Kerusakan Tanah: Pengertian, Penyebab, Dampak, Pencegahan, dan Penanggulangannya

Pengertian Kerusakan Tanah atau degradasi tanah
Kerusakan Tanah (Degradasi Tanah)

Pengertian Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah (degradasi tanah) adalah peristiwa menurun atau hilangnya fungsi tanah dalam pertanian karena faktor alam maupun manusia. Kerusakan tanah juga bisa diartikan sebagai peristiwa hilangnya unsur-unsur hara tanah atau ketidakmampuan tanah untuk produktif seperti semula.

Kerusakan tanah sebagai sumber unsur hara dapat diperbaharui dalam waktu yang tidak terlalu lama, antara lain dengan cara pemupukan. Tapi, kerusakan tanah pada fungsi sebagai pendukung tanaman memerlukan perbaikan yang sangat lama, bahkan mencapai ratusan tahun untuk pembentukan tanah lagi.

Penyebab Kerusakan Tanah
1. Erosi Tanah
Jenis kerusakan yang terjadi pada tanah yang pertama kita sebut sebagai erosi tanah. Erosi tanah merupakan peristiwa terangkatnya bagian- bagian tanah, terutama lapisan teratas pada tanah dan diendapkan ke tempat lain. Erosi tanah ini dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis- jenis dari erosi tanah di antaranya,
a. Ablasi
Ablasi merupakan erosi tanah yang dilakukan oleh tenaga air. Jadi tanah terkikis akibat adanya aliran air. Peristiwa ablasi ini sering terjadi di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi. Selain itu bentuk lahan atau bentuk permukaan tanah yang miring juga bisa mempermudah terjadinya ablasi.

b. Deflasi
Deflasi disebut juga dengan Korasi. Deflasi merupakan peristiwa erosi tanah yang disebabkan karena angin. Tiupan angin yang terlalu kencang akan mampu mengangkat partikel- partikel tanah sehingga terjadilah erosi. Deflasi atau korosi ini biasa terjadi di daerah gurun atau daerah yang memiliki iklim kering.

c. Eksarasi
Jenis erosi tanah yang selanjutnya adalah eksarasi. Eksarasi merupakan erosi tanah yang disebabkan oleh gletser. Gletser sendiri merupakan kikisan dari massa salju yang bergerak menuruni lereng. Gletser ini ada di daerah yang bersalju. Karena disebabkan oleh gletser, maka eksarasi ini terjadi di daerah yang mempunyai banyak salju.

d. Abrasi
Abrasi merupakan erosi tanah yang disebabkan karena kekuatan gelombang laut. Dari beberapa jenis erosi tanah, mungkin abrasi adalah yang paling sering kita dengar. Hal ini karena Indonesia mempunyai banyak sekali laut, maka gelombang- gelombang laut banyak yang menyebabkan pengikisan pada tanah. Karena penyebabnya adalah gelombang laut, maka abrasi hanya terjadi di sekitar daerah- daerah laut.

2. Lahan Kritis
Selain erosi tanah, bentuk kerusakan tanah yang lainnya adalah lahan kritis. Seperti namanya yakni “kritis” maka keadaan ini pun mencerminkan keadaan tanah yang sangat buruk. Yang dimaksud dengan lahan kritis adalah kondisi tanah yang telah kehilangan kesuburannya sehingga mengakibatkan penurunan fungsi sebagai sarana pendukung kehidupan.  Lahan kritis ini bisa timbulkan karena beberapa hal di antaranya,
a. Kerusakan hutan
Penyebab lahan kritis yang pertama adalah karena kerusakan hutan. Manusia mempunyai banyak sekali aktivitas yang dapat mengakibatkan kerusakan hutan. Hal ini karena manusia mengambil manfaat hutan yang terkadang sampai tidak terkendali. Apabila pemanfaatan hutan tidak dibarengi dengan upaya pelestarian hutan maka akan mengakibatkan kerusakan pada hutan.

Beberapa kegiatan yang mengakibatkan kerusakan pada hutan yang pada akhirnya menyebabkan lahan kritis antara lain adalah penebangan liar, kebakaran hutan, dan pertanian sistem ladang berpindah.

b. Kegiatan pertambangan
Penyebab lahan kritis yang selanjutnya adalah kegiatan pertambangan. Barang tambang kita peroleh dengan menggali tanah, maka apabila tidak hati- hati akan mengakibatkan lahan kritis. Pengambilan barang tambang yang tidak disertai dengan pengelolaan lingkungan akan mengakibatkan kerusakan tanah, salah satunya adalah lahan kritis.

