Tanah Liat: Pengertian, Karakteristik, Proses Pembentukan, Jenis, dan Manfaatnya

Pengertian Tanah Liat atau lempung
Tanah Liat (Lempung)

Pengertian Tanah Liat
Tanah liat (lempung) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tanah pekat; tanah liat; partikel tanah yang garis tengahnya 0,005 mm; batuan berwarna, terutama terdiri atas butir halus silikat alumina berair sebagai hasil pelapukan batuan felspar dan batuan silikat alumina lain. Demikian, tanah liat (lempung) merupakan partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 5 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus.

Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.

Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.

Tanah liat merupakan jenis tanah yang terdapat di Indonesia dengan jumlah yang lumayan banyak. Tanah luat banyak digunakan oleh manusia untuk membuat berbagai macam kerajinan, seperti vas bunga, kendi, tempayak, dan lain sebagainya. Tanah liat juga banyak dimanfaatkan untuk membuat batu bata dan juga genting rumah. Tanah liat ini memiliki berbagai jenis sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya.

Karakteristik Tanah Liat
Tanah liat memiliki sifat dasar lunak sehingga mudah dibentuk, bentuknya yang lengket ketika basah dan mengeras ketika kering. Selain itu, tanah liat juga memiliki karakteristik yang lain di antaranya,
1. Bersifat Lengket
Salah satu ciri-ciri utama dari tanah liat adalah sifatnya yang lengket. Tanah liat umumnya lengket ketika basah sehingga mudah untuk mengubah bentuknya. Namun, tanah liat bisa menjadi gumpalan keras ketika sudah kering. Hal ini dikarenakan kandungan jenis mineral lempung yang banyak terdapat dalam tanah liat.

2. Sulit Menyerap Air
Tanah liat memiliki sifat sulit menyerap air sehingga lebih banyak diperuntukkan sebagai bahan untuk bangunan. Atas dasar ini juga tanah liat tidak disarankan untuk sebagai lapisan tanah untuk media tanaman.

3. Warnanya Abu-abuan
Umumnya tanah liat tidak memiliki warna yang terlalu gelap atau terang. Warna tanah liat cenderung hanya berwarna hitam keabu-abuan. Namun beberapa jenis tanah liat memiliki warna dasar kuning kemerah-merahan yang kebanyakan digunakan oleh pengrajin tanah liat.

4. Dapat Berubah Menjadi Butiran Halus
Karena sifatnya yang menggumpal dan keras ketika kering, butiran-butiran kecil dari tanah liat bisa terpecah jika tidak menyatu dengan bentukan awalnya. Butiran ini umumnya seperti kerikil dan pasir yang umum ditemukan di sekitar tanah liat ketika kering.

Proses Terbentuknya Tanah Liat
Tanah liat adalah salah satu jenis tanah yang dihasilkan dari adanya proses pelapukan kerak bumi yang sebagiannya disusun oleh jenis batuan feldspatik. Kerak bumi tersebut mengandung berbagai unsur utama seperti silikon, oksigen, serta aluminium sebagai unsur dominannya.

Kemudian, karena adanya aktivitas panas bumi dan bantuan asam karbonat, kerak bumi melapuk lalu jadilah tanah liat. Bila melihat pada gambar tanah liat, kamu tak akan bisa melihat kerangka dasar silikatnya secara jelas karena ukurannya sangat kecil, berdiameter kurang dari 4 mikrometer.

Hal itu terjadi karena struktur tanah liat yang banyak mengandung leburan aluminium dan silika yang sangat halus.

Jenis Tanah Liat
Beberapa macam tanah liat di antaranya,
1. Tanah Liat Primer
Tanah liat primer merupakan tanah liat yang berasal dari pelapukan batuan feldspatik yang dihasilkan oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk atau batuan asalnya. Tanah liat primer disebut juga dengan tanah liat residu.

Tanah liat primer memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan tanah liat sekunder di antaranya,
a. Memiliki sifat lebih murni, hal ini karena tanah liat primer tidak berpindah tempat dari tempat asal terbentuknya
b. Berwarna kusam atau putih kusam, hal ini karena tanah liat primer tidak tercampur dengan bahan- bahan organik seperti humus, ranting ataupun daun busuk.
c. Memiliki suhu matang yang berkisar antara 13.000° – 14.000° C, bahkan ada yang mencapai 17.500° C
d. Cenderung berbutir kasar
e. Memiliki daya lebur tinggi
f. Memiliki daya susut kecil
g. Memiliki sifat tahan api
h. Tidak elastis

Pembentukan tanah liat primer ini tidak lepas dari peranan tenaga air dan juga tenaga uap panas yang dilepaskan dari dalam bumi. Ketika berada dalam keadaan kering maka tanah liat primer akan mudah sekali rapuh dan ditumbuk menjadi tepung.

Hal ini terjadi karena partikel tanah liat primer bentuknya tidak simetris dan bersudut- sudut. Yang termasuk ke dalam tanah liat primer ini antara lain: Kaolin, Bentonite, Feldspatik, Kuarsa, Dolomite, dan tanah- tanah yang berada di tempat tinggi.

2. Tanah Liat Sekunder
Tanah liat sekunder juga disebut dengan sedimen atau endapan. Tanah liat sekunder merupakan tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya karena dibawa oleh tenaga eksogen, sehingga menyebabkan butiran- butiran dari tanah liat tersebut lepas dan mengendap di daerah- daerah seperti lembah, sungai, rawa, ataupun danau.

Tanah liat sekunder jumlahnya lebih banyak daripada tanah liat primer. Untuk mengetahui tanah liat sekunder, kita bisa melihat dari ciri- ciri yang dimiliki oleh tanah ini di antaranya,
a. Memiliki sifat kurang murni, hal ini karena tanah liat sekunder ini telah bergeser jauh dari batuan asalnya yang melapuk sehingga sifat kemurniannya telah hilang atau berkurang.
b. Warnanya krem, abu- abu, cokelat, merah, jambu/ kuning, kuning muda, kuning kecokelatan, kemerahan, kehitaman dan sebagainya. Warna- warna ini terbentuk akibat perjalanan tanah liat yang bercampur dengan bahan- bahan organik dan non organik sehingga warnanya pun berubah.
c. Cenderung berbutir halus
d. Bersifat Plastis
e. Memiliki daya susut tinggi

Tanah liat sekunder dapat dibedakan menjadi berbagai jenis di antaranya Tanah liat tahan api/ Fireclay, Tanah liat Stoneware, Ballclay, Tanah liat Earthenware, dan Tanah liat Monmorilinit.

Manfaat Tanah Liat
Tanah liat banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia. Tanah liat juga banyak dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Manfaat dari tanah liat di antaranya,
1. Sebagai bahan baku pembuat gerabah
2. Bahan baku batu bata
3. Bahan baku genting rumah
4. Bahan baku kerajinan- kerajinan lainnya
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Tanah Liat: Pengertian, Karakteristik, Proses Pembentukan, Jenis, dan Manfaatnya"