Supervulkan: Pengertian, Ciri, Fase, Siklus, Dampak, dan Contohnya

Pengertian Supervulkan
Yellowstone Supervolcano Pegunungan Rocky, Amerika Serikat

Pengertian Supervulkan
Supervulkan (supervolcano) atau gunung berapi raksasa adalah gunung berapi yang mampu menghasilkan letusan vulkanis dengan ejekta lebih besar dari 1.000 kilometer kubik. Dengan kata lain ketika sebuah gunung berapi supervulkan mengalami erupsi, maka dampak yang dihasilkan akan berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan dengan erupsi yang terjadi pada gunung berapi biasa.

Supervulkan dapat terjadi ketika magma di Bumi naik ke kerak tetapi tidak mampu melewati kerak. Meningkatnya tekanan membuat kerak tidak dapat menahan tekanan. Meskipun jumlah supervulkan dapat dihitung dengan jari, tetapi letusan supervulkan dapat menyebabkan perubahan iklim yang drastis (seperti menyebabkan zaman es kecil) yang dapat mengancam spesies di dunia.

Para ahli memprediksi frekuensi bencana alam oleh supervulkan di seluruh dunia rata-rata terjadi setiap 100 ribu tahun sekali. Tercatat jika erupsi supervulkan terakhir yang terjadi di planet Bumi berada di kawasan Phlegrean Fields yang terletak di Teluk Napoli, Italia sekitar 35 ribu tahun yang lalu.

Ciri Supervulkan
Beberapa ciri dari supervulkan di antaranya,
1. Umumnya memiliki kaldera berupa sebuah kawah berukuran sangat besar. Ukuran kaldera dapat mencapai 80 km.
2. Ketika mengalami erupsi, gunung berapi supervulkan meletus dengan besaran magnitudo mencapai skala 8. Skala tersebut termasuk yang paling tinggi dalam Volcanic Explosivity Index (VEI).
3. Saat terjadi ledakan, gunung berapi supervulkan dapat melontarkan lebih dari 1.000 km kubik material yang terdiri atas batuan besar, kerikil, dan asap yang membumbung dengan tinggi berkilo-kilo meter.
4. Dampak dari erupsi gunung berapi supervulkan yakni terjadi perubahan iklim secara global berupa penurunan suhu Bumi secara drastis.

Fase Supervulkan
Gunung supervulkan atau supervolcano ini memiliki fase yang dilewati sebelum erupsi di antaranya,
1. Akumulasi Magma. Magma ini akan terperangkap dan disimpan di dalam kerak bumi hingga pada masa tertentu dan akhirnya terdorong ke atas.
2. Erupsi Besar. Apabila kantong kerak bumi tempat di mana magma tersimpan sudah banyak maka akan terdorong menuju ke puncak gunung. Saat ini lah terjadi ledakan yang super dahsyat.
3. Kebangkitan. Setelah erupsi yang maha dahsyat selesai maka fase selanjutnya adalah fase kebangkitan. Pada fase ini kolam magma gunung akan rusak dan ambruk kemudian membentuk kaldera yang baru.

Siklus Supervulkan
Teori yang saat ini dipercaya oleh para ahli adalah gunung supervulkan akan erupsi dalam waktu 100.000 tahun sekali.  Namun pada faktanya salah satu gunung supervolcano di dunia yakni Yellowstone terakhir meletus sekitar 640.000 tahun lalu dengan kekuatan letusannya yaitu 2.500 kali dari erupsi Gunung St. Helens tahun 1980.

Hal ini menunjukkan bahwa teori siklus supervulkan bisa saja terjadi lebih cepat atau lebih lambat. Namun yang pasti supervulkan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk mengumpulkan magma dan membentuk depresi di dalam kerak bumi.

Dampak dari Supervulkan
1. Kerusakan Ekosistem
Material yang dikeluarkan oleh supervulkan bukanlah jumlah yang sedikit bahkan sangat besar. Material ini akan mempengaruhi ekosistem makhluk hidup dikarenakan bisa menyebabkan kematian pada siapapun mengingat letusan gunung berapi banyak mengandung zat-zat berbahaya. Debu atau abu vulkanik dapat membunuh bahkan mengubur manusia, binatang, tumbuhan dan apa saja yang ada di permukaan bumi dalam sekejap.

2. Bencana Kelaparan
Jangkauan supervukan sangat luas bahkan dirasakan oleh belahan bumi lainnya. Sementara itu banyak tumbuhan dan binatang yang mati sehingga makhluk yang masih bertahan pun akan kelaparan karena tidak ada bahan makanan dimana-mana.

3. Perubahan Iklim Global
Letusan gunung akan menciptakan sebuah awan tebal begitu juga pada supervulkan yang pastinya mempunyai ukuran berkali-kali lipat. Awan-awan ini berada di atmosfer bumi sehingga bisa menghalangi sinar matahari masuk. Peristiwa Ini dapat berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama. Akibatnya adalah perubahan iklim di bumi secara global. Suhu di bumi akan menurun bahkan menyebabkan terjadinya zaman es.

Contoh Gunung Supervulkan
Di seluruh dunia terdapat sekitar 20 gunung supervulkan yang berhasil ditemukan. Beberapa di antaranya sudah tidak aktif, namun ada juga yang masih aktif hingga saat ini. Menurut para ahli, supervulkan terakhir meletus adalah Gunung Taupo yang terletak di New Zealand, sekitar 26 ribu tahun lalu. Sedangkan supervulkan terbesar yang pernah meletus berada di Gunung San Juan, Colorado, Amerika Serikat. berikut beberapa contoh gunung supervulkan di antaranya,
1. Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat
2. Gunung Toba atau Danau Toba, Sumatera Utara
3. Gunung Taupo atau Danau Taupo, New Zealand
4. Siberian Traps, Rusia
5. Kaldera Aira, Kyushu – Jepang
6. Kaldera La Garita, Amerika Serikat

Kaldera Yellowstone
Yellowstone adalah sebuah supervulkan yang dapat kita jumpai di Pegunungan Rocky, Amerika Serikat. Erupsi terakhirnya terjadi pada 640 ribu tahun lalu dengan kekuatan letusannya setara dengan 1.000 bom atom.

Saat ini Yellowstone sedang menjadi perhatian karena sudah sangat lama tertidur. Namun berdasarkan hasil pemantauan tidak ada tanda-tanda akan erupsi setidaknya untuk 10.000 tahun ke depan. Terdapat tiga kaldera di Yellowstone dan yang paling besar adalah berukuran 80 km.

Kawah Ngorongoro
Supervulkan juga ditemukan di Tanzania tepatnya di Tanzania Utara yaitu Kaldera Ngorongo. Kaldera ini mengeluarkan letusan supernya pada periode pleistosen yakni sekitar 12 ribu tahun yang lalu. Letusannya membentuk 2 kaldera besar dengan ukurannya yaitu 16 km dan 19 km.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Supervulkan: Pengertian, Ciri, Fase, Siklus, Dampak, dan Contohnya"