Lahan kritis akibat kegiatan pertambangan terjadi akibat hilangnya vegetasi penutup lahan, perubahan topografi dan juga perubahan struktur lapisan tanah.

3. Pencemaran Tanah
Jenis kerusakan tanah yang selanjutnya adalah pencemaran yang terjadi pada tanah. Pencemaran tanah merupakan gangguan keseimbangan pada tanah yang diakibatkan oleh masuknya polutan hasil kegiatan manusia. Polutan sendiri merupakan bahan atau benda yang menyebabkan pencemaran, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Polutan mempunyai sifat tidak dapat diurai oleh bakteri pengurai sehingga tidak dapat menyatu dengan tanah. Ada banyak sekali polutan tanah yang dihasilkan oleh kegiatan sehari- hari. Beberapa jenis polutan tanah di antaranya,
a. Limbah domestik
Limbah domestik merupakan benda atau bahan tidak dipakai yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, baik berupa limbah padat, cair dan juga gas. Beberapa contoh limbah domestik antara lain  bungkus detergen, air bekas cucian, bungkus makanan dan lain sebagainya.

b. Limbah industri
Merupakan limbah yang dihasilkan sebagai akibat kegiatan produksi suatu industri. Sama seperti limbah domestik, limbah industri juga bisa berbentuk cair, padat maupun gas. Karena sifatnya yang keras dan jumlahnya yang lebih banyak, maka kebanyakan limbah industri lebih berbahaya daripada limbah domestik.

c. Limbah pertanian
Polutan tanah selanjutnya adalah limbah pertanian. Seperti namanya, limbah pertanian merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Limbah pertanian ini berasal dari pupuk berbahan kimia yang digunakan dalam kegiatan pertanian. Pemupukan yang berlebihan dan dilakukan dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan kerusakan pada tanah.

Dampak Kerusakan Tanah
1. Dampak Erosi Tanah
Sebagaimana disinggung di atas, bahwa erosi akan menyebabkan hilangnya atau berpindahnya lapisan permukaan tanah ke bagian lain yang lebih rendah ketinggian tanahnya. Ada beberapa dampak dari erosi ini terhadap tanah di antaranya,
a. Produktivitas tanah menjadi menurun
b. Unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman akan hilang
c. Karena kehilangan unsur hara kesuburan tanaman juga menurun
d. Rusaknya struktur tanah
e. Akan mempersempit lahan yang dapat ditanami
f. Karena produktivitas tanah menurun, produktivitas tanaman juga menurun
g. Pendapat petani menurun

2. Dampak Pencemaran Tanah
a. Dampak bagi kesehatan
Pemakaian pestisida secara terus menerus akan mencemari unsur-unsur tanah. Sehingga tanah kemudian akan terkandung bahan-bahan kimia. Bahan tersebut kemudian jika terserap oleh tanaman, maka tanaman yang tumbuh di atasnya akan terkandung bahan kimia.

Jika hal tersebut terjadi pada lahan pertanian, maka hasil-hasil pertanian yang biasa dijadikan konsumsi rumahan maka akan terserap ke dalam tubuh. Hal itu, kemudian akan membahayakan bagi kesehatan tubuh. Sebagai contoh, Benzena yang bisa menyebabkan leukimia dan air raksa yang menjadi penyebab kerusakan ginjal.

b. Dampak bagi lingkungan
Dampak utama bagi lingkungan ini adalah khususnya terjadi pada metabolisme tanaman. Rantai makanan dari mikro-organisme yang berkurang akibat pencemaran akan sangat berdampak pada kualitas tanah di sekitarnya, sehingga proses metabolisme tanaman akan berkurang. Dampak pencemaran lingkungan tersebut  akhirnya adalah tanah mati yang tidak bisa ditanami tumbuhan jenis apapun.

3. Dampak Kegiatan Pertambangan
Dalam waktu yang sangat singkat kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh manusia akan merubah semua bentuk ekologi di kawasan sekitarnya. Penebangan hutan, pengerukan tanah, hingga pemotongan lereng gunung akan sangat berdampak pada keseimbangan alam di sekitarnya. Tanpa memperhatikan kondisi geologi alam sekitarnya, kegiatan pertambangan akan mengakibatkan tanah longsor, ledakan tambang, gempa dan reruntuhan lainya.

Adapun beberapa dampak negatif dari adanya kegiatan pertambangan di antaranya,
a. Polusi udara
b. Menurunnya permukaan bumi
c. Pencemaran limbah
d. Pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan
e. Kerusakan lahan perkebunan dan pertanian
f. Banjir, longsor dan punahnya keanekaragaman hayati

Pencegahan Kerusakan Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang harus kita lestarikan dan harus kita jaga. Oleh karena itulah apabila tanah sudah mengalami kerusakan, adalah wajib bagi manusia untuk mengembalikannya menjadi baik, atau agar tidak menjadi lebih parah lagi. Cara- cara yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mencegah kerusakan pada tanah di antaranya,
1. Menjaga tingkat kesuburan tanah
Kerusakan tanah salah satunya ditandai dengan berkurangnya tingkat kesuburan pada tanah. Upaya menjaga tingkat kesuburan tanah dapat dilakukan dengan metode mekanik, vegetatif dan juga kimia. Beberapa cara menjaga tingkat kesuburan tanah di antaranya,
a. Penterasan lahan miring atau terasering
Penterasan pada lahan miring dimaksudkan untuk mengurangi panjang lereng dan juga memperkecil kemiringan pada lereng. Pembuatan terasering ini bertujuan untuk mengurangi tingkat erosi karena terasering dapat memperlambat aliran air permukaan.

b. Pembuatan pematang atau guludan
Pematang lahan atau guludan juga merupakan salah satu upaya menjaga kesuburan tanah. Pematang atau guludan ini dibuat dengan cara seperti membuat tanggul- tanggul kecil dan juga saluran air yang sejajar garis kontur. Pematang atau guludan yang dibuat ini mempunyai fungsi menahan laju air sehingga dapat memperbesar kemungkinan air meresap ke dalam tanah.

c. Pengelolaan sejajar garis kontur atau Contour tillage
Upaya menjaga kesuburan tanah dengan cara ini dilakuka dengan membuat rongga- rongga tanah yang sejajar kontur dan membentuk igir- igir. Hal ini dapat memperlambat aliran permukaan dan juga dapat memperbesar kemungkinan air meresap ke dalam tanah. Pada umumnya vegetasi ditanam dengan sistem tumpang sari.

d. Pembuatan cekdam
Cekdam merupakan bendungan kecil. Pembuatan cekdam atau bendungan kecil ini mempunyai tujuan membendung aliran air permukaan. Dengan demikian material- material yang tererosi akan bertahan di parit- parit bendungan sehingga lapisan tanah akan menebal dan kesuburan tanah tidak akan hilang karena hanyut terbawa oleh air.

2. Metode vegetatif
Metode vegetatis merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kerusakan tanah dengan cara memanfaatkan vegetasi yang ada. Metode ini sangat baik dalam rangka mengupayakan pelestarian kesuburan tanah. Metode vegetatif biasanya menggunakan cara- cara berikut di antaranya,
a. Penghijauan
Kegiatan penghijauan lingkungan dilakukan dengan cara menanami hutan kembali dengan bibit- bibit pohon dan juga lahan0 lahan yang kehilangan vegetasi penutupnya. Bibit- bibit pohon yang dipilih untuk ditanam ini merupakan bibit pohon yang besar yang dapat tumbuh dengan mudah tanpa harus menggunakan cara- cara tertentu.

b. Rotasi tanaman atau crop rotation
Salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mempertahankan kesuburan tanah adalah rotasi tanaman metode rotasi tanaman atau crop rotation ini dapat dilakukan dengan cara memvariasi jenis- jenis tanaman pada saat pergantian masa tanam. Hal ini dilakukan karena dianggap efektif untuk mencegah berkurangnya suatu jenis unsur hara.

c. Reboisasi
Reboisasi juga dikenal dengan istilah penanaman hutan kembali. Reboisasi dilakukan dengan menanami lahan yang gundul dengan tanaman- tanaman keras. Dengan menanami lahan dengan tanaman- tanaman keras, kita tidak hanya mencegah erosi secara efektif namun hasil kayu dari tanaman tersebut juga dapat kita manfaatkan untuk berbagai macam kegiatan.

d. Penanaman tanaman penutup atau buffering
Yang dimaksud dengan penanaman tanaman penutup adalah menanami lahan dengan tanaman yang keras seperti pinus dan juga jati. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghambat penghancuran tanah pada lapisan atas oleh air hujan, memperkaya kandungan bahan organik dan juga menghambat laju polusi.

e. Penanaman sejajar garis kontur
Penanaman garis kontur merupakan kegiatan menanami lahan searah dengan garis kontur. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memperbesar kemungkinan air dapat meresap ke dalam tanah dan juga menghambat laju erosi.

f. Penanaman tanaman berbasis atau strip cropping
Penanaman tanaman berbasis merupakan kegiatan menanam secara tegak lurus arah aliran atau arah angin. Pada daerah yang landai, jarak tanam diperlebar, sementara pada lahan miring tanaman akan dirapatkan.

