Hutan Kerangas: Pengertian, Karakteristik, Vegetasi, Persebaran, dan Potensinya

Pengertian Hutan Kerangas
Hutan Kerangas

Pengertian Hutan Kerangas
Hutan kerangas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tipe hutan hujan tropis yang umumnya terdapat di Kalimantan, yang setelah ditebang atau dibakar tidak dapat ditanami padi karena memiliki tanah podsol dengan pH 3-4 dan kandungan hara yang rendah.

Kata kerangas sendiri berasal dari bahasa Dayak Iban yang memiliki arti "tanah yang tidak dapat ditanami padi". Sebutan tersebut diberikan karena kandungan tanah yang membentuk hutan kerangas sangat miskin unsur hara.

Vegetasi yang mampu bertahan di hutan kerangas umumnya telah beradaptasi secara luar biasa karena kondisi tanah hutan kerangas memang sangat ekstrem. Tumbuhan di hutan ini bergantung pada humus di lantai hutan yang sangat tipis.

Karakteristik Hutan Kerangas
Hutan kerangas bisa dikatakan merupakan salah satu jenis hutan yang cukup rentan terhadap gangguan. Hal tersebut dikarenakan kondisi dari hutan tersebut yang tidak cukup stabil. Hutan kerangas biasanya hanya menumbuhi lapisan tanah bagian podsol saja. Lapisan tanah yang satu ini merupakan lapisan tanah yang bisa dikatakan miskin.

Lapisan tanah ini sangat miskin hara, selain itu tekstur dari tanah ini sendiri berpasir yang tak terpisahkan. Sehingga, dengan kondisi tersebut sekan terlihat bahwa kawasan hutan ini cukup gersang dan tidak bisa di manfaatkan lagi.

Dikarenakan kondisi yang demikian, maka kegiatan pemanfaatan dari Hutan kerangas sangatlah minim. Bahkan hampir tidak ada. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada banyak sekali potensi sumber daya hutan yang bisa di manfaatkan. Namun, pada hutan kerangas hal tersebut sangat minim ditemukan.

Pada beberapa hutan kerangas, kadang berdiri atau terletak di lapisan tanah yang tersusun dari pasir silika. Jenis tanah yang satu ini memiliki tingkat porositas yang cukup tinggi, maka tak mengherankan jika suasana gersang dan minimnya hara sangat melekat pada jenis tanah tersebut.

Namun, ada juga hutan kerangas yang tumbuh dan berkembang di atas kawasan gambut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tanah gambut merupakan salah satu jenis tanah yang sangat miskin dengan hara. Selain itu tanah yang satu ini memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi.

Kosekuensi dengan berdiri dan hidup di atas tanah seperti itu, maka vegetasi yang ada di dalam hutan kerangas memiliki tingkat adaptasi yang cukup tinggi.

Vegetasi Hutan Kerangas
Vegetasi pada kawasan hutan kerangas memiliki kemampuan adaptasi yang cukup kuat. Jika kita melihat beberapa jenis tumbuhan yang ada di dalamnya maka kita dapat menentukan betapa kuatnya mereka untuk mencoba bertahan hidup. Kemampuan vegetasi-vegetasi tersebut untuk beradaptasi sangat berhubungan erat dengan  kondisi dari tanah hutan kerangas itu sendiri.

Salah satu ciri atau salah satu sisi yang menjadi fokus adaptasi dari vegetasi di hutan kerangas adalah kemampuan untuk mendapatkan unsur hara. Beberapa tumbuhan mampu bertahan dengan jumlah unsur hara yang minim, dan sangat berpengaruh pada karakteristik dari tumbuhan tersebut. Namun, beberapa jenis tumbuhan mampu memenuhi kekurangan unsur hara dari lingkungan sekitar di mana ia tumbuh.

Vegetasi yang ada di dalam hutan kerangas memiliki tingkat keberagaman yang sangat minim. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis tumbuhan dapat bertahan hidup di atas tanah yang bisa dikatakan cukup berat.

Namun, meskipun begitu ada juga beberapa jenis tanaman baik berupa pepohonan maupun sejenis semak yang masih bisa mendiami tanah jenis ini di antaranya Dacrydium elatum, Agathis borneensis, Tristania sumatrana, Casuarina sumatrana, Rhodamia cinerea, Rhodomyrtus tomentosa, Melastoma polyanthum, Dillenia suffruticosa, Vaccinium bancanum, Vaccinium bracteatum, Garcinia bancana, dan Psychotria viridiflora.

Tumbuhan di atas merupakan beberapa jenis tumbuhan yang sering ditemukan di kawasan dan area hutan kerangas. Hal tersebut dikarenakan tumbuhan di atas memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan toleran terhadap kondisi tanah yang sangat minim hara.

