Transmigrasi: Pengertian, Sejarah, Syarat, Tujuan, Jenis, Dampak, dan Aspek Keberhasilannya

Pengertian Transmigrasi
Transmigrasi

Pengertian Transmigrasi
Transmigrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perpindahan penduduk dari satu daerah (pulau) yang berpenduduk padat ke daerah (pulau) lain yang berpenduduk jarang. Kata Transmigrasi dari bahasa Belanda transmigratie. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut Transmigran.

Transmigrasi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan manusia yang berupa sebuah mobilitas atau perpindahan. Biasanya transmigrasi ini dilakukan dari daerah yang memiliki penduduk yang padat menuju ke daerah yang jarang penduduknya, karena di Indonesia biasanya transmigrasi dilakukan sebagai upaya pemerataan penduduk.

Proses transmigrasi bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Bisa satu orang saja yang melakukan transmigrasi, bisa satu keluarga, bahkan satu desa pun bisa melakukan transmigrasi bersamaan dengan pengurus atau perangkat desanya.

Sejarah Transmigrasi di Indonesia
Transmigrasi di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman dahulu, tepatnya pada tahun 1905. Hal ini tentu saja berlangsung jauh sekali sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Transmigrasi pertama kali pada tahun 1905 ini dilakukan atas perintah dari Pemerintah Belanda.

Belanda ketika itu memindahkan masyarakat yang tinggal di wilayah Kedua menuju ke wilayah Lampung yang diikuti oleh 155 keluarga. Pada zaman ini kita belum mengenal istilah transmigrasi, melainkan kita menggunakan istilah kolonisasi.

Setelah transmigrasi yang dilakukan pemerintah Belanda pada tahun 1905 tersebut, kemudian munculah transmigrasi lainnya dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. Penyelenggaraan transmigrasi yang resmi oleh pemerintah baru diadakan setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1950.

Penyelenggaraan dari tahun 1950 tersebut bahkan hingga sekarang dan nanti akan terus dilakukan demi mencapai tujuan yang telah diinginkan. Pelaksanaan transmigrasi terutama ditujukan untuk wilayah-wilayah yang padat penduduknya, yakni di Pulau Jawa dan juga Pulau Bali.

Penyelenggaraan transmigrasi pun terutama ditujukan bagi penduduk yang tempat tinggalnya terkena proyek pembangunan dari pemerintah seperti proyek pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Krangates, dan lain sebagainya.

Hal ini dilakukan demi untuk menyelamatkan kepentingan warga sehingga pemerintah tidak terkendala dalam pembangunan dan masyarakat pun akan memperoleh ganti sebagai fasilitas kehidupannya sehari- hari.

Syarat Transmigrasi
Transmigrasi sebagai salah satu kegiatan yang melibatkan jiwa dan juga tempat tidak dapat dianggap sepele. Nyatanya banyak orang yang ditangkap karena tidak memiliki surat-surat dan juga kepengurusan yang tidak beres hingga di daerah yang baru.

Transmigrasi secara resmi baik dari pemerintah maupun secara pribadi harus memenuhi beberapa persyaratan di antaranya,
1. Jumlah penduduk yang ditransmigrasikan ke daerah lain setiap tahun lebih banyak daripada pertambahan penduduk daerah-daerah yang ditinggalkannya. Hal ini berarti jumlah penduduk yang pindah jumlahnya lebih banyak daripada pertambahan penduduk yang berasal dari daerah asalnya.
2. Apabila di daerah yang ditinggalkan tersebut tekanan penduduk sudah berangsur-angsur berkurang, dan orang-orang yang telah ditransmigrasikan tersebut memperoleh tingkat hidup yang lebih baik daripada sebelumnya.
3. Apabila antara pendatang baru atau transmigran dan juga penduduk yang didatangi dapat hidup berdampingan, dapat terjadi padan kebudayaan sehingga terhindar dari perasaan kesukuan di antaran masing-masing kelompok masyarakat.

Tujuan Transmigrasi
Transmigrasi menjadi salah satu program pemerintah untuk menekan ledakan penduduk dalam suatu wilayah tertentu. Tujuan dari program transmigrasi telah ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Hukum Tahun 1983 di antaranya,
1. Transmigrasi ditujukan untuk meningkatkan persebaran penduduk dan tenaga kerja. Selain itu juga untuk membuka dan mengembangkan daerah produksi baru terutama daerah pertanian, khususnya di luar Jawa dan Bali. Pelaksanaan transmigrasi tersebut menjadi upaya penataan kembali penggunaan, penguasaan, dan kepemilikan tanah, baik di daerah asal maupun daerah tujuan.
2. Untuk mendorong program transmigrasi swakarsa. Pelaksanaan transmigrasi ini memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan nasional.
3. Pelaksanaan transmigrasi mengutamakan para petani dan peladang untuk mengerjakan tanah-tanah yang seharusnya berfungsi sebagai hutan lindung dan suaka alam. Selain itu, juga dalam rangka memulihkan kembali fungsi sumber alam dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
4. Pembinaan usaha tani transmigran dan penduduk setempat, pengembangan dan peningkatan usaha industri perdagangan.
5. Meningkatkan jumlah dan koordinasi penetapan dan penyediaan daerah transmigrasinya. Selain itu juga penyelesaian masalah prasarana jalan dan prasarana sosial yang dibutuhkan di daerah transmigrasi.

Jenis Transmigrasi
Transmigrasi dilakukan oleh beberapa atau banyak orang dengan berbagai macam tujuan yang berbeda-beda. Karena berbagai faktor yang berbeda inilah maka jenis-jenis transmigrasi juga ada banyak. Berbagai jenis transmigrasi ini di antaranya,
1. Transmigrasi lokal
Transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang pertama. Seperti namanya, yakni lokal, maka transmigrasi ini dilakukan oleh orang-orang yang masih dalam satu wilayah. Wilayah yang dimaksud ini adalah dalam lingkup provinsi.

Sehingga dapat dikatakan bahwa transmigrasi lokal merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan dari satu provinsi ke provinsi lainnya. Transmigrasi ini biasanya dilakukan atas dukungan biaya dari departemen transmigrasi. Transmigrasi lokal ini bisa juga dilakukan secara massal.

2. Transmigrasi swakarya
Jenis transmigrasi selanjutnya adalah transmigrasi swakarya. Transmigrasi swakarya ini seperti sebuah transmigrasi yang bertujuan untuk memberikan pekerjaan kepada transmigran. Jadi, transmigrasi swakarya merupakan jenis transmigrasi yang merupakan program dari departemen transmigrasi yang berupa jaminan hidup kepada transmigran selama beberapa bulan.

Setelah itu maka transmigran akan diberikan tanah untuk dapat diolah dan tanah itulah sebagai sumber dari penghasilannya. Dengan kata lain maka transmigrasi ini akan bersifat menetap bagi para transmigrannya.

3. Transmigrasi sektoral
Berikutnya adalah transmigrasi sektoral. Menurut pengertiannya maka transmigrasi sektoral ini merupakan jenis transmigrasi yang dibedakan dari pembiayaannya. Transmigrasi sektoral merupakan transmigrasi yang biayanya ditanggung bersama-sama oleh para transmigran.

4. Transmigrasi umum
Transmigrasi umum merupakan jenis transmigrasi yang dilakukan karena adanya faktor-faktor pendorong yang berasal dari daerah asal. Misalnya karena sulitnya memperoleh pekerjaan karena sangat jarang ditemukan lapangan kerja, kemudian karena lahan sumber daya alam pertanian yang terlalu sempit sehingga membutuhkan pelebaran, hingga alasan pemerataan jumlah penduduk.

Biasanya berbagai faktor pendorong yang ada di daerah asal ini akan membuat pemerintah mencanangkan program transmigrasi. Maka dengan adanya transmigrasi umum ini penduduk atau transmigran bisa berangkat tanpa biaya karena biayanya semua adalah tanggung jawab dari pemerintah.

5. Transmigrasi keluarga
Salah satu contoh dari transmigrasi mandiri adalah transmigrasi keluarga. Dikatakan mandiri karena transmigrasi jenis ini biasanya tidak ditanggung oleh pemerintah melainkan dibiayai sendiri. Transmigrasi keluarga merupakan transmigrasi yang biayanya ditanggung oleh pihak keluarga yang tinggal di daerah transmigran atau daerah yang dituju.

6. Transmigrasi swakarsa atau transmigrasi spontan
Jenis transmigrasi yang selanjutnya adalah transmigrasi swakarsa atau yang biasa disebut sebagai transmigrasi spontan. Transmigrasi jenis ini merupakan transmigrasi yang dilakukan dengan biaya sendiri, namun berdasarkan bimbingan dan juga fasilitas yang diberikan oleh pemerintah. Transmigrasi swakarsa atau transmigrasi spontan inilah transmigrasi yang diharapkan oleh pemerintah.

Pemerintah mengharapkan supaya rakyatnya yang bertempat tinggal di tempat- tempat yang terlalu ramai, kemudian mendapat kesadaran akan pentingnya meninggalkan daerah yang terlalu padat tersebut dan beralih ke daerah baru yang mana potensi alamnya perlu digali dan dikembangkan. Dengan demikian kemerataan daerah dapat kita peroleh dengan mudah.

7. Transmigrasi bedol desa
Jenis transmigrasi yang terakhir adalah transmigrasi bedol desa. Transmigrasi bedol desa merupakan salah satu contoh transmigrasi massal. Disebut transmigrasi massal karena pelaku atau transmigrannya ini adalah banyak atau lebih dari satu orang. Dinamakan transmigrasi bedol desa apabila transmigrasi dilakukan oleh orang-orang dari satu desa beserta dengan aparatur pemerintahan dari desa tersebut.

Sehingga perangkat dan warga masyarakatnya akan berada di tempat yang baru tersebut. Biasanya transmigrasi bedol desa ini dilakukan oleh orang- orang yang desanya terkena proyek dari pemerintah. Transmigrasi bedol desa  ini dilakukan dengan biaya dari pemerintah dan akan disediakan fasilitas oleh pemerintah pula.

Dampak Transmigrasi
Transmigrasi merupakan tindakan massal yang dilakukan oleh warga negara dari satu tempat menuju ke tempat lain. Hal ini tentu akan menimbulkan berbagai dampak baik maupun kurang baik bagi daerah yang ditinggalkan, daerah yang dituju maupun bagi para transmigran itu sendiri.
1. Dampak Positif
a. Lahan kosong dapat dimanfaatkan
b. Penduduk yang ditransmigrasikan kehidupannya dapat lebih baik secara ekonomi.
c. Meningkatnya produksi, terutama di bidang pertanian.
d. Dapat mempercepat pemerataan penduduk.
e. Mengurangi jumlah pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan

2. Dampak Negatif
a. Transmigrasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga banyak menghabiskan keuangan negara.
b. Terkadang mendorong kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dan para transmigran.
c. Adanya transmigran yang kurang sungguh-sungguh dapat menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan transmigrasi sehingga dana yang dikeluarkan menjadi sia-sia.

Aspek Keberhasilan Transmigrasi
1. Aspek Kewilayahan
Program transmigrasi ini ternyata telah berhasil membangun sekitar 104 pemukiman menjadi sebuah Ibukota Kabupaten atau Kota, terutama di provinsi Sulawesi dan Kalimantan.

2. Aspek Pertanian
Dilihat dari aspek pertanian, kawasan transmigrasi telah menjadi pusat produksi pangan, perkebunan, hingga agribisnis, terutama di daerah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua.

Misalnya di daerah Papua, telah berkembang menjadi pusat penghasil padi dan perkebunan. Lalu, di daerah Kalimantan telah berkembang menjadi pusat penghasil kelapa sawit.

3. Aspek Kependudukan
Dalam aspek kependudukan, transmigrasi juga telah berhasil melahirkan sumber daya manusia yang sangat potensial. Hal tersebut ditandai dengan adanya organisasi anak keturunan transmigran bernama Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) pada 16 Februari 2004.

Dalam organisasi tersebut, para anggotanya memiliki profesi yang cukup penting dalam negara Indonesia ini, misalnya guru, guru besar, perwira tinggi TNI/POLRI, kepala daerah, jurnalis, pengusaha, dan lain-lain.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Transmigrasi: Pengertian, Sejarah, Syarat, Tujuan, Jenis, Dampak, dan Aspek Keberhasilannya"