Down Syndrome: Pengertian, Gejala, Penyebab, Jenis, dan Cara Mendidiknya

Table of Contents
Pengertian Down Syndrome
Down Syndrome

Pengertian Down Syndrome

Down syndrome adalah kelainan genetik yang menyebabkan penderitanya memiliki tingkat kecerdasan yang rendah dan kelainan fisik yang khas. Down syndrome merupakan kelainan genetik yang paling umum terjadi. Data WHO memperkirakan 3000 hingga 5000 bayi terlahir dengan kondisi ini setiap tahunnya.

Down syndrome juga dapat diartikan sebagai kondisi yang menyebabkan anak dilahirkan dengan kromosom yang berlebih atau kromosom ke-21. Gangguan ini disebut juga dengan trisomi 21 dan dapat menyebabkan seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan mental, bahkan kecacatan.

Selain itu, kelainan ini juga dapat menyebabkan masalah terkait kesehatan, seperti gangguan jantung dan pencernaan. Tidak sedikit anak dengan gangguan ini mengalami kecacatan seumur hidup dan bahkan harapan hidupnya lebih pendek.

Gejala Down Syndrome
Terdapat beberapa gejala umum dari down syndrome (sindrom down) di antaranya,
1. Penampilan wajah yang khas, misalnya memiliki tulang hidung rata dan telinga yang kecil
2. Ukuran kepala lebih kecil dan bagian belakangnya datar
3. Mata agak naik ke atas dengan lipatan kulit keluar dari kelopak mata atas dan menutupi sudut mata bagian dalam
4. Muncul bintik-bintik putih di bagian hitam mata (disebut bintik Brushifield)
5. Leher pendek dengan kulit di belakang leher terlihat agak kendur
6. Mulut berukuran kecil dan lidah yang terjulur
7. Otot kurang terbentuk dengan sempurna
8. Ada celah antara jari kaki pertama dan kedua
9. Telapak tangan yang lebar dengan jari-jari yang pendek dan satu lipatan pada telapak
10. Berat dan tinggi badan rendah dibanding rata-rata

Perkembangan fisik anak-anak dengan kondisi ini juga cenderung lebih lambat daripada anak yang tidak terlahir dengan sindrom Down. Beberapa penyebabnya karena ototnya kurang terbentuk dengan sempurna, anak dengan kondisi ini mungkin lebih lambat untuk belajar tengkurap, duduk, berdiri, dan berjalan.

Selain memengaruhi tampilan fisik, kondisi ini juga mengakibatkan gangguan perkembangan kognitif anak, termasuk masalah berpikir dan belajar. Masalah kognitif dan perilaku yang sering dialami anak dengan Down syndrome di antaranya,
1. Kesulitan memusatkan perhatian, berkonsentrasi, dan memecahkan masalah
2. Perilaku obsesif/kompulsif
3. Keras kepala
4. Emosional

Meski demikian, ada kemungkinan tanda-tanda dan gejala down syndrome yang tidak disebutkan di atas.

Penyebab Down Syndrome

Sindrom down merupakan kondisi saat seseorang yang sejak lahir mengalami keterbelakangan perkembangan fisik dan mental. Penyebabnya, karena adanya kelainan pada perkembangan kromosom dalam tubuh.

Pada orang dengan fisik dan mental yang normal, dalam tubuhnya hanya memiliki 2 kromosom ke-21. Sementara, para pengidap sindrom down memiliki 3 kromosom ke-21, atau disebut juga dengan terjadinya triplikasi atau trisomi pada kromosom ke-21.

Penambahan pada kromosom itu mengakibatkan terjadinya gangguan pada saraf, jantung, tulang kulit, dan pencernaan. Kemunculan trisomi kromosom ke 21 itu terjadi karena adanya mutasi kromosom, atau perubahan tak diduga yang terjadi pada kromosom.

Perubahan itu disebabkan oleh masalah yang terjadi selama meiosis atau proses pembelahan sel gamet.

Normalnya, manusia memiliki 46 pasang kromosom. Penulisan kromosom pada perempuan yaitu 46, XX. Penulisan kromosom pada laki-laki yaitu 46, XY. Sedangkan pada sindrom down, penulisannya adalah 47, XX+21 atau 47, XY+21.

Untuk kasus pengidap sindrom down, mereka memiliki kromosom abnormal yang disebut juga sebagai aneuploidi. Sel aneuploidi seperti ini adalah akibat dari adanya kerusakan pada kromosom, atau karena adanya kesalahan non-disjungsi yang terjadi selama meiosis atau mitosis.

Nondisjungsi merupakan kondisi saat kromosom homolog gagal berpisah dengan benar saat pembelahan sel. Hasilnya, tubuh individu dapat mengalami penambahan kromosom, atau bahkan kehilangannya.

Sindrom down termasuk salah satu contoh dari kondisi yang diakibatkan oleh nondisjungsi pada autosomal atau non-generatif sel.

