Keputusasaan: Pengertian, Gejala, Penyebab, Bentuk, dan Cara Mengatasinya

Table of Contents
Pengertian Keputusasaan
Keputusasaan

Pengertian Keputusasaan

Keputusasaan adalah emosi atau perasaan yang ditandai dengan kurangnya harapan, optimisme, dan gairah. Emosi ini dapat memengaruhi cara seseorang memandang diri sendiri, orang lain, atau bahkan dunia yang tentunya bisa berpengaruh signifikan pada perilakunya karena pandangan negatifnya tersebut.

Keputusasaan merujuk keadaan kurang harapan atau kepercayaan terhadap kemampuan untuk merespons situasi. Dari Psychology Today, para peneliti berpendapat ketika seseorang sering menghadapi hasil yang buruk, ia tidak merasa mampu mengubahnya rentan putus asa.

Seseorang yang mengalami kondisi ini sering kali tidak memiliki harapan dalam hidup, atau sudah menyerah dengan keyakinannya untuk berubah menjadi lebih baik atau sukses di masa depan.

Gejala Keputusasaan

Berikut beberapa gejala yang mungkin akan terjadi jika Anda merasa putus asa di antaranya,
1. Merasa tidak berharga.
2. Kurangnya motivasi.
3. Kepercayaan diri yang rendah.
4. Kurangnya minat.
5. Kurang energi atau merasa kelelahan.
6. Kekebalan tubuh berkurang.
7. Nafsu makan menurun.
8. Gangguan tidur.
9. Kerap mengabaikan kebersihan dan penampilan.
10. Tidak mampu memenuhi tanggung jawab sehari-hari.
11. Mulai menarik diri dari aktivitas sosial.
12. Melukai diri sendiri.
13. Penyalahgunaan zat.
14. Keinginan dan upaya untuk bunuh diri.

Penyebab Keputusasaan

Dilansir dari laman Good Theraphy, putus asa umumnya merupakan gejala dari berbagai masalah perilaku dan kondisi kesehatan mental seseorang. Ini termasuk depresi, gangguan kecemasan (anxiety disorder), gangguan bipolar, gangguan makan, stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder/PTSD), kecanduan atau ketergantungan zat, dan keinginan untuk bunuh diri.

Oleh karena itu, berbagai penyebab dan faktor risiko dari kondisi-kondisi kesehatan mental tersebut bisa menyebabkan seseorang mengalami putus asa.

Meski demikian, keputusasaan juga bisa timbul ketika seseorang merasa kecil hati karena tidak puas akan suatu pencapaian, sedang berada pada situasi yang sulit, atau mengalami suatu peristiwa yang buruk. Sebagai contoh kehilangan orang tersayang, kehilangan pekerjaan atau pengangguran, masalah finansial, memiliki penyakit kronis, hubungan yang abusive, atau mengalami pelecehan atau kekerasan.

Bentuk Keputusasaan

Mengutip PsychCentral, ada sembilan bentuk keputusasaan yang dikemukakan Scioli dan Biller di antaranya,
1. Keterasingan
Jenis keputusasaan ini berasal dari perasaan orang lain yang telah melupakan seseorang atau tidak menganggap sebagai teman. Seseorang itu akan merasa berbeda dalam sejumlah hal yang membuat ikatan dengan orang lain menjadi tantangan.

2. Pengabaian
Keputusasaan dalam hal ini bersumber dari perasaan orang lain yang telah meninggalkan seseorang ketika sangat membutuhkannya. Seseorang itu mungkin merasa ditolak atau mengalami stigma. Hal ini membuat sulit atau bahkan tidak bisa untuk mempercayai orang lain.

3. Kurang inspirasi
Ketika tidak merasa terdorong secara mental atau kreatif, bisa jadi mengembangkan jenis keputusasaan ini. Seseorang mungkin merasa terhambat atau tidak mampu berkreasi dalam beberapa atau semua aspek kehidupan.

4. Tak mampu
Merasa tindakan tidak memiliki pengaruh atau dampak terhadap orang lain atau sekitar juga membuat putus asa. Mungkin merasa tidak memiliki kuasa atau otoritas untuk membuat keputusan atau melakukan perubahan. Bergantung dalam keputusan orang lain.

5. Penindasan
Jenis keputusasaan ini dikaitkan dengan perasaan tidak diperlakukan secara adil atau setara. Rasisme atau seksisme yang terus-menerus bisa menyebabkan keputusasaan jenis ini.

6. Keterbatasan
Mungkin saja seseorang merasa tidak memiliki sumber daya atau keterampilan yang cukup untuk mencapai tujuan. Keputusasaan ini karena mengalami hambatan fisik atau keuangan untuk melakukannya.

7. Malapetaka
Bentuk keputusasaan ini berkaitan dengan perasaan celaka terhadap hasil negatif tertentu dalam hidup, peristiwa buruk atau mengalami sakit.

8. Pengekangan
Seseorang mungkin menghadapi jenis keputusasaan ini jika pernah berada dalam hubungan yang menekan. Itu membuat seseorang merasa tidak bebas untuk bertindak atau melakukan apa yang diinginkan. Emosi ini juga bisa berkembang jika merasa berada dalam bahaya atau membiarkan orang lain menganiaya.

9. Tak berdaya
Bentuk keputusasaan ini akibat perasaan tidak mampu membela diri sendiri atau bertindak tanpa bantuan seseorang.

Cara Mengatasi Keputusasaan

Jika Anda merasa putus asa, jangan biarkan perasaan tersebut melemahkan Anda. Anda harus segera bangkit dan bangun kembali kekuatan untuk menangkalnya. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa putus asa di antaranya,
1. Akui dan pahami perasaan Anda
Sangat penting untuk mengakui perasaan putus asa yang Anda rasakan agar Anda dapat berdamai dengan diri sendiri. Anda pun perlu paham bahwa putus asa itu merupakan perasaan yang bisa dialami oleh siapapun, dan masih akan ada harapan ke depannya.

2. Tenangkan pikiran
Coba juga untuk tenangkan pikiran Anda agar Anda dapat berpikir lebih jernih. Anda bisa melakukannya dengan bicara pada diri sendiri tentang perasaan Anda, misalnya, katakan pada diri Anda bahwa Anda baik-baik saja dan bisa melewati situasi ini.

Anda juga bisa mencobanya dengan berimajinasi membayangkan hal-hal yang Anda sukai, atau sekadar beristirahat dan merilekskan tubuh.

3. Hindari hal-hal yang memperumit keadaan
Setelah diri Anda lebih tenang, hindari pula hal-hal yang justru membuat kondisi Anda semakin parah. Anda bisa mencobanya dengan sekadar jalan-jalan ke luar rumah atau mengobrol dengan kerabat yang Anda percaya untuk melupakan hal-hal yang membuat Anda putus asa.

Selain itu, Anda pun perlu menghindari dan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif yang semakin membuat Anda putus harapan. Misalnya, jangan katakan pada diri sendiri bahwa “tidak ada lagi harapan” atau meramalkan hal buruk apa yang akan terjadi pada masa depan. Pemikiran seperti inilah yang justru membuat Anda semakin terpuruk dan sulit untuk terlepas dari rasa keputusasaan.

4. Jangan membanding-bandingkan
Jangan pula Anda membanding-bandingkan situasi Anda saat ini dengan yang lalu atau dengan orang lain. Membanding-bandingkan justru hanya akan membuat Anda sengsara dan Anda pun semakin sulit untuk mendapat kebahagiaan.

5. Berkumpul dengan orang yang positif
Ada yang menyebut bahwa harapan bisa dipinjam atau ditularkan. Mungkin ini benar adanya. Bila Anda sedang merasa putus asa, berkumpullah dengan orang-orang positif yang dipenuhi dengan harapan agar Anda bisa meningkatkan motivasi diri Anda. Sebaliknya, bergaul dengan orang-orang yang juga putus asa justru akan membuat keputusasaan Anda semakin besar.

6. Bersyukur dengan apa yang Anda miliki
Jangan lupa untuk selalu bersyukur dengan apa yang Anda miliki agar lebih menghargai hidup. Bila perlu tulis apa saja kenikmatan yang pernah Anda peroleh dan syukurilah, meski itu hanya hal kecil sekalipun.

7. Bicarakan perasaan Anda dengan teman
Tidak hanya bergaul dengan orang-orang positif, Anda pun bisa menceritakan perasaan yang sedang Anda alami pada orang tersebut. Pilihlah teman atau anggota keluarga yang Anda percaya, tidak pernah menghakimi Anda, dan selalu mendukung Anda.

8. Rawat diri sendiri
Jangan lupa untuk memperlakukan diri Anda sendiri sebaik mungkin dan memenuhi kebutuhan fisik dan emosional, meski Anda sedang merasa putus harapan. Anda bisa mempraktikkannya dengan makan secara teratur, menjaga kebersihan diri, serta melakukan aktivitas yang menyenangkan.

9. Identifikasi masalah dan hindari sedapat mungkin
Hal yang tidak kalah penting adalah mencari tahu peristiwa atau kondisi yang menyebabkan Anda merasa putus asa. Lalu, pertimbangkan apakah Anda dapat menghindari pemicu tersebut. Ini bisa menjadi tolak ukur apakah Anda butuh bantuan profesional untuk mengatasi rasa putus asa yang Anda rasakan atau tidak.

10. Bantuan profesional atau psikoterapi
Jika cara-cara di atas tidak membuat Anda lebih baik, Anda bisa mencari bantuan profesional. Segera hubungi ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk membantu mengatasi keputusasaan Anda.

Seorang ahli kesehatan mental akan membantu Anda mengidentifikasi penyebab serta membantu Anda melewati kondisi tersebut. Anda mungkin perlu menjalani psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, yang menargetkan pikiran dan asumsi negatif pada pikiran Anda.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment