Kabut: Pengertian, Karakteristik, Proses Terbentuknya, Jenis, Manfaat, dan Dampaknya

Pengertian Kabut
Kabut
Pengertian Kabut
Kabut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah awan lembap yang melayang di dekat permukaan tanah; uap air sebagai hasil kondensasi yang masih dekat dengan tanah yang terjadi karena peristiwa pemanasan atau pendinginan udara, biasanya menyebabkan jarak pandang di permukaan bumi berkurang.

Kabut biasanya terbentuk karena hawa dingin membuat uap air berkondensasi dan kadar kelembaban mendekati 100%. Kabut akan muncul ketika uap air mengalami proses pencairan atau mengembun. Selama kondensasi, molekul uap air bergabung menjadi tetesan air kecil di udara. Kabut dapat terlihat oleh mata karena tetesan-tetesan air yang tebal berkumpul menjadi seperti awan.

Tempat yang paling berkabut di dunia adalah Grand Banks di lepas pantai pulau Newfoundland, Kanada. Hal ini dikarenakan tempat ini merupakan pertemuan arus Labrador yang dingin dari utara dengan arus Teluk yang hangat dari selatan. Daratan yang paling berkabut di dunia terletak di Point Reyes, California dan Argentia, Newfoundland, yang diselimuti kabut lebih dari 200 hari dalam setahun.

Karakteristik Kabut
Bisa dikatakan kabut adalah awan yang menyentuh tanah. Kabut memiliki dua ukuran berbeda, yaitu tipis dan tebal. Namun dalam beberapa kondisi alam, kabut bisa sangat tebal hingga mampu menutupi area di sekitarnya. Ada juga kabut yang sangat tipis sehingga pandangan di sekitarnya masih terlihat dengan baik.

Biasanya kabut muncul saat uap air mengalami proses pencairan atau mengembun. Selama terjadinya proses kondensasi tersebut, molekul uap air bergabung untuk membentuk tetesan-tetesan air kecil di udara. Kabut dapat dilihat oleh mata secara langsung karena tetesan air yang tebal berkumpul layaknya awan. Agar kabut terlihat maka harus ada banyak uap air di udara dengan kondisi lingkungan lembap.

Di samping itu, kabut tebal juga dipengaruhi oleh komponen sejenis polusi atau partikel yang ada di udara. Ketika semua komponen yang berpengaruh terkumpul, maka uap air akan mengembun di sekitar partikel tersebut.

Ada pula kabut yang terbentuk di laut. Kabut ini biasanya muncul di sekitar area laut atau air asin Saat air mengembun di sekitar tepian laut yang bisa tiba-tiba datang ataupun menghilang tergantung kelembaban dan suhu di sekitarnya.

Proses Terbentuknya Kabut
Proses terbentuk kabut dapat sama dengan awan. Terbentuk pada saat uap air atau air dalam wujud gas mengalami kondensasi. Pada saat itulah, molekul-molekul yang terdapat di dalamnya akan menyatu dan menghasilkan titik-titik air yang melayang-layang di udara. Tidak seperti uap air yang tidak terlihat, perubahan menjadi titik-titik air inilah yang membuat kita dapat melihat kabut.

Proses ini biasanya karena adanya peningkatan kelembapan udara atau pada saat suhu udara menurun. Maka, sering terbentuk pada pergantian malam ke pagi hari, saat di mana suhu udara biasanya ada di titik paling rendah. Udara yang lembap mengandung banyak uap air di dalamnya. Kabut terbentuk dari pertemuan udara dengan suhu yang berbeda, misalnya udara sejuk bertemu dengan udara hangat.

Setelah terbentuk, ada yang terus naik hingga akhirnya menjadi awan dan ada pula yang jatuh ke permukaan bumi karena lebih berat. Nah, yang tetap berada di permukaan bumi inilah yang akan menempel di berbagai tempat, misalnya tumbuhan, sebagai embun, dan akan menghilang setelah titik-titik air di dalamnya menguap karena ditembus oleh sinar matahari.

Jenis Kabut
Terdapat berbagai jenis kabut, dari National Geographic di antaranya,
1. Kabut radiasi
Kabur radiasi terjadi pada malam hari saat panas yang diserap oleh bumi pada siang harinya dilepaskan ke udara. Karena perpindahan panas dari tanah ke udara, maka terbentuklah uap air yang berkumpul menjadi kabut. Karena datangnya panas dari tanah, posisi kabut ini sangat rendah. Bahkan sering disebut ‘kabut darat’.

2. Kabut adveksi
Kabut adveksi adalah kabut yang terbentuk saat udara hangat dan lembap melewati permukaan yang dingin. Proses tersebut disebut dengan proses adveksi. Pada proses ini, uap air akan memadat dan membentuk kabut.

Kabut adveksi ini biasanya terjadi di pantai tropis yang udaranya hangat lalu bertemu dengan air laut. Pesisir Pasifik di Amerika Serikat, terutama di San Fransisco, sering tertutupi kabut adveksi karena airnya yang dingin namun udaranya hangat.

3. Kabut lembah
Kabut lembah terbentuk di kaki gunung pada musim dingin. Kabut ini terjadi ketika udara yang padat tidak bisa melewati gunung sehingga kabut mengumpul di lembah.

4. Kabut beku
Kabut dingin ini terjadi ketika uap air di dalam kabut membeku karena udara yang dingin. Kabut ini biasanya menutupi puncak gunung dan terjadi pada daerah yang dingin namun lembap, seperti Skandinavia dan Antartika.

Manfaat Kabut
Berikut beberapa manfaat kabut di antaranya,
1. Dapat melembapkan pada permukaan kulit
2. Dapat mempercepat proses pertumbuhan tanaman
3. Dapat menjaga kondisi kelembapan udara
4. Dapat menyejukkan udara di sekitar.

Dampak Terbentuknya Kabut
Di samping itu ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari adanya kabut, seperti mengganggu penerbangan di mana akan sulit melihat walau pun terdapat navigasi sebab adanya kabut.

Pada umumnya penyebab terbentuknya kabut disebabkan adanya udara jenuh akan uap air yang didinginkan di bawah titik bekunya. Bila udara berada pada daerah industri maka akan terkandung suatu asap yang bercampur kabut dan selanjutnya terbentuk kabut berasap. Dengan campuran tersebut akan mengakibatkan tercekik dan pedas bahkan dapat menimbulkan orang terbatuk.

Bila melihat dari beberapa ibukota, di mana hasil dari asap pembuangan kendaraan atau polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida nitrogen yang dapat dirubah menjadi kabut berasap fotokimia sebab sinar matahari.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Kabut: Pengertian, Karakteristik, Proses Terbentuknya, Jenis, Manfaat, dan Dampaknya"