Jenis Down Syndrome

1. Mosaicism, kondisi dimana kombinasi sel beberapa mengandung 46 kromosom biasa dan beberapa mengandung 47 kromosom.
2. Translocation, kondisi ketika jumlah total kromosom dalam sel tetap 46, namun salinan kromosom 21 penuh atau parsial tambahan melekat pada kromosom lainnya.
3. Trisomi 21, Sekitar 95% penyebab dari sindrom down adalah trisomi 21. Maksud dari trisomi 21 adalah kondisi seorang anak yang memiliki tiga salinan pada kromosom 21 di semua selnya. Kondisi ini terjadi karena adanya pembelahan sel abnormal selama masa perkembangan sel sperma atau sel telur.

Cara Mendidik Anak Down Sindrom

Meskipun membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk belajar dibandingkan anak-anak normal lainnya, namun anak-anak dengan kondisi down syndrome juga bisa berprestasi. Bahkan sudah banyak pembuktian jika merawat serta memberikan kasih sayang yang cukup akan membuat anak dapat hidup seperti anak-anak lain pada umumnya.

Berikut beberapa cara mendidik anak down syndrome yang perlu diketahui sebagai orang tua di antaranya,
1. Pahami perkembangan fisik dan mental
Hal pertama yang penting untuk dipahami sebagai orang tua yang memiliki kondisi anak down syndrome adalah memahami dan mengerti jika kondisi fisik dan mental anak berbeda, sehingga perkembangan yang terjadi juga akan jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya.

Sehingga dibutuhkan kesabaran yang lebih dan mulailah untuk mendidik anak sedini mungkin sehingga nantinya akan sangat membantu dalam membentuk kemampuan fisik dan mental anak.

2. Konsisten dalam memperlakukan anak
Seringkali yang menjadi permasalahan utama dalam anak dengan berkebutuhan khusus adalah mengenai masalah perilaku. Dan untuk mengatasi permasalahan tersebut, sebagai orang tua harus konsisten dalam memperlakukan anak serta apa yang menjadi harapan ke depan untuk anak-anaknya.

Anak-anak Anda membutuhkan banyak dukungan yang dapat dilakukan dalam bentuk pujian pada hal-hal baik yang mampu dilakukannya.

3. Selalu memberikan kasih sayang yang cukup pada anak
Kasih sayang di dalam keluarga, terutama orang tua menjadi hal yang sangat diperlukan bagi perkembangan anak. Down Syndrome sendiri adalah kondisi yang akan dialami anak seumur hidupnya.

Namun jika kasih sayang yang diberikan di dalam keluarga sangat cukup bagi anak tentu saja akan membuat anak dengan berkebutuhan khusus ini menjadi lebih sehat dan bahagia.

4. Kenali bakat yang dimiliki anak
Meskipun kondisi anak down syndrome, namun tetap saja anak bisa memiliki bakat yang terpendam di dalam dirinya. Untuk itu fokuskan diri untuk mengenali bakat anak dan mengembangkan bakat tersebut.

Jika dirawat dengan baik dan penuh kasih sayang, maka bukan tidak mungkin anak-anak berkebutuhan khusus ini dapat berprestasi. Bahkan banyak sekali bukti-bukti di luar sana yang memperlihatkan jika anak dengan kondisi down syndrome bisa berprestasi hingga ke tingkat internasional sekalipun.

5. Jangan lupa untuk menyadari kelemahan anak
Meskipun anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa memiliki kelebihan, namun anak-anak dengan down syndrome ini juga memiliki beberapa keterbatasan dan kelemahan yang penting untuk disadari orang tua. Sehingga sebagai orang tua, Anda juga harus selalu bersabar dan berusaha serta mengetahui keterbatasan dan kelemahan anak-anak Anda.

6. Mencari sekolah yang cocok
Cara menangani anak berkebutuhan khusus lainnya yang penting dilakukan adalah dengan mencarikan sekolah yang tepat untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini. Meskipun memiliki keterbelakangan fisik dan mental, bukan berarti jika anak-anak down syndrome ini tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

Mereka juga memiliki hak yang sama seperti layaknya anak-anak normal lainnya yang dapat mengenyam pendidikan. Namun tentu saja anak-anak ini tidak bisa dimasukkan ke sekolah umumnya. Pilihan yang tepat adalah sekolah luar bisa yang memang dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan kondisi anak kebutuhan khusus.

7. Lindungi anak dari penyakit menular
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anak bisa terjangkit penyakit menular, misalnya saja dengan pemberian ASI eksklusif semaksimal mungkin. ASI memiliki kandungan antibodi yang dapat menguatkan sistem imun anak untuk melawan infeksi yang mungkin saja dapat timbul. Hal ini pun juga berlaku pada anak-anak normal lainnya.