3. Metode Kimia
Selain dengan menjaga kesuburan tanah dan juga melakukan metode vegetatis, upaya pencegahan kerusakan pada tanah adalah dengan melakukan metode kimia. Metode kimia ini juga banyak disebut sebagai pengawetan pada tanah. Pengawetan pada tanah dengan metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur pada tanah. Bahan- bahan kimia yang sering digunakan antara lain adalah bitumwn, krilium, dan juga soil conditioner.

Bahan- bahan kimia yang telah disebutkan itu sangat efektif untuk memperbaiki struktur dab juga memperkuat agregat tanah. Bahan- bahan kimia tersebut memiliki pengaruh dalam jangka panjang karena senyawa tersebut dapat bertahan terhadap organisme tanah. Selain itu, soil conditioner juga dapat digunakan untuk meningkatkan permeabilitas dan juga dapat mengurangi erosi tanah.

Upaya Penanggulangan Kerusakan Tanah
Ketika ada kerusakan yang terjadi, maka hal wajib yang harus dilakukan adalah segera melakukan upaya penanggulangan. Tentu saja agar kerusakan itu tidak bertambah  parah. Apabila dibiarkan maka kerusakan tanah yang terjadi akan semakin melebar bahkan bertambah parah sehingga dapat merugikan manusia.

Upaya- upaya penanggulangan yang dapat dilakukan manusia di antaranya,
1. Daur ulang
Cara pertama yang dapat dilakukan sebagai upaya penanggulangan kerusakan pada tanah adalah dengan melakukan kegiatan daur ulang. Daur ulang ini diperuntukkan bagi sampah- sampah non organik agar dapat mengurangi polutan di tanah. Daur ulang sampah plastik misalnya, dapat diubah menjadi berbagai barang yang bermanfaat badi kehidupan sehari- hari.

Botol plastik dapat dimanfaatkan kembali untuk membuat berbagai kerajinan tangan, maupun digunakan kembali sebagai pot atau tempat barang. Plastik bekas minuman atau bekas detergen dapat dimanfaatkan untuk membuat aneka kerajinan seperti tas, dompet dan lain sebagainya. Sampah- sampah plastik terkadang juga didaur ulang menjadi plastik yang baru sehingga akan menghemat bahan baku dalam membuat produk- produk plastik.

Di lingkungan sekolahan, zaman sekarang anak- anak sudah sangat kreatif membuat produk- produk daur ulang. Bahkan mata pelajaran keterampilan hampir selalu mengajarkan siswa siswi untuk membuat aneka kerajinan dari bahan bekas menjadi barang yang mempunyai nilai jual.

2. Menampung limbah cair
Selain daur ulang, upaya untuk menanggulangi kerusakan tanah yang lainnya adalah menampung limbah cair sisa- sisa kegiatan produksi maupun kegiatan sehari- hari. tentu saja hal ini berlaku bagi limbah yang mempunyai bentuk cair. Limbah cair dapat dihasilkan dari kegiatan produksi industri maupun kegiatan rumah tangga.

Limbah cair ini tidak boleh langsung di buang ke tanah karena sangat berbahaya dan juga akan menimbulkan kerusakan pada tanah dalam jangka waktu tertentu. maka dari itu limbah cair haruslah ditampung dan dilakukan proses pengolahan lebih lanjut supaya lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi tanah maupun bagi makhluk hidup yang ada di Bumi.

Apabila limbah cair dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, maka limbah tersebut harus dibuang ke tempat atau saluran yang tepat. Apabila limbah cair tersebut tidak berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup, maka bisa dibuang ke saluran air yang ada, seperti sekolah dan juga sungai yang akhirnya akan bermuara ke laut.

Namun apabila limbah cair dihasilkan oleh kegiatan pabrik dalam jumlah besar dan mengandung bahan kimia yang berbahaya, maka diperlukan pengolahan terlebih dahulu agar limbah tersebut menjadi netral dan tidak berbahaya. setelah diolah dan mempunyai netral, barulah limbah tersebut dibuang melalui saluran yang disediakan.

3. Mengganti bahan- bahan kimia dengan bahan- bahan organik atau alami
Kita semua tahu bahwa limbah dari bahan- bahan kimia rata- rata mempunyai sifat yang berbahaya. maka dari itu, alangkah lebih amannya apabila kita menggunakan bahan- bahan yang alami sehingga menjadi lebih ramah bagi lingkungan dan juga makhluk hidup. Ada banyak sekali alternatif dari bahan- bahan kimia yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari- hari.

Kita mulai saja dari bahan bakar misalnya, bahan bakar yang kita gunakan untuk menggerakkan kendaraan kita mempunyai peran yang sangat besar bagi pencemaran udara di dunia. Bahkan saking banyaknya pencemaran di Bumi ini, lapisan ozon yang melindungi bumi banyak yang telah mengalami kebocoran. Akibatnya cahaya matahari yang masuk tidak mengalami penyaringan dan banyak kerugian yang bisa ditimbulkan dan membuat banyak jenis penyakit kulit.

Maka dari itu tidak ada salahnya apabila kita menggunakan energi alternatif yang lebih ramah, seperti menggunakan biogas atau bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak. Sekarang sudah banyak masyarakat yang mengembangkan energi alternatif dari bahan baku alami, sehingga lebih ramah lingkungan.

4. Rehabilitasi kerusakan sifat fisik tanah
Upaya penanggulangan kerusakan pada tanah salah satunya adalah rehabilitasi kerusakan sifat fisik pada tanah. Kerusakan sifat fisik tanah pada umumnya diakibatkan oleh memburuknya struktur tanah. Terjadinya kerusakan struktur tanah ini dimulai dengan menurunnya kestabilan agregat tanah. Hal ini diakibatkan oleh kikisan air hujan dan aliran permukaan.

Penurunan kualitas kestabilan agregat tanah ini diiringi oleh penurunan kandungan bahan-bahan organik, aktivitas perakaran vegetasi dan jumlah mikroorganisme tanah. Untuk memperbaiki kerusakan sifat fisik pada tanah, dapat dilakukan tindakan berikut di antaranya,
a. Pengolahan tanah secara berkala untuk menghindari pergerakan tanah
b. Peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui dedaunan kering dan vegetasi penutup lahan
c. Peningkatan keanekaragaman tanaman untuk dapat memperbaiki sistem persebaran peakaran

5. Rehabilitasi kerusakan kimia dan biologi tanah
Selain kerusakan sifat fisik, tanah juga dapat mengalami kerusakan kimia dan juga biologi. Kerusakan kimia dan biologi pada tanah ditandai dengan penurunan kandungan bahan organik dan kenaikan kadar asam tanah. Tindakan perbaikan pada tanah ini dilakukan dengan cara pemberian jerami dan zat kapur.

Pemberian jerami dapat meningkatkan aktivitas mikroba yang dapat membusukkan bahan- bahan tanah dan juga menghasilkan bahan organik. Sementara pemberian zat kapur dapat membantu menetralisir kadar asam yang ada di dalam tanah.

6. Remediasi pencemaran tanah
Upaya penanggulangan pencemaran tanah yang lainnya adalah remediasi pencemaran tanah. Kegiatan remediasi ini merupakan upaya atau tindakan yang dilakukan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Kegiatan remediasi ini dibagi menjadi tiga di antaranya,
a. Remediasi in- situ, merupakan upaya pembersihan lahan yang tercemar tanpa harus berpindah tempat atau tetap di lokasi pencemaran saja.
b. Remediasi ex- situ, merupakan pembersihan lahan yang tercemar dengan cara menggali tanah yang tercemar dan dipindahkan ke lokasi lain. Kemudian, setelah dipindahkan di tempat yang lebih aman maka baru bisa dilakukan proses pembersihan pada tanah yang tercemar.
c. Bioremediasi, merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan bantuan mikroorganisme seperti jamur dan juga bakteri. Kegiatan bioremediasi ini mempunyai tujuan untuk memecah atau mengurangi pengaruh zat pencemar.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Kerusakan Tanah: Pengertian, Penyebab, Dampak, Pencegahan, dan Penanggulangannya"