Hujan Meteor: Pengertian, Ciri, Penyebab, Proses Terjadinya, dan Jenisnya

Pengertian Hujan Meteor
Hujan Meteor

Pengertian Hujan Meteor
Hujan meteor adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Hujan meteor merupakan meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah yang banyak, sehingga dari permukaan bumi akan dilihat oleh manusia seolah seperti hujan yang turun.

Meteor ini terjadi karena adanya serpihan meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi. Hujan meteor akan terlihat seperti kilatan cahaya yang memanjang dan bergerak sangat cepat. Ukuran meteor umumnya hanya sebesar sebutir pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan Bumi. Hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya.

Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor. Kandungan material yang ada di dalam meteor pun tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis batuan yang ada di bumi, seperti mengandung logam besi atau nikel atau material penyusun batuan bumi seperti karbon dan silikat.

Ciri Hujan Meteor
Hujan meteor memiliki ciri-ciri di antaranya,
1. Proses terjadinya hujan meteor ini dapat kita prediksi berdasarkan dari adanya perhitungan antara lintasan orbit bumi dan lintasan orbit komet.
2. Hujan meteor dapat terjadi karena sebagai akibat dari adanya pertemuan lintasan orbit komet yang berbentuk elips dan lintasan orbit bumi yang berbentuk bulat. Pertemuan tersebut dapat menyebabkan gesekan yang mengakibatkan meteor jatuh dan terbakar.
3. Hujan meteor berasal dari debu-debu hasil lepasan dari komet ketika mendekat ke matahari sehingga mengakibatkan permukaan komet menjadi panas dan partikel-partikel es pada permukaan komet tersebut terlepas.
4. Umumnya pertemuan antara lintasan orbit bumi dan orbit komet terjadi pada di antara tanggal 1 Oktober – 1 Desember.
5. Hujan meteor merupakan salah satu peristiwa fenomena alam yang menakjubkan karena peristiwa ini memberikan pemandangan yang sangat mengagumkan.
6. Tidak semua belahan bumi dapat menikmati peristiwa proses terjadinya hujan meteor, hanya beberapa belahan bumi yang dekat dengan pertemuan antara lintasan orbit bumi dan lintasan orbit komet saja yang dapat menikmatinya.
7. Peristiwa hujan meteor hanya terjadi pada saat-saat tertentu dan setiap peristiwa hujan meteor yang terjadi tidak selalu sama .
8. Umumnya hujan meteor dapat terlihat pada saat malam hari yang cerah atau ketika kondisi langit di bumi sedang gelap.
9. Penampakan hujan meteor ini hanya akan terlihat dalam waktu yang sebentar, jadi hanya jika kita beruntung kita akan dapat melihat peristiwa ini.
10. Umumnya hujan meteor tidak akan berbahaya bagi kehidupan yang ada di bumi karena terjadi pada jarak yang jauh dari bumi.
11. Hujan meteor ini bisa dapat berbahaya bagi ruang publik untuk kehidupan jika meteor yang jatuh masih berukuran besar ketika sampai di permukaan bumi dan menimpa pemukiman atau tempat aktivitas makhluk hidup di bawahnya. misalnya seperti yang terjadi berpuluh juta tahun yang lalu yang memusnahkan kehidupan dinosaurus.
12. Hujan meteor terdiri dari berbagai jenis yang dibagi berdasarkan jenis posisi radiannya.
13. Tidak semua hujan meteor berasal dari debu yang dihasilkan oleh lepasan komet. ada juga hujan meteor yang berasal dari asteroid atau debu-debu dari meteor itu sendiri.

