Kain Kafan Turin: Pengertian, Sejarah, dan Perdebatannya

Pengertian Kain Kafan Turin
Kain Kafan Turin | Sumber Gambar: https://kumparan.com/kumparansains
Pengertian Kain Kafan Turin
Kain Kafan Turin (Kain Kafan dari Torino) adalah sepotong kain berukuran 4,2 meter x 1,1 meter yang dipercaya digunakan untuk menutupi tubuh Yesus Kristus yang telah dibaringkan, setelah diturunkan dari salib, untuk kemudian dimakamkan. Bagi umat Kristiani, kain kafan Turin merupakan salah satu benda suci.

Sebagian orang percaya kain tersebut memiliki gambaran seorang pria yang tampak telah disiksa secara fisik yang konsisten dengan siksaan penyaliban. Pria dalam kain kafan tersebut digambarkan sebagai seseorang yang memiliki janggut, kumis, rambut sebahu, dan badan dengan tinggi sekitar 1,70 meter hingga 1,88 meter.

Kain ini disimpan di kapel kerajaan di Katedral Santo Yohanes Pembaptis di kota Torino, sebuah kota di Italia bagian utara.

Sejarah Kain Kafan Turin
Gambar kain kafan Turin pertama kali diambil pada 28 Mei 1898 oleh Secondo Pia, fotografer dari Italia yang diperbolehkan mengambil foto kain tersebut ketika sedang dipamerkan di Katedral Turin. Gambaran pada kain kafan tersebut jauh lebih jelas dalam hitam-putih (foto negatif) dibandingkan dalam warna kecoklatan aslinya.

Adapun sejarah mengenai dari mana asal kain kafan itu belum diketahui sepenuhnya. Pada 1993, sebuah dokumen yang bernama Hungarian Pray Manuscript yang ditulis tahun 1192 mengatakan bahwa kain kafan itu ada di Konstantinopel.

Manuskrip tersebut juga berisi gambar saat Yesus sedang dikuburkan dan gambar pada manuskrip tersebut persis dengan gambar yang terdapat pada kain kafan Turin. Dari Konstantinopel, kain tersebut diduga kemudian dicuri oleh tentara Perang Salib dan akhirnya sampai ke Eropa.

Geoffrey de Charny, seorang tentara dari Prancis, menulis surat kepada Paus Clement VI dan mengatakan ia ingin membangun sebuah gereja di Lirey, Prancis, sebagai ucapan syukur. Ia juga mengatakan bahwa kafan Yesus ada di tangannya.

Menurut D’Arcis Memorandum, tahun 1355 adalah tahun pertama kafan itu diperlihatkan untuk umum di Lirey. Pada 1578, kain kafan tersebut dibawa ke Turin, Italia, untuk selamanya disimpan di sana dan beberapa kali diperlihatkan untuk umum.

Pada masa Perang Dunia II, kain kafan Turin sempat dipindahkan secara diam-diam ke Napoli untuk diamankan. Namun akhirnya kain tersebut dikembalikan lagi ke Turin pada 1946.

Perdebatan Kain Kafan Turin
Keasliannya dipertanyakan
Meski terus menarik perhatian peziarah yang ingin melihatnya, keaslian dari kain kafan Turin sebenarnya masih dipertanyakan. Bahkan jauh sebelum adanya pengujian ilmiah terhadap kain kafan tersebut, para ahli agama sudah mempertanyakan keasliannya.

Pada 1389, Pierre d’Arcis, Uskup dari Troyes, menulis memorandum kepada Paus Clement VII. Isinya, ia mempertanyakan keaslian dari kafan tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi, pada 1989 terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika Serikat, Inggris, dan Swiss yang mencoba untuk mengetahui tahun pembuatan kain kafan Turin.

Hasil penanggalan radiokarbon dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kafan Turin bukan berasal dari masa Yesus Kristus, melainkan dari Abad Pertengahan, yakni sekitar tahun 1260 hingga 1390 Masehi.

Penelitian terbaru pada 2018 ini juga menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan pola bercak darah pada kain kafan tersebut tidak konsisten dengan apa yang dipercaya selama ini. Hasil pemeriksaan menunjukkan darah tersebut berasal dari seseorang yang sedang berdiri, bukan berbaring, dan bercak darahnya banyak yang jatuh secara acak.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kain_Kafan_Turin | https://kumparan.com/kumparansains/mengenal-kafan-turin-kain-yang-dipercaya-digunakan-oleh-yesus-kristus-27431110790547420 | https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2010/04/100413_turinshroud |

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Kain Kafan Turin: Pengertian, Sejarah, dan Perdebatannya"