Subnet Mask: Pengertian, Fungsi, Proses, dan Cara Menghitungnya

Pengertian Subnet Mask
Subnet Mask
Pengertian Subnet Mask
Subnet mask adalah sebuah teknik untuk membagi jaringan komputer menjadi subnetwork dengan ukuran yang lebih kecil. Untuk kegiatan pembagian yang dilakukan tersebut dinamakan Subnetting yang hanya bisa dilakukan hanya pada alamat IP untuk kelas A, B, dan C. Dengan memanfaatkan teknik ini, maka jaringan komputer dapat memiliki beberapa tambahan network yang lain.

Sama seperti IP address, subnet mask terdiri dari empat byte (32 bit) dan ditulis dalam notasi yang sama dengan IP address. Biasanya ini adalah 255.255.255.0. Agar TCP / IP berfungsi, Anda membutuhkan subnet mask. Subnet mask melengkapi IP address dan dengan menerapkannya ke IP address dan menentukan subnet milik IP.

IP address memiliki dua komponen, network address, dan host address. Subnetting selanjutnya membagi bagian host dari IP address menjadi subnet dan host address jika subnetwork tambahan diperlukan. Akibatnya, ini menutupi IP address dan membagi IP address menjadi network address dan host address.

Misalnya, sebuah lembaga yang mempunyai 3 macam divisi atau kelompok kerja. Masing-masing divisi  punya 15 perangkat host atau komputer sehingga jumlah keseluruhannya adalah 45 perangkat komputer. Agar sistem kerja setiap divisi bisa berjalan lancar dan saling berhubungan dengan mudah, maka dibutuhkan jaringan yang sudah disubnetting.

Ketika langkah ini dijalankan, maka setiap pekerja ketika sedang menjalankan tugas dan mencari data, tidak perlu lagi bertanya atau meminta data dari pekerja lain di divisi yang berbeda. Karena semua data yang dibutuhkan dapat diakses dan ditemukan melalui network atau jaringan komputer.

Fungsi Subnet Mask
Penerapan teknologi subnet mask masih memiliki beberapa fungsi lain. Misalnya untuk melakukan efisiensi alokasi IP Address pada suatu jaringan, sehingga penggunaan IP Address yang dimaksud bisa dijalankan secara lebih optimal.

Selain itu, sistem ini juga bisa dipakai sebagai sarana atau media untuk mengatasi berbagai masalah terutama yang berkaitan dengan perbedaan media fisik dan hardware yang digunakan dalam suatu network. Karena secara umum, Router IP itu hanya bisa dipakai untuk mengintegrasikan network-network yang media fisiknya berbeda dan mempunyai IP Address unik.

Fungsi lainnya yaitu untuk meningkatkan sistem keamanan sekaligus mengurangi resiko kongesti dan ketidakstabilan jaringan yang biasanya muncul akibat dari jumlah host yang terlalu banyak di suatu jaringan komputer.

Proses Subnetting
Penerapan teknologi subnetting itu butuh perhitungan secara cermat. Untuk membantu pekerjaan ini, biasanya yang digunakan yaitu berupa subnet mask table yang terbagi menjadi tiga macam kelas IP Address, masing-masing kelas A, B, dan C.

Setiap kelas IP Address ini dibuatkan tabel yang terdiri dari 4 kolom, di mana kolom pertama diisi jumlah subnet atau segmen jaringan dan kolom kedua adalah jumlah subnet bit. Kemudian untuk kolom ketiga diisi dengan notasi desimal bertitik atau notasi panjang prefiks. Lalu kolom terakhir isinya adalah jumlah host atau jaringan di setiap subnet.

Mengenai proses subnetting, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan di antaranya,
1. Tentukan berapa jumlah subnet yang didapatkan dari subnet mask
2. Tentukan berapa jumlah host pada setiap subnet
3. Tentukan subnet yang valid
4. Tentukan alamat broadcast pada setiap subnet
5. Tentukan host-host valid pada setiap subnet

Cara Menghitung Subnet Mask
Secara garis besar ada dua macam metode yang dapat digunakan untuk menghitung subnetting dan yang pertama adalah metode binary dan kedua berupa metode khusus.

Baik memakai metode yang pertama atau kedua, unsur terpenting dari perhitungan ini tetap sama yaitu jumlah subnet kemudian disusul jumlah hist setiap subnet dan blok subnet serta yang terakhir alamat host dan broadcoast.

Untuk IP Address, biasanya ditulis dengan angka 192.168.1.2. Meskipun demikian ada pula yang memakai tulisan angka berbeda yaitu 192.168.1.2/24. Tulisan /24 tersebut berasal dari suatu teknik perhitungan apabila 24 bit subnet mask diselubungi oleh binary 1.

Hal ini mengandung arti jika subnet mask tersebut adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0. Metode seperti ini dinamakan dengan istilah CIDR yang merupakan singkatan dari Classless Inter Domain Routing dan dikenalkan pertama kali oleh IEFT pada tahun 1992.

Untuk rumusnya sendiri, jumlah subnet sama dengan 2x  dimana X merupakan jumlah binari 1 di oktet paling akhir pada kelas B dan 3 oktet paling akhir pada kelas A.

Kemudian untuk mengetahui jumlah host setiap subnet, rumusnya adalah 2y – 2. Y merupakan kebalikan X, berupa jumlah binari 0 dalam oktet paling akhir subnet.

Berikutnya untuk blok subnet menggunakan rumus 256 – 192 atau nilai oktet paling akhir di subnet mask = 64. Lalu untuk host dan broadcoast, tinggal dibuatkan tabel yang terdiri dari kolom subnet, host pertama, host terakhir dan broadcoast. Di sini perlu diketahui jika host pertama berupa angka 1 sesudah subnet dan broadcoast juga berupa angka satu sebelum angka subnet selanjutnya.

Setelah semua proses subnetting terhadap IP Address kelas C selesai dilakukan, langkah berikutnya yang harus dijalankan adalah melanjutkan subnet mask lainnya dengan metode perhitungan yang sama. Bagi yang baru pertama kali belajar dan mencoba subnet mask, sebaiknya dilakukan secara perlahan-lahan saja tidak usah tergesa-gesa untuk menghindari kesalahan.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Subnet Mask: Pengertian, Fungsi, Proses, dan Cara Menghitungnya"