Tsunami: Pengertian, Sejarah, Tanda, Karakteristik, Penyebab, Jenis, Dampak, Tsunami Terdahsyat di Indonesia
Tsunami |
Pengertian Tsunami
Tsunami dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gelombang laut dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut (biasanya terjadi di Jepang dan sekitarnya). Kata tsunami serapan dari bahasa Jepang tsunami, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Jadi Tsunami arti harfiahnya ombak besar di pelabuhan.
Nama tersebut diperkirakan berasal dari para nelayan Jepang, yang mengamati bahwa kapal-kapal dan bangunan di pelabuhan rusak akibat fenomena ini sekalipun mereka tidak merasakan gelombang besar ketika berada di laut lepas. Demikian, tsunami adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam.
Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba.
Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.
Tsunami Menurut Para Ahli
1. Simandjuntak (1994), tsunami adalah satu dari sekian kejadian alam yang ditandai dengan pasangnya air laut dalam skala besar dan terjadi secara mendadak, kejadian ini biasa terjadi setelah adanya goncangan gempa bumi tektonik. Gelombang air laut yang dihasilkan mampu menghancurkan area pemukiman di sekitar pantai.
2. Djunire (2009), tsunami adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di kawasan Indonesia. Menurutnya tsunami merupakan gelombang besar yang terjadi akibat adanya gempa bumi di bagian dasar samudera, letusan gunung api, serta longsoran massa batuan di sekitar kawasan basin samudera.
3. Sudrajat (1994), tsunami yang terjadi mempunyai kaitan erat dengan terjadinya perubahan bentuk di dasar laut dalam secara cepat yang diakibatkan oleh berbagai faktor geologi. Faktor-faktor tersebut dapat berupa adanya letusan gunung berapi dan juga gempa bumi.
4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG (2006), tsunami adalah bencana alam berupa gelombang laut yang diakibatkan oleh gempa bumi di dasar laut dan memiliki kemampuan untuk menjalar dengan kecepatan tinggi, bahkan kecepatannya bisa melebihi 900 km/jam.
Sejarah Tsunami
Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika, penggunaan istilah tsunami baru mulai dikenal dunia setelah gempa besar mengguncang Jepang pada tanggal 15 Juni 1896. Akibat dari gempa tersebut adalah naiknya gelombang tsunami yang menewaskan kurang lebih 22.000 jiwa serta menghancurkan area pantai timur Honshu sejauh 280 kilometer.
Sebenarnya tidak ada sejarah pasti yang mengisahkan tentang awal mula bencana tsunami. Akan tetapi sejauh sejarah pengetahuan, Jepang adalah negara yang paling sering mengalami gempa dan tsunami. Jadi sejarah munculnya tsunami selalu merujuk kepada negara matahari terbit tersebut, apalagi didukung dengan asal usul istilah tsunami itu sendiri.
Walau banyak negara lain yang juga telah mengalami tsunami sejak lama, termasuk Indonesia. Namun nenek moyang pada masa itu belum mengenal istilah tsunami sampai terjadinya bencana di Jepang tahun 1896. Sebagai contoh, masyarakat Sulawesi Tengah sering menyebut kejadian tersebut sebagai ‘air laut berdiri’.
Di Indonesia, tsunami diperkirakan pertama kali terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 1618. Sejak saat itu jumlah tsunami yang terjadi di Indonesia terus bertambah dan sepanjang tahun 1600 hingga 2018 setidaknya Indonesia telah mengalami tsunami lebih dari 110 kali.
Hal berbeda justru diungkapkan oleh Badan Sains Amerika Serikat dalam hal ini National Oceanic Atmospheric Administration atau NOAA. Menurut badan tersebut, tsunami pertama di Indonesia terjadi pada tahun 416 dan sejak saat itu hingga akhir Desember 2018 tercatat sudah ada 246 kali tsunami terjadi.