Setelah memasuki usia 6 bulan, orang tua dapat mulai memberikan nutrisi lainnya melalui makanan lain semisal kacang-kacangan, pisang, nasi, telur dan lainnya. Namun tetaplah memberikan ASI sepenuhnya kepada anak. Jangan lupa untuk memberikan vaksinasi secara rutin kepada anak sehingga dapat terlindungi dari berbagai macam penyakit.

Anak-anak dengan kondisi down syndrome memang cukup rentan terkena batuk rejan maupun campak. Sehingga penting untuk melakukan vaksinasi secara rutin di posyandu atau rumah sakit. Selain itu lakukan perawatan medis sedini mungkin ketika anak-anak terjangkit dengan penyakit seperti sakit telinga, sakit tenggorokan, atau batuk.

8. Mencari tahu banyak informasi terkait situasi yang dihadapi
Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi yang sedang Anda hadapi. Dengan memiliki banyak ilmu dan pengetahuan mengenai down sindrom, tentunya akan sangat membantu Anda untuk mendidik anak-anak yang berkebutuhan khusus. Anda bisa mendapatkan ilmu melalui dari membaca buku, browsing internet, dan mendalami tentang psikologi anak.

9. Berkomunikasi menggunakan kalimat pendek
Biasanya anak dengan berkebutuhan khusus akan mengalami sedikit kebingungan ketika orang lain di sekitarnya, termasuk orang tua berbicara tentang sesuatu namun dengan menggunakan kalimat yang agak panjang dan sulit dimengerti. Umumnya, anak-anak down syndrome ini cenderung lebih paham dengan kata-kata yang pendek dengan menggunakan ekspresi yang pas.

Sehingga cobalah untuk berkomunikasi dengan anak menggunakan kalimat yang pendek namun dapat dipahami anak. Sehingga apa yang Anda sampaikan bisa lebih dimengerti oleh anak Anda. Hal ini juga sering digunakan pada terapi anak autis.

10. Mengajarkan anak untuk bersosialisasi
Jangan lupa untuk mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus ini untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Seiring dengan berjalannya waktu, tentu saja anak juga harus masuk ke sebuah lingkungan baru sehingga penting untuk mengajarkannya agar dapat berkomunikasi baik meskipun tentunya terdapat kekurangan yang dimilikinya.

Anak harus dapat berkomunikasi dengan teman-teman sebayanya saat sudah memasuki sekolah dan menempuh pendidikan formal nya.

11. Kembangkan hubungan yang sehat
Sebagai orang tua, penting rasanya untuk membantu anak untuk bisa mengembangkan hubungan sehat serta mengajarkan bagaimana perilaku dan bersosialisasi yang baik. Cobalah untuk mendorong anak untuk bisa mengambil bagian di dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekolah atau masyarakat.

Berikan kesempatan untuk bisa membentuk persahabatan yang sehat menjadi salah satu bagian yang penting yang dapat membuat anak lebih bahagia dalam kehidupannya.

12. Ajarkan anak untuk menghormati tubuhnya sendiri
Tak lupa pula sebagai orang tua juga perlu mengajarkan kepada anak bagaimana menghormati tubuhnya sendiri maupun tubuh orang lain. Bicaralah secara terbuka mengenai moral dan agama. Dengan memberikan pendidikan sek dengan jujur dan dengan metode yang tepat, tentu saja anak akan mengerti nantinya. Mulai membuat pengaturan masa depan anak di saat masa-masa remaja nya.

13. Mengajarkan dengan cara yang menyenangkan dan kreatif
Ketika Anda mendidik anak-anak dengan kondisi down syndrom, maka cobalah untuk menggunakan cara yang bisa menarik perhatian anak-anak tersebut. Misalnya saja dengan menggunakan alat-alat peraga yang digunakan untuk menerangkan pelajaran yang menyenangkan.

Dengan begitu nantinya anak akan lebih merasa nyaman dalam belajar dan hal ini juga dapat menjadi cara meningkatkan konsentrasi belajar anak.

14. Ajarkan untuk tidak takut dengan dunia luar
Sebaiknya Anda juga harus mengajarkan kepada anak agar tidak takut pada dunia luar ataupun lingkungan yang baru. Cobalah ajak anak untuk berjalan-jalan serta mengenal dunia luar sehingga anak merasakan aman meskipun nantinya sedang tidak bersama dengan orang tua. Anak harus dapat bertahan pada lingkungan yang baru.

15. Jangan lupakan kunjungan dokter rutin
Mengunjungi dokter secara rutin juga menjadi hal penting yang harus dipertimbangkan, karena ini menjadi salah satu cara perawatan anak-anak berkebutuhan khusus. Pada umumnya, anak-anak penderita down syndrome memiliki beberapa masalah kesehatan.

Sehingga agar gangguan pada kesehatannya tersebut tidak mempengaruhi proses belajar dan perkembangan anak, tentunya kunjungan ke dokter secara rutin juga penting dilakukan.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment