Tanah Oxisol: Pengertian, Ciri, Sifat Fisik, Pembentukan, Potensi, Permasalahan, dan Perbaikannya

Table of Contents
Pengertian Tanah Oxisol
Tanah Oxisol

Pengertian Tanah Oxisol

Tanah Oxisol adalah bagian dari jenis tanah marjinal yang sudah mengalami pelapukan tingkat lanjut sehingga mineral mudah lapuknya tinggal sedikit. Oxisol memiliki faktor pembatas, seperti rendahnya tingkat kesuburan alami yang disebabkan karena kandungan bahan organik yang sedikit, kelarutan mineral besi dan alumunium yang tinggi, pH yang cukup masam, serta keadaan fiksasi fosfor dan rendahnya kapasitas pertukaran kation.

Tanah oxisol mengalami perkembangan di daerah tropis dan sub tropis dengan lingkungan yang memiliki suhu dan surah hujan tinggi. Kandungan yang terdapat dalam oxisol biasanya dikuasai oleh mineral beraktivitas rendah, seperti contohnya adalah kaolin, kuarsa, serta besi oksida. Tanah ini mengandung sebagian besar tanah-tanah yang dahulu dikenal dengan sebutan laterit, ground water laterite, dan latasol.

Tanah oxisol meliputi sekitar 8% dari daratan dunia sedangkan di Indonesia, tanah ini banyak ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.

Ciri Tanah Oxisol

Tanah oxisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut di antaranya,
1. Warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah.
2. Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit.
3. Kejenuhan basa kurang dari 50 %, umumnya mempunyai epipedon kambrik dan horison kambik.
4. Mengalami pencucian dan pelapukan lanjut, berbatas horizon baur, sehingga kandungan mineral primer dan unsure hara rendah,
5. Konsistensi gembur dengan stabilitas agregat kuat dan terjadi penumpukan relative sesquioksida di dalam tanah akibat pencucian silikat.
6. Tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (lebih dari 150 cm).

Sifat Fisik Tanah Oxisol

Pada umumnya tanah oxisol tidak memiliki sifat fisik pembatas pada pertumbuhan tanaman. Tanah ini telah mengalami perkembangan lanjut sehingga memiliki tekstur liat. Karena partikelnya yang liat, tanah ini membentuk agregat mikro yang sangat kuat sehingga sifat fisiknya menyerupai pasir. Kandungan besi berfungsi sebagai pengikat dan perekat partikel tanah sehingga tidak mudah hancur oleh erosi atau tetesan air hujan yang mengenai permukaan tanah.

Pembentukan Tanah Oxisol

Tanah oxisol merupakan tanah yang memiliki ciri horison oksik yang tebal. Proses pelapukan yang terjadi dalam waktu kurun waktu yang panjang mengakibatkan pelindian basa dan silika, pelonggokan nisbi sesquioksida (oksida besi dan Alumunium) dan pembentukan lempung kaolinit. Proses pembentukan pada oxisol yang utama adalah proses desilikasi dan konsentrasi besi bebas dan kadang-kadang gibsit. Hal ini kemudian mempengaruhi jenis mineral mudah lapuk yang di dalamnya termasuk mineral liat.

Potensi Tanah Oxisol

Tanah oxisol biasanya tidak dipergunakan dalam pertanian jika tanah dari ordo lain masih tersedia dan memenuhi kebutuhan. Jika dilihat dari tingkat kesuburan, tanah oxisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan mengalami pelapukan lanjut di daerah-daerah yang kering. Meskipun tanah oxisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah, tanah ini jumlahnya cukup banyak sehingga dapat dijadikan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam bidang pertanian.

Tanah oxisol dapat dimanfaatkan untuk ladang pertanian sub sistem, perkebunan yang intensif seperti perkebunan kopi, tebu pisang dan sebagainya. Tanah ini juga dapat dimanfaatkan untuk penggembalaan dengan intensitas rendah. Agar potensi dari tanah oxisol ini dapat dimanfaatkan dengan baik, tentu saja tanah ini masih perlu perbaikan dan pengelolaan yang baik. Dengan perbaikan dan pengelolaan yang baik tanah ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

Permasalahan Tanah Oxisol

Tanah oxisol merupakan tanah yang penting dalam pertanian tetapi sangat miskin dengan unsur kimiawinya juga unsur haranya rendah. Hal ini karena kuatnya kahat basa Ca, Mg, dan P. Penyebab lainya juga karena rendahnya kapasitas pertukaran kation. Oleh karena itu tanah ini membutuhkan gamping untuk pengapuran dan beberapa unsur lain untuk pemupukan seperti Zn dan S.

Perbaikan Tanah Oxisol

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan tanah oxisol adalah dengan menambahkan bahan organik baik yang masih segar ataupun yang sudah dikomposkan. Kematangan dari bahan organik yang digunakan akan sangat menentukan karena apabila bahan organik belum terdekomposisi dengan baik dan sempurna atau dengan kata lain komposnya masih terlalu muda dapat menyebabkan fitoktositas terhadap tanaman dan akan mempengaruhi lingkungan yang ada.

Diperlukan ekstrak bahan humat dari kompos sehingga bahan yang aktif dapat cepat bereaksi di dalam tanah. Bahan humat ini (asam humat dan fulfat) adalah hasil akhir dari dekomposisi bahan organik dan paling aktif. Beberapa prinsip dalam pengolahan dan pemanfaatan tanah oxisol di antaranya,
1. Kondisi permukaan tanah harus tertutup oleh tanaman penutup tanah karena jika tanah dalam keadaan gundul akan menyebabkan erosi.
2. Jika tanah digunakan untuk tanaman tanam seperti tebu, pengolahan tanah tidak hanya dilakukan dengan pengapuran dan pemupukan organik tetapi juga dibutuhkan bahan organik yang cukup besar. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat optimal.
3. Potensi untuk komoditi perkebunan dengan tetap mempertahankan adanya cover crop dan bahan organik akan berfungsi untuk mempertahankan kelembaban tanah dan meningkatkan retensi terhadap air. Jenis tanaman perkebunan merupakan tanaman memiliki sistem akar yang dalam sehingga banyak unsur hara yang diambil dari bawah lapisan profil.
4. Tanah oxisol yang berada pada daerah yang agak tinggi dapat dijadikan sebagai hutan. Hal ini berfungsi untuk meningkatkan konservasi air. Air cadangan yang dihasilkan dari hutan tersebut akan dapat digunakan bagi daerah-daerah di bawahnya.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment