Psikologi Komunitas: Pengertian, Sejarah, Pendekatan, Peran, dan Tujuannya

Pengertian Psikologi Komunitas
Psikologi Komunitas

Pengertian Psikologi Komunitas
Psikologi komunitas adalah psikologi terapan yang mempelajari konteks perilaku individu yang berhubungan dengan Komunitas atau lingkungan masyarakat di sekitarnya. Psikologi komunitas memberikan perhatian pada psikologis individu dan interaksinya dengan lingkungan demografis. Tujuan dari penelitian ilmu psikologi komunitas tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan komunitasnya.

Psikologi komunitas memiliki subjek yang cukup luas dalam psikologi berikut mengkaji unsur-unsur dari disiplin ilmu lain termasuk sosiologi, ilmu politik, kesehatan masyarakat, psikologi lintas budaya, dan psikologi sosial. Psikolog yang bekerja di bidang ini melihat budaya, ekonomi, sosial, politik dan lingkungan yang membentuk dan mempengaruhi kehidupan orang-orang di seluruh dunia.

Pengertian Psikologi Komunitas Menurut Para Ahli
1. Heller dan Monahan (Korchin, 1976), psikologi komunitas sebagai aplikasi prinsip-prinsip tingkah laku untuk mengerti dan memecahkan bermacam masalah dan situasi komunitas.
2. Sunberg dkk, (2002), psikologi komunitas mengutamakan pada aspek-aspek psikologi dari sistem sosial dan aspek pencegahan sebagai pokok bahasan dalam psikologi komunitas.
3. Zax dan Specter (dalam Phares, 1992), psikologi komunitas sebagai suatu pendekatan dalam bidang kesehatan mental yang mengutamakan peran lingkungan dalam menimbulkan dan mengurangi masalah-masalah manusia atau peningkatan kesejahteraan manusia.
4. Rapaport, perspektif dari psikologi komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama di antaranya,
a. Pengembangan sumber daya individu.
b. Aktivitas politik.
c. Ilmu Pengetahuan.

Sejarah Psikologi Komunitas
Psikologi komunitas pertama muncul di Massacuhsetts USA pada tahun 1965. Ketika itu baru selesai terjadinya Perang Dunia II sehingga keadaan masih carut-marut. Banyaknya gelandangan, kasus kenakalan remaja, hamil di luar nikah, pengguguran janin oleh remaja, prostitusi, narkoba, dan banyak kasus lain membuat kalangan psikolog bergerak membuat terobosan untuk membantu keadaan tersebut.

Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan cara mengubah cara pandang dan mencari jalan keluar atas masalah-masalah sosial tersebut. Mulai saat itu psikologi komunitas mulai masuk dalam definisi kajian APA, muncul pula di kajian-kajian ilmiah, hingga dirasa perlunya mendidik profesional dalam bidang psikologi komunitas sehingga muncullah di jenjang pendidikan formal.

Pendekatan Psikologi Komunitas
Konsep yang sangat melekat pada pendekatan psikologi komunitas di antaranya,
1. Pencegahan
Pencegahan dari gangguan psikologis bertujuan untuk menghemat biaya perawatan penderita. Sedangkan pencegahan itu sendiri terdiri dari tiga di antaranya,
a. Pencegahan primer adalah upaya melawan keadaan yang memungkinkan timbulnya gangguan sebelum gangguan itu terjadi.
b. Pencegahan sekunder adalah usaha diagnosis dini atau suatu keadaan dan bertujuan agar dapat dilakukan terapi atau treatment pada tahap dini atau tahap awal gangguan.
c. Pencegahan teriser adalah upaya rehabilitas terhadap orang-orang yang memerlukan penyesuaian kembali karena penyakit atau trauma yang pernah dialaminya.

2. Pemberdayaan
Pemberdayaan bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah munculnya gangguan-gangguan psikologis.  Pemberdayaan adalah upaya mencegah terbentuknya perasaan tak berdaya dan pasrah pada individu atau kelompok individu yang terkena suatu dampak perubahan lingkungan yang merugikan.

Peran Psikologi Komunitas
Problem sosial yang kerap dijadikan objek penelitian di psikologi komunitas di antaranya,
1. Kemiskinan
2. Diskriminasi
3. Pendidikan yang biasanya terjadi untuk kelompok minoritas
4. Wabah penyakit seperti epidemi HIV dan AIDS
5. Tindakan KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
6. Kenakalan remaja
7. Narkoba
8. Prostitusi, dan lain-lain.

Dalam melakukan penelitian terhadap polemik  sosial, para peneliti psikologi komunitas terutama meneliti faktor-faktor spesifik yang memberi pengaruh terhadap masalah-masalah sosial terkait dengan individu, kelompok, komunitas, dan lingkungan sosial lebih luas.

Psikologi komunitas sangat berperan dalam hal mengatasi masalah-masalah sosial tersebut karena:
1. Mencegah lebih baik daripada mengobati, maksudnya mengetahui akar masalah sosial sehingga mampu memutus rantainya jauh lebih baik daripada mengatasi semua masalah sosial itu tanpa mengetahui akar permasalahan timbulnya masalah sosial pada suatu komunitas.
2. Melakukan pendekatan dari sisi positif suatu masalah sosial.
3. Dalam suatu kejadian tentu ada sisi positif yang bisa diambil. Jika mampu dikembangkan dan diarahkan ke sisi positif itu, maka sisi negatif tidak perlu lagi menjadi pelarian atau terjadi di suatu komunitas.
4. Bhineka tunggal ika. Yakni meyakinkan bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang jelek. Perbedaan dalam hal apapun adalah suatu keunikan hasil karya Tuhan yang apabila dijalin dengan saling menghormati dan toleransi maka akan terjadi kekayaan budaya yang luar biasa indah.
5. Kolaborasi. Kolaborasi dengan banyak pihak merupakan hal sangat diharapkan oleh semua pengamat perubahan sosial di dalam komunitas.

Tujuan Psikologi Komunitas
Area psikologi komunitas terbentuk pada poin membantu atau meningkatkan kemampuan individu yang powerless terhadap komunitas sosialnya; misalnya kalangan minoritas, dan kemampuan individu untuk dapat mengambil kendali atas lingkungan dan kehidupan mereka.

Hal ini sangat diperlukan karena pada gilirannya, akan membantu perkembangan individu dalam mengembangkan psychological sense of community.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Psikologi Komunitas: Pengertian, Sejarah, Pendekatan, Peran, dan Tujuannya"