejala kanker pada tubuh.

c. Menjaga Kesehatan Mulut
Kandungan kopi bersifat antibakteri sehingga baik untuk kesehatan mulut, dan dapat membantu menyembuhkan gigi berlubang, infeksi dan termasuk juga mencegah kanker mulut.

d. Mengurangi Risiko Diabetes
Menurut penelitian, kopi mengandung zat asam klorogenat membantu menurunkan penyakit diabetes hingga 50 %

e. Meningkatkan Mood
Banyak yang merasa lebih bahagia dan terlihat lebih segar setelah meminum kopi, hal ini karena kopi merupakan minuman yang dapat meningkatkan mood.

2. Manfaat Kopi Untuk Kecantikan
a. Kopi Untuk Masker Wajah
Kopi banyak dimanfaatkan salon kecantikan, karena kopi memiliki fungsi menjadikan kulit wajah menjadi kencang dan dapat mengangkat sel-sel mati, kopi juga dapat digunakan sebagai krim yang dapat membersihkan wajah.

b. Kopi Untuk Kulit Kepala
Kandungan dari kafein dipercaya sebagai pencegah kerontokan, dan aktioksidan dalam kopi dapat menjaga kulit kepala.

c. Kopi Untuk Menyegarkan Kulit Tubuh
Sekarang sudah banyak skrub berbahan kopi, manfaat kopi untuk tubuh adalah dapat mengangkat sel-sel mati yang dapat menjadikan tubuh melakukan peremajaan kulit sehingga kulit tampak selalu sehat.

d. Ampas Kopi Untuk Mengencangkan Wajah
Ampas kopi yang digunakan sebagai masker wajah dapat bermanfaat bagi wajah terutama untuk mengencangkan wajah sehingga terhindar dari penuaan dini.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Kopi: Pengertian, Istilah, Sejarah, Persebaran, Budaya, Jenis, dan Manfaatnya"