Kebanyakan dari tumbuhan yang ada di dalam kawasan hutan kerangas tidak dapat tumbuh dengan besar dan tinggi. Vegetasi pada hutan kerangas akan terlihat pendek jika dibandingkan dengan berbagai vegetasi yang ada di kawasan hutan lain.

Selain itu bentukan dari pepohonan yang ada bisa dikatakan cukup kurus. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk konsekuensi yang harus diterima oleh hutan kerangas akibat dari kurangnya kandungan hara di dalamnya.

Pada lapisan tanah bagian atas, hutan kerangas sendiri juga memiliki kondisi yang cukup khusus. Sebagai mana yang telah kita singgung sebelumnya bahwa kebanyakan lapisan tanah hutan kerangas tersusun dari jenis pasir silika, atau beberapa jenis bahan yang memiliki tingkat porositas tinggi.

Ketika tanah bagian atas memiliki tingkat porositas yang cukup tinggi, maka akibat yang langsung terasa adalah minimnya kemampuan tumbuhan untuk mengikat air. Namun, vegetasi pada hutan kerangas mengatasi hal tersebut dengan memperkecil ukuran mereka sendiri. Selain itu beberapa jenis tumbuhan juga melapisi bagian daunnya dengan lapisan lilin. Hal tersebut bertujuan untuk dapat mengurangi terjadinya penguapan secara berlebihan.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketika terjadi kerusakan pada hutan kerangas maka proses regenerasinya akan cukup sulit. Hal ini dikarenakan tumbuhan dan pohon tersebut akan kembali diharuskan untuk beradaptasi dari awal.

Sedangkan sebagaimana yang kita ketahui, dengan tanah yang minim unsur haranya, maka probabilitas tumbuhan dapat bertahan dari awal sangatlah minim. Karena itu banyak sekali usaha untuk mempertahankan dan menjaga kondisi vegetasi yang ada di dalam kawasan hutan kerangas.

Persebaran Hutan Kerangas
Hutan kerangas memang merupakan salah satu hutan yang bisa dikatakan memiliki unsur hara yang sangat minim. Namun, bukan berarti persebaran hutan ini sangat kecil. Justru persebaran dari hutan yang satu bisa dikatakan cukup luas dan banyak sekali. Kawasan hutan kerangas ini sendiri tidak hanya tersebar di Indonesia saja, namun ada juga hutan jenis ini yang diketemukan berada di luar kawasan Indonesia.

Beberapa daerah persebaran dari hutan kerangas ini sendiri di antaranya Kalimantan, Sumatera, Singkep, Bangka Belitung, Serawak, Sabah, Brunei. Dari beberapa kawasan persebaran hutan kerangas yang ada ini, Kalimantan merupakan kawasan yang memiliki persebaran hutan Kerangas paling besar.

Hal ini tentunya sangat dimaklumi karena Kalimantan merupakan salah satu kawasan yang memiliki hutan terluas di dunia. Persebaran hutan kerangas di Kalimantan sendiri bisa ditemukan hampir pada setiap wilayah di pulau ini. Salah satunya kita bisa menemukan hutan kerangas di area Taman Nasional Danau Sentarum.

Potensi Kawasan Kerangas
Menurut Kissinger et al (2013), setidaknya terdapat 36 jenis tumbuhan yang berasal dari hutan jenis kerangas yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Hutan ini memiliki vegetasi spesifik dan menghasilkan metabolit sekunder yang menjadi dasar tanaman obat.

Sedangkan menurut Harini et al, beberapa tumbuhan kerangas telah dimanfaatkan untuk obat seperti jungharab (Baeckea frutescens), kantong semar (Nepenthes spp.), tabat barito (Ficus deltoidea), dan senduduk (Melastoma malabathricum).

Hutan kerangas dapat memberikan manfaat sebagai sumber bahan baku obat-obatan herbal, antara lain anti bakteri, antioksidan, antiplasmodium (anti malaria), antihipertensi dan antidiabetes. Hutan kerangas juga memiliki kairan dengan lapisan gambut. Lapisan gembur adalah tanah yang berasal dari berbagai jenis serasah organik yang menumpuk selama ribuan tahun di atas substrat dasar pasir kuarsa.

Para ahli juga menyimpulkan bahwa hutan kerangas adalah awal dari terbentuknya berbagai vegetasi yang mampu bertahan hidup di lapisan miskin hara yang kemudian menghasilkan tumbukan serasah gambut di kawasan tersebut.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Hutan Kerangas: Pengertian, Karakteristik, Vegetasi, Persebaran, dan Potensinya"