Lawrence Kohlberg: Biografi dan Teori Perkembangan Moral Kognitifnya

Biografi Lawrence Kohlberg
Lawrence Kohlberg
Biografi Lawrence Kohlberg
Lawrence Kohlberg lahir 25 Oktober 1927, dan meninggal 19 Januari 1987. Kohlberg terkenal karena karyanya dalam pendidikan, penalaran, dan perkembangan moral.

Sebagai pengikut teori perkembangan kognitif Jean Piaget, karya Kohlberg mencerminkan dan bahkan memperluas karya pendahulunya. Kohlberg menjabat sebagai profesor di Universitas Chicago serta Universitas Harvard.

Lawrence Kohlberg dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya dan belajar di Akademi Phillips, sebuah SMA swasta yang terkenal. Pada Perang Dunia II, setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, ia mendaftar sebagai ahli mesin di sebuah kapal perang.

Setelah dinasnya dalam perang, ia mendaftar ke Universitas Chicago pada 1948. Hasil ujian masuknya sangat tinggi, dan ia memperoleh gelar sarjana dalam psikologi dalam waktu hanya satu tahun.

Kohlberg terus bertahan di Universitas Chicago untuk melanjutkan ke program pasca-sarjana, dan tertarik pada penalaran moral anak-anak dan karya-karya awal Jean Piaget dan yang lain-lainnya.

Ia menulis disertasi doktoralnya di sana pada 1958, yang memberikan kerangka dari apa yang kini dikenal sebagai tahap perkembangan moral Kohlberg.

Kohlberg kemudian mengajar pada 1962 di Universitas Chicago di Komite tentang Perkembangan Manusia, dan memperpanjang masa tinggalnya dengan dunia pendidikan.

Pada 1968, dalam usia 40 tahun, ia menikah serta dikarunia dua orang anak. Pada tahun yang sama, ia menjadi profesor pendidikan dan psikologi sosial di Universitas Harvard.

Di Harvard, ia berjumpa dengan Carol Gilligan, yang belakangan menjadi koleganya dan kritik terhadap teori perkembangan moralnya.

Dalam sebuah kunjungan ke Israel pada 1969, Kohlberg berkunjung ke sebuah kibbutz dan mengamati betapa perkembangan moral orang-orang muda saat itu jauh lebih berkembang dibandingkan dengan mereka yang tidak menjadi bagian dari kibbutz.

Ia memutuskan untuk memikirkan ulang penelitiannya saat itu dan memulai sebuah sekolah baru yang dinamai Sekolah Cluster di dalam SMA Cambridge Rindge and Latin.

Sekolah Cluster dikelola sebagai sebuah 'komunitas yang adil' di mana siswa-siswanya mempunyai hubungan dasar dan yang layak dipercaya dengan sesamanya, dengan menggunakan demokrasi dalam pengambilan semua keputusan di sekolah itu.

Dilengkapi dengan model ini, ia memulai ‘komunitas yang adil’ yang sama di sekolah-sekolah yang lain, bahkan juga satu di penjara.

Kohlberg tertular sebuah penyakit tropis pada 1971 ketika ia melakukan pekerjaan lintas budaya di Belize. Akibatnya, ia bergumul dengan depresi dan penderitaan fisik selama 16 tahun kemudian.

Pada 19 Januari 1987, ia meminta cuti satu hari dari Rumah Sakit Massachusetts tempat ia dirawat, lalu pergi dengan mobilnya ke pantai, dan kemudian bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya di Samudera Atlantik. Umurnya 59 tahun ketika ia meninggal dunia.

Teori Perkembangan Moral Kognitif
Mengacu kepada teori perkembangan Piaget yang berfokus pada perkembangan kognitif, Kohlberg lebih berfokus pada kognitif moral atau moral reasoning.

Kemampuan kognitif moral seseorang dapat diukur dengan menghadapkannya dengan dilema moral hipotesis yang terkait dengan kebenaran, keadilan, konflik terkait aturan dan kewajiban moral.

Menurut Kohlberg, perkembangan moral kognitif anak terbagi menjadi tiga tahapan di antaranya,
1. Preconventional moral reasoning
a. Obidience and punishment orientation
Pada tahap ini, orientasi anak masih pada konsekuensi fisik dari perbuatan benar—salahnya, yaitu hukuman dan kepatuhan. Mereka hormat kepada penguasa, penguasalah yang menetapkan aturan/undang-undang, mereka berbuat benar untuk menghindari hukuman.

b. Naively egoistic orientation
Pada tahap ini, anak berorientasi pada instrumen relatif. Perbuatan benar adalah perbuatan yang secara instrumen memuaskan keinginannya sendiri dan (kadang-kadang) juga orang lain. Kepedulian pada keadilan/ketidakadilan bersifat pragmatis, yaitu apakah mendatangkan keuntungan atau tidak.

2. Conventional moral reasoning
a. Good boy orientation
Pada tahap ini, orientasi perbuatan yang baik adalah yang menyenangkan, membantu, atau disepakati orang lain. Orientasi ini juga disebut good/nice boy orientation.

Anak patuh pada karakter tertentu yang dianggap alami, cenderung mengembangkan niat baik, menjadi anak baik, saling berhubungan baik, peduli terhadap orang lain.

b. Authority and social order maintenance orientation
Pada tahap ini, orientasi anak adalah pada aturan dan hukum. Anak menganggap perlunya menjaga ketertiban, memenuhi kewajiban dan tugas umum, mencegah terjadinya kekacauan sistem.

Hukum dan perintah penguasa adalah mutlak dan final, penekanan pada kewajiban dan tugas terkait dengan perannya yang diterima di masyarakat dan publik.

3. Post conventional moral reasoning
a. Contractual legalistic orientation
Pada tahap ini, orientasi anak pada legalitas kontrak sosial. Anak mulai peduli terhadap hak azasi individu, dan yang baik adalah yang disepakati oleh mayoritas masyarakat.

Anak menyadari bahwa nilai (benar/salah, baik/buruk, suka/tidak suka, dll) adalah relatif, menyadari bahwa hukum adalah instrumen yang disetujui untuk mengatur kehidupan masyarakat, dan itu dapat diubah melalui diskusi apabila hukum gagal mengatur masyarakat.

b. Conscience or principle oritentation
Pada tahap ini, orientasi adalah pada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal. Benar-salah harus disesuaikan dengan tuntutan prinsip-prinsip etika yang bersifat universal.

Aturan hukum legal harus dipisahkan dari aturan moral. Masing-masing (hukum legal dan moral) harus diakui terpisah, masing-masing mempunyai penerapannya sendiri, tetapi tetap mengacu pada nilai-nilai etika/moral.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Lawrence Kohlberg: Biografi dan Teori Perkembangan Moral Kognitifnya"