Meski ada beberapa pernyataan berbeda mengenai sejarah tsunami di Indonesia, tetapi dapat dipastikan bahwa bencana alam tersebut dipicu oleh gempa dan letusan gunung berapi. Disebutkan bahwa kira-kira 90% tsunami terjadi akibat gempa tektonik, 9% diakibatkan oleh letusan gunung berapi, dan 1% disebabkan tanah longsor.
Tanda Tsunami Akan Terjadi
1. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peringatan tsunami yang alami. Jika Anda merasakan gempa yang kuat, jangan tinggal di tempat Anda terkena tsunami. Jika Anda mendengar gempa bumi, waspadai kemungkinan tsunami dan dengarkan radio atau televisi untuk informasi tambahan.
Ingatlah bahwa gempa bumi dapat memicu gelombang mematikan ribuan mil melintasi lautan beberapa jam setelah peristiwa tersebut menghasilkan tsunami.
2. Surut atau naiknya permukaan laut yang terlalu cepat
Tsunami yang mendekat kadang-kadang didahului oleh jatuhnya atau naiknya permukaan air. Jika Anda melihat lautan surut dengan sangat cepat atau jauh, itu pertanda bahwa gelombang besar sedang menuju mendekat. Pergi ke tempat tinggi segera mungkin.
Banyak orang terbunuh oleh tsunami Samudra Hindia karena mereka pergi ke pantai untuk melihat lautan yang mundur yang memperlihatkan dasar laut. Para ahli percaya bahwa lautan yang surut dapat memberi orang peringatan lima menit untuk mengevakuasi daerah itu.
3. Gelombang Susulan yang Lebih Berbahaya
Ingatlah bahwa tsunami adalah serangkaian gelombang dan bahwa gelombang pertama mungkin bukan yang paling berbahaya. Bahaya dari tsunami dapat berlangsung selama beberapa jam setelah kedatangan gelombang pertama. Kereta gelombang tsunami mungkin datang sebagai serangkaian lonjakan yang berjarak lima menit hingga satu jam.
4. Suara gemuruh
Suara gemuruh seperti suara deru kereta atau pesawat jet melintas bisa menandai gelombang tsunami akan datang. Segera berlari tinggalkan segala aktivitas saat mendengar suara besar tersebut.
Karakteristik Terjadinya Tsunami
1. Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa. Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar daripada gelombang pasang laut (50-150 m).
2. Cepat lambatnya gelombang tsunami berdasarkan pada kedalaman laut. Jika kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan gelombang tsunami akan berkurang sebanyak tiga perempatnya.
3. Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan dapat mencapai kurang lebih 5 meter. Nah, secara bersamaan gelombang tsunami akan mencapai pantai dengan tinggi hingga 30 meter.
4. Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya memiliki durasi gelombang sekitar 10-60 menit. Sementara pada gelombang pasang dapat berlangsung selama 12-24 jam.
Penyebab Tsunami
Tsunami disebabkan oleh gerakan dasar laut yang keras terkait dengan gempa bumi, tanah longsor, lava yang memasuki laut, runtuhan gunung bawah laut, atau dampak meteorit.
1. Gempa Bumi
Penyebab paling umum adalah gempa bumi. 72% tsunami dihasilkan oleh gempa bumi. Sebagian besar tsunami disebabkan oleh gempa bumi besar di dasar laut ketika lempengan-lempengan batu bergerak melewati satu sama lain secara tiba-tiba, menyebabkan air di atasnya bergerak. Gelombang yang dihasilkan menjauh dari sumber kejadian gempa.
2. Tanah longsor
Tanah longsor dapat terjadi di dasar laut, seperti halnya di darat. Daerah dasar laut yang curam dan sarat dengan sedimen, seperti tepi lereng benua, lebih rentan terhadap tanah longsor di bawah laut.
Ketika tanah longsor bawah laut terjadi (mungkin setelah gempa bumi di dekatnya), sejumlah besar pasir, lumpur, dan kerikil dapat bergerak menuruni lereng. Gerakan ini akan menarik air ke bawah dan dapat menyebabkan tsunami yang akan melintasi lautan.
3. Letusan gunung berapi
Tsunami yang diprakarsai oleh letusan gunung berapi kurang umum terjadi. Hal itu terjadi dalam beberapa cara:
a. Runtuhnya pantai, pulau, dan gunung berapi bawah laut yang merusak yang mengakibatkan tanah longsor besar
b. Aliran piroklastik, yang merupakan campuran padat dari blok panas, batu apung, abu dan gas, terjun menuruni lereng vulkanik ke laut dan mendorong air ke luar
c. Sebuah gunung berapi kaldera runtuh setelah letusan menyebabkan air di atasnya jatuh tiba-tiba.
Jenis Tsunami
Jenis-jenis tsunami dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek eksternal, seperti waktu terjadinya dan penyebabnya. Secara umum tsunami disebabkan oleh dua hal, yaitu gempa tektonik dan gempa vulanik yang terjadi pada struktur geologi bumi.
Meski begitu, terdapat lima jenis tsunami yang paling umum diketahui di antaranya,
1. Tsunami Lokal
Tsunami lokal adalah jenis tsunami yang berkaitan dengan episentrum gempa yang terjadi di sekitar area pantai. Dengan begitu waktu tempuh yang diperlukan dari titik kejadian hingga tiba di bibir pantai sekitar 5-30 menit. Umumnya gempa lokal berdampak cukup besar, karena gelombangnya sangat terasa meski telah mencapai area daratan.
Selain tsunami lokal biasanya terjadi dalam jarak yang cukup dekat dari titik pemicu tsunami. Misalnya terjadi di area pesisir pantai atau sekitar 100 kilometer dari titik tsunami. Pemicu tsunami ini biasanya adalah gempa bumi dan longsor di bawah laut akibat erupsi gunung berapi. Durasi yang singkat membuat orang akan kesulitan menyelamatkan diri.
2. Tsunami Regional
Tsunami regional adalah jenis tsunami yang 10 kali lebih besar dari tsunami lokal. Jarak yang bisa dicapai oleh tsunami jenis ini kurang lebih 100 hingga 1.000 kilometer dari titik terjadinya. Biasanya waktu yang dibutuhkan gelombang mencapai daratan cukup lama.
Setidaknya perlu satu hingga tiga jam untuk menggulung daratan. Dengan begitu orang-orang memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri setelah ada informasi. Hanya saja jarak tempuh tsunami yang mencapai 1.000 kilometer nyaris mustahil untuk dicapai dalam waktu tiga jam. Jadi lebih baik segera mencari tempat tinggi untuk berlindung.
3. Tsunami Jarak
Tsunami jarak juga biasa disebut sebagai ocean wide tsunami atau tele tsunami merupakan tsunami desktruktif. Artinya jarak tempuh yang bisa dicapai terhitung dari titik tsunami bawah laut melebihi 1.000 kilometer. Dengan begitu setidaknya butuh waktu tiga jam untuk tiba di daratan.
Meski begitu, nyaris mustahil untuk menyelamatkan diri dari bencana alam ini. Jenis ini merupakan yang paling sering terjadi di kawasan pantai yang langsung bertemu dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Misalnya wilayah Indonesia yang bertemu langsung dengan samudera menjadi salah satu negara langganan tsunami.
4. Tsunami Meteorologi
Tsunami meteorologi juga biasa disebut meteo-tsunami atau tsunami atmosfer merupakan suatu fenomena alam yang menyerupai tsunami. Hanya saja tsunami ini disebabkan oleh adanya gangguan pada atmosfer atau meteorologis seperti gelombang gravitasi atmosfer, lompatan tekanan, angin topan, saluran depan badai, dan sebagainya.
Skala spasial dan skala temporal yang dihasilkan oleh tsunami meteorologi sama dengan tsunami pada umumnya dan dampaknya juga bisa sampai menghancurkan pesisir pantai. Apalagi pesisir yang berada di teluk atau ceruk dengan amplifikasi kuat. Sebenarnya fenomena ini juga dikenal dengan sebutan rissaga.
5. Microtsunami
Microtsunami adalah jenis tsunami yang berukuran sangat kecil, sehingga akan sulit untuk diketahui dengan mata telanjang atau visual. Meski begitu tsunami juga cukup berbahaya karena sulit terdeteksi. Dibutuhkan alat tertentu jika ingin mendeteksi keberadaan microtsunami.
Dampak Tsunami
Bencana tsunami sudah dipastikan berdampak buruk untuk kondisi alam, khususnya kawasan pantai. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya kerusakan material, melainkan juga selalu memakan korban jiwa. Berikut beberapa dampak yang diakibatkan oleh tsunami di antaranya,
1. Kerusakan di mana-mana seperti menghancurkan bangunan yang ada di sekitar pantai termasuk usaha masyarakat setempat.
2. Rusaknya lahan pertanian dan perikanan.
3. Kegiatan perekonomian terhambat, karena aktivitas produksi seperti perdagangan tidak bisa berjalan untuk sementara waktu.
4. Jumlah kerugian material yang dialami oleh masyarakat mulai dari hancurnya bangunan hingga usaha mereka.
5. Gangguan kejiwaan, biasanya korban yang menghadapi tsunami khususnya anak kecil mengalami trauma yang membutuhkan terapi untuk menyembuhkannya.
6. Munculnya berbagai penyakit baik yang disebabkan oleh sisa-sisa tsunami maupun kondisi di pengungsian yang tidak sehat.
Tsunami Terdahsyat di Indonesia
Terdapat lima bencana tsunami paling dahsyat yang terjadi di Indonesia di antaranya,
1. Tsunami Selat Sunda
Tsunami Selat Sunda terjadi sudah cukup lama, yaitu pada tahun 1883 yang diakibatkan oleh letusan Gunung Krakatau. Tsunami ini menerjang Pulau Jawa dan Pulau Sumatera serta memakan korban jiwa sebanyak 36.000 jiwa. Ketinggian gelombangnya sangat fantastis karena mencapai 41 meter dan menjadi salah satu pemicu menurunnya populasi badak bercula satu.
2. Tsunami Flores
Tsunami Flores pada tahun 1992 juga tercatat sebagai tsunami paling dahsyat di Indonesia. Bencana ini disebabkan oleh gempa berkekuatan 7,8 SR dan gelombang yang terjadi menerjang berbagai daerah selain Flores. Ketinggian gelombang di Flores memang hanya 1,8 meter, tetapi di daerah lain berkisar antara 2 meter, 3 meter, 5 meter, 7 meter, dan 12 meter.
3. Tsunami Aceh
Tsunami Aceh pada tahun 2004 dikenal sebagai tsunami paling dahsyat di dunia yang dipicu oleh gempa berkekuatan 9,3 SR yang disebut setara bom dengan bobot 100 giga ton. Gempa tersebut berpusat pada kedalaman 30 kilometer di bagian bawah kerak bumi. Gempa ini mengakibatkan lempeng Australia dan lempeng Hindia menyeret lempeng Eurasia.
Akibatnya, sebagian lempeng Eurasia masuk ke bagian dalam melalui pergerakan tektonik lempeng. Tidak sampai itu, pergeseran lempeng tersebut secara mendadak menyebabkan salah satu lempeng bergerak ke atas, sehingga terjadilah gelombang tsunami di pantai yang berbatasan dengan selat Hindia seperti Myanmar, Maladewa, dan Aceh.
4. Tsunami Pangandaran
Tsunami Pangandaran, Jawa Barat tahun 2006 juga tercatat sebagai tsunami paling dahsyat di dunia dengan pusat gempa di Samudera Hindia atau sekitar 225 kilometer dari arah barat daya Pangandaran. Ketinggian tsunami tersebut adalah 5 meter dan kerusakannya mencapai sebagian wilayah Jawa Tengah.
5. Tsunami Palu
Tsunami di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah baru terjadi pada tahun 2018 lalu, tetapi juga menjadi salah satu bencana tsunami terbesar di dunia. Tsunami ini menjadi sangat parah karena juga terjadi bersamaan dengan likuifikasi atau pergerakan tanah di Petobo yang menyebabkan ratusan nyawa hilang begitu saja.
Dari berbagai sumber
Post a Comment