Penyebab Terjadinya Hujan Meteor
Hujan meteor merupakan salah satu fenomena alam yang langka. Hujan meteor hanya terjadi di waktu-waktu tertentu. Dari situs LAPAN, fenomena hujan meteor ini dapat disebabkan oleh beberapa hal di antaranya,
1. Bertemunya lintasan atau orbit komet dengan orbit Bumi. Pertemuan ini dapat terjadi karena orbit keduanya yang berbentuk elips dan memungkinkan adanya pertemuan waktu antara orbit Bumi dan komet pada saat melintas dekat Bumi.
2. Saat komet melewati bagian dalam Tata Surya, cahaya dan panas dari Matahari menyebabkan permukaannya melontarkan gas dan debu.
3. Pada saat komet melintas dekat Bumi, muncul sebuah energi yang dapat menimbulkan tekanan. Selain itu, ketika komet melintas dapat menyebabkan jumlah meteor yang masuk ke dalam Bumi meningkat drastis.
4. Peningkatan drastis inilah yang mengakibatkan meteor kehilangan daya untuk dapat mempertahankan posisinya agar tetap berada di orbitnya. Sehingga dapat menimbulkan hujan meteor di sebagian wilayah Bumi.

Proses Terjadinya Hujan Meteor
Hujan meteor merupakan fenomena alam yang dapat diprediksi waktu kejadiannya. Terjadinya fenomena hujan meteor ini dapat diprediksi oleh para ilmuan secara periodik. Adapun proses terjadinya hujan meteor dari situs LAPAN di antaranya,
1. Ada sebuah batuan di luar angkasa yang berpapasan dengan Bumi. Batuan ini adalah serpihan komet yang telah hancur.
2. Gaya gravitasi Bumi yang lebih besar menarik batuan tersebut, sehingga batuan tersebut bertemu dengan atmosfer bumi dan bergesekan dengan atmosfer Bumi. Gesekan yang terjadi di atmosfer Bumi dengan batuan tersebut menyebabkan timbulnya tekanan pada batuan tersebut dan akan menimbulkan panas.
3. Karena adanya panas yang ditimbulkan oleh batu tersebut, mengakibatkan timbulnya api ataupun pembakaran di batu tersebut. Hal inilah yang dapat menimbulkan cahaya menyerupai bintang jatuh. Karena adanya meteor yang jatuh dan menyala ini, maka dinamakan hujan meteor. Dinamakan hujan karena biasanya meteor yang berasal dari serpihan komet yang terbakar, hangus, dan jatuh ini berjumlah lebih dari satu.

Jenis Hujan Meteor
Hujan meteor ini terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis posisi radiannya di antaranya,
1.Hujan Meteor Perseid
Radian Hujan meteor ini jika dilihat berasal dari konstalasi Perseus, maka dari itu dinamakan dengan Perseid. Meteor yang jatuh diperkirakan memiliki kecepatan sekitar 60 km per jam. Meteornya pun memiliki kilatan yang terang dan ekor cahaya yang panjang. Hujan Meteor Perseid berasal dari serpihan debu ekor komet Swift Tuttle yang mengelilingi matahari 13o tahun sekali. Hujan meteor ini biasanya akan terlihat di wilayah bumi pada belahan bagian utara di malam musim panas.

Umumnya akan terlihat pada sekitar pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus setiap tahunnya. Dan menurut ahli astronomi, hujan meteor perseid diperkirakan akan berbahaya bagi kehidupan bumi karena diperkirakan pada tahun 2126, hujan meteor ini berjarak sangat dekat dengan bumi dan dikhawatirkan serpihannya akan jatuh menimpa bumi jika serpihannya masih berukuran sangat besar dan tidak habis terbakar.

2. Hujan Meteor Lyrid
Radian Hujan meteor Lyrid berasal dari  konstalasi Lyra yang penampakannya muncul dimulai tanggal 16 hingga tanggal 26 pada bulan April sehingga sering disebut juga dengan Alpha Lyrids atau April Lyrids. Puncak hujan meteor ini adalah sekitar tanggal 22 hingga tanggal 23 pada bulan April. Hujan meteor Lyrid dapat teramati pada jam 00.00 dini hari hingga sekitar pukul 03.00 pagi.

Hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet yang bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80° dengan bidang sistem tata surya. Hujan meteor ini sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga hujan meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lainnya.

3. Hujan Meteor Orionid
Hujan Meteor Orionid terlihat berasal dari radian konstalasi Orion dan muncul setiap tahun pada sekitar minggu terakhir di bulan Oktober atau di sekitar tanggal 21 pada bulan Oktober. selain itu pada hujan meteor orionid ini sangat jelas terlihat 15 hingga 20 meteor berwarna hijau dan kuning setiap jamnya yang jatuh.

Hujan Meteor Orionid ini akan dapat terlihat pada sekitar pukul 00.00 dini hari hingga 05.00 pagi. Hujan meteor orionid berasal dari pecahan komet Halley. Komet Halley merupakan komet yang melintasi bumi setiap 76 tahun sekali.

4. Hujan Meteor Geminid
Hujan Meteor Geminid ini berasal dari asteroid yang disebut Palladian yang bernama 3200 Phaeton. Hujan meteor Geminid biasanya akan terjadi pada sekitar pertengahan bulan Desember setiap tahunnya dan puncaknya pada sekitar tanggal 13 atau tanggal 14 di bulan Desember yang dapat terlihat pada belahan bumi bagian utara maupun belahan bumi bagian selatan dan menghasilkan kilauan warna meteor seperti warna putih, biru, kuning, merah, dan hijau.

Hujan meteor geminid ini biasanya akan terlihat pada antara pukul 02.00 pagi hingga 03.00 pagi, waktu setempat. Diperkirakan hujan meteor geminid ini pertama kali terlihat di bumi pada tahun 1862.

5. Hujan Meteor Quadrantid
Hujan Meteor Quadrantid sama seperti hujan meteor geminid yang tidak berasal dari komet tetapi berasal dari asteroid. Hujan meteor quadrantid ini berasal dari rasi bintang quadrands muralis. Umumnya hujan meteor quadrantid akan terjadi pada sekitar akhir bulan Desember hingga awal bulan Januari setiap tahunnya dan paling jelas terlihat pada belahan bumi bagian utara, karena posisi radian atau arah datangnya hujan meteor Quadrantid di langit utara yang jauh lebih baik.

Sedangkan di Indonesia, hujan meteor Quadrantid ini akan terlihat dari arah timur laut pada sekitar pukul 00.00 dini hari atau pada saat setelah rasi bintang Bootes terbit, yaitu sekitar pukul 03.00 WIB hingga menjelang fajar. Diperkirakan hujan meteor jenis quadrantid ini sudah ada lebih dari 500 tahun yang lalu.

6. Hujan Meteor Eta Aquariids
Radian Hujan Meteor Eta Aquariids berasal dari konstalasi Aquarius atau Eta Aquarii. Tetapi walaupun berasal dari konstalasi Aquarius, untuk menikmati hujan meteor ini kita tidak perlu melihat dari arah di mana rasi bintang Aquarus berada, karena kemunculan meteor-meteor pada hujan meteor Eta Aquariids ini dapat datang dari segala penjuru langit.

Hujan Meteor Eta Aquariids ini akan muncul pada sekitar pertengahan bulan April hingga akhir bulan Mei. Hujan meteor eta aquariids berasal dari pecahan komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali dan akan bisa diamati sekitar pukul 02.00 pagi.

7. Hujan Meteor Delta Aquariids
Radian Hujan Meteor Delta Aquariids sama seperti pada Radian Hujan Meteor Eta Aquariids, yaitu sama – sama berasal dari konstalasi Aquarius. Bedanya, Hujan Meteor Delta Aquariids berasal dari pecahan komet Marsden dan Kracht Sungrazing.

Hujan Meteor Delta Aquariids biasanya akan terlihat pada sekitar akhir bulan Juli yang puncak aktