Black Friday: Pengertian, Sejarah, dan Black Friday di Berbagai Negara

Table of Contents
Pengertian Black Friday
Black Friday

Pengertian Black Friday

Black Friday adalah nama informal untuk hari Jumat setelah hari Thanksgiving di Amerika Serikat. Black Friday dirayakan pada hari Jumat keempat setiap bulan November. Secara harfiah, arti Black Friday adalah hari Jumat Hitam, yaitu hari spesial setelah Thanksgiving dan sebelum Natal yang dirayakan dengan berbelanja dan diskon besar-besaran.

Banyak toko menawarkan penjualan barang dengan harga promosi yang sangat tinggi dalam waktu 24 jam untuk menarik konsumen berbelanja hadiah Natal dan tahun baru. Biasanya toko akan buka lebih awal pada tengah malam atau bahkan mereka akan memulai penjualan pada saat hari Thanksgiving. Black Friday secara rutin menjadi hari belanja tersibuk di Amerika Serikat sejak tahun 2005.

Hari Jumat ini secara tidak resmi menandakan dimulainya musim liburan Hari Raya Natal. Awalnya, Black Friday hanya diadakan di Amerika Serikat. Sekarang, event ini mulai diadakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Awal mula istilah Black Friday sebenarnya tidak diketahui, tapi ada banyak teori tentang bagaimana tradisi ini kini dirayakan dengan berbelanja secara besar-besaran.

Sejarah Black Friday

Istilah “Black Friday” pertama kali digunakan pada 24 September 1869, ketika dua investor, Jay Gould dan Jim Fisk, menaikkan harga emas dan menyebabkan kehancuran ekonomi pada hari itu. Pasar saham turun 20% dan perdagangan luar negeri berhenti sehingga petani mengalami penurunan 50% pada nilai panen gandum dan jagung di Amerika Serikat.

Pada 1950-an, polisi Philadelphia menggunakan istilah “Black Friday” untuk merujuk pada hari antara Thanksgiving dan pertandingan Angkatan Darat-Angkatan Laut. Kerumunan besar pembeli dan turis pergi ke kota pada hari Jumat itu, dan polisi harus bekerja berjam-jam untuk mengarahkan kerumunan dan kemacetan parah, juga harus direpotkan dengan masifnya perampokan toko selama kekacauan itu.

Karena kejadian-kejadian buruk yang semuanya terjadi pasca-libur Thanskgiving, membuat hari Jumat di akhir November selalu berkonotasi negatif. Namun pada akhir 1980-an, para pedagang memanfaatkan Black Friday dan mengubah konotasinya menjadi hari di mana toko-toko memberikan diskon besar untuk meraup untung besar dan terus berlanjut hingga saat ini.

Pedagang di daerah itu mencoba mengubah nama menjadi Big Friday, tetapi nama alternatif tidak pernah dikenal sehingga pada akhir 1980-an, “Black Friday” telah menyebar secara nasional dengan latar belakang “merah ke hitam” dalam artian yang lebih positif.

Black Friday di Berbagai Negara

Sebagai negara awal yang muncul dan mempopulerkan istilah Black Friday, membuat banyak negara lain juga mengikuti jejak serupa, mulai dari negara di Eropa, Asia maupun Afrika. Berikut ini kebiasaan belanja Black Friday di luar negara Amerika Serikat yang termasuk besar dan lazim telah digunakan.
1. Kanada
Pusat populasi besar di Danau Ontario dan daratan bawah di Kanada selalu tertarik belanja lintas batas ke negara bagian AS, dan saat Black Friday. Orang Kanada sering berbondong-bondong ke AS karena harga mereka yang lebih rendah dan dolar Kanada yang lebih kuat. Setelah 2001, banyak yang melakukan perjalanan untuk kesepakatan melintasi perbatasan.
 
Mulai tahun 2008 dan 2009, karena paritas dolar Kanada dibandingkan dengan dolar Amerika, beberapa retailer besar Kanada menjalankan transaksi Black Friday mereka sendiri untuk mencegah pembeli meninggalkan Kanada. Sebelum munculnya Black Friday di Kanada, hari libur yang paling umum di negara ini adalah Boxing Day dalam hal dampak produsen dan konsumerisme.

Black Fridays di AS tampaknya memberikan potongan harga yang lebih dalam atau lebih ekstrim daripada penjual Kanada, bahkan untuk penjual internasional yang sama.

2. Inggris
Biasanya Boxing Day dianggap sebagai hari belanja terbesar tahun ini di Inggris. Pada 2010-an, beberapa retailer milik Amerika seperti Amazon dan Asda, mulai mengadakan promosi Black Friday ala A.S. dan pada tahun 2014, lebih banyak retailer Inggris mulai mengadopsi konsep tersebut, termasuk Argos, John Lewis, dan Very.

Tahun itu juga pasukan polisi dipanggil ke toko-toko di seluruh Inggris untuk menangani masalah pengendalian massa, penyerangan, mengancam pelanggan, dan masalah lalu lintas karena kepanikan pembeli untuk memborong dan berbelanja.

3. Swiss
2015 lalu, retailer Swiss Manor adalah yang pertama meluncurkan promosi khusus Black Friday. Setahun setelahnya, sebagian besar retailer Swiss meluncurkan penawaran khusus selama pekan Black Friday Week. Diperkirakan pelanggan membelanjakan sekitar 400 juta Franc Swiss pada Black Friday 2018.

Dalam beberapa tahun terakhir, Singles Day menjadi semakin penting di Swiss sehingga hari belanja ini bisa menggantikan Black Friday sebagai hari belanja terpenting di Swiss pada 2019.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment