Mental Breakdown: Pengertian, Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Pengertian Mental Breakdown
Mental Breakdown
Pengertian Mental Breakdown
Mental breakdown adalah kondisi yang menggambarkan situasi stres di mana orang yang mengalaminya untuk sementara waktu kesulitan menjalani fungsinya secara normal dalam kehidupan sehari-hari. Mental breakdown atau lelah dalam pikiran dapat terjadi terhadap siapa pun jika orang tersebut terekspos dalam kondisi stres yang cukup lama.

Mental breakdown umumnya terjadi ketika tuntutan hidup terasa berlebihan, baik secara fisik maupun emosional. Mental breakdown bukanlah respons yang normal atau sehat terhadap stres. Kondisi yang diyakini sebagian orang sebagai mental breakdown mungkin mengindikasikan masalah kesehatan mental mendasar yang membutuhkan perhatian, seperti depresi atau kecemasan.

Ciri Mental Breakdown
Berikut beberapa ciri mental breakdown di antaranya,
1. Gejala gangguan kecemasan dan depresi
Gangguan kecemasan menjadi salah satu gangguan mental yang bisa dibilang serius. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena adanya masalah pada fungsi otak yang mengatur emosi dan rasa takut. Saat hal ini terjadi, mungkin penderita akan selalu merasa ingin menangis atau sering menangis dengan tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas dan tidak berhenti.

2. Sulit fokus dan hilang konsentrasi
Seseorang yang mengalami mental breakdown dalam jangka pendek, bisa menyebabkan daya otak menjadi menurun dalam memproduksi hormon-hormon yang terlepas. Terlebih ruang penyimpanan memori yang mengasah konsentrasi.

Saat mengalami masalah ini, seseorang akan terlihat seperti orang linglung dan susah fokus. Seolah-olah otak sedang kalang kabut dan tidak dapat berpikir dengan jernih. Pada kondisi yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan disorientasi hingga amnesia sementara.

3. Tidak tidur dengan cukup
Perubahan pola tidur yang drastis perlu diperhatikan karena merupakan ciri mental breakdown. Saat stress, waktu tidur Anda akan menjadi berantakan dan sulit mendapat jam tidur yang cukup.

Hal tersebut tentu membuat Anda terjaga dan seringkali terbangun dari tidur di malam hari. Orang yang mengalami masalah mental ini akan terus menerus memikirkan masalah yang sedang dialami tanpa mendapat solusi.

4. Jantung berdebar-debar
Orang yang mengalami penyakit ini biasanya akan merasa sangat berat dan membuatnya benar-benar tidak dapat melakukan aktivitas dengan normal. Emotional breakdown bisa diketahui melalui beberapa gejala fisik, yang paling sering dirasakan yaitu detak jantung yang tidak beraturan.

Saat Anda mengalami emotional breakdown, jantung akan berdebar-debar lebih cepat hingga terasa menyesakkan dada. Segera periksakan ke dokter saat Anda sudah mengalami gejala ini.

5. Perubahan nafsu makan
Perubahan pola makan dengan drastis merupakan ciri selanjutnya. Pada akhirnya Anda tidak akan mementingkan makan lagi hingga berat badan menjadi turun secara ekstrem. Hal ini sering terjadi pada orang yang mengalami depresi berat.

6. Selalu merasa lelah
Lelah yang dirasakan di sini bukanlah rasa lelah yang biasa terjadi pada setiap orang. Rasa lelah pada yang terjadi pada kondisi ini terasa sangat berat dan membuat seseorang benar-benar tidak ingin dan tidak bisa beraktivitas.

7. Merasakan sakit secara fisik
Meski disebabkan oleh psikis, tetapi kondisi ini bisa merambat ke gangguan fisik dan memicu berbagai penyakit, seperti sakit kepala dan perut. Sakit ini biasanya muncul secara tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya.

Selain itu, terdapat beberapa kondisi lain bisa dirasakan orang yang mengalami mental breakdown di antaranya,
1. Menarik diri dari pergaulan dan kegiatan sosial secara tiba-tiba akibat tidak ada motivasi dan tidak ada minat dalam hal apapun
2. Tidak menjaga kebersihan dirinya, entah lupa atau terlalu lemah untuk bergerak
3. Tidak masuk kerja, sekolah, atau kuliah secara terus-terusan
4. Lebih lambat ketika bergerak atau melakukan sesuatu
5. Sering teringat atau flashback mengenai kejadian buruk yang pernah terjadi di masa lalu
6. Mengalami gejala seperti jantung berdebar dengan kencang, berkeringat, mulut kering meski tidak ada apapun di sekitarnya.

Penyebab Mental Breakdown
Mental breakdown biasanya dipicu oleh gangguan kejiwaan yang memang sebelumnya sudah ada. Namun, stres yang timbul akibat peristiwa sehari-hari juga bisa memicu seseorang mengalami kondisi ini.

Stres ini bisa bersifat kronis. Artinya, tekanan tersebut sebenarnya merupakan tumpukan dari kejadian-kejadian di masa lalu yang lama-kelamaan menumpuk. Saat orang tersebut sudah tidak bisa menampungnya, maka ia akan “meledak”.

Peristiwa besar secara tiba-tiba juga bisa memicu reaksi stres akut yang membuat seseorang merasakan stres teramat berat dalam waktu singkat. Beberapa contoh peristiwa yang bisa memicu kondisi ini di antaranya,
1. Kehilangan pekerjaan
2. Perceraian
3. Kematian orang tercinta
4. Masalah keuangan
5. Masalah akademis atau tekanan pendidikan
6. Stres pekerjaan
7. Pindah ke tempat baru dan tidak bisa menyesuaikan diri
8. Kekerasan
9. Trauma

Cara mengatasi Mental Breakdown
Berikut beberapa cara dan teknik yang dapat dilakukan untuk menangani stres dan meringankan mental breakdown di antaranya,
1. Hilangkan Stresor
Kelihatannya memang simple namun fakta yang diketahui bahwa kita tidak dapat mengeliminasi sumber dari masalah stres tersebut, tetapi cara tersebut juga sebagai salah satu cara paling efektif untuk meringankan lelah mental yang Anda alami.

Jika Anda mengalami rasa stres saat mengerjakan tugas, Anda dapat meminta tolong teman untuk bertanya tentang kesulitan yang dihadapi sehingga stresor tersebut dapat hilang.

2. Istirahatlah
Terlalu memfokuskan pikiran terhadap pekerjaan atau tugas dapat membuat mental Anda down. Cobalah untuk menikmati proses daripada terlalu terburu-buru dengan pekerjaan. Selain itu, Anda dapat melakukan me time setelah menyelesaikan pekerjaan untuk dapat menghela napas sejenak setelah sibuk mengerjakan tugas yang Anda kerjakan.

3. Melakukan Olahraga
Memulai motivasi untuk berolahraga memang tidak mudah. Terkadang kita mudah untuk memulai rencana untuk olahraga namun menunda karena merasa olahraga yang kita lakukan terlalu rumit atau berat. Padahal olahraga tidak perlu pergerakan yang kompleks atau harus dalam intensitas yang tinggi hanya untuk meraih manfaat.

Selain itu, manfaat olahraga juga telah terbukti dapat menurunkan rasa stres yang berat, menurunkan rasa gelisah, meningkatkan suasana hati, dan meningkatnya sistem imun kita (Gerber et al., 2010).

4. Menjadwal Waktu Tidur
Tidur memiliki peranan penting dalam kesejahteraan emosional kita. Maka dari itu kita harus mendapatkan waktu tidur yang cukup dan terjadwal untuk menghindari aktivitas yang tidak diingin sehingga dapat mengganggu kesehatan mental kita.

5. Melakukan journaling
Melakukan journaling terhadap aktivitas harian bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran kita terhadap mental kita sendiri. Objektif kecil yang telah tercapai ditulis di jurnal dapat menjadi motivasi utama dalam meningkatkan untuk menyelesaikan objektif lainnya. Jika Anda dapat mengevaluasi hidup Anda dan bangga dengan pencapaian yang telah digapai, maka hidup akan terasa lebih bahagia dan rasa stres berkurang.

6. Mencari Bantuan Dari Orang Profesional
Saat mengalami mental breakdown, kita hanya dapat menduga dan tidak dapat secara pasti menyatakan bahwa kita dapat menyelesaikannya secara mandiri. Ketika hal tersebut terjadi, maka bantuan dari orang profesional yang berpengalaman dalam kesehatan mental seperti terapis sangat diperlukan.

Terapis dapat membantu diri Anda untuk menyediakan cara untuk menghadapi stres dan beban pekerjaan ketika berada dalam masa sulit. Bicarakan secara terbuka terhadap terapis Anda tentang gejala mental down yang Anda alami sehingga terapis atau dokter dapat memberikan evaluasi terbaik untuk menangani diri Anda sesuai dengan teknik dan terapi yang dibutuhkan.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Mental Breakdown: Pengertian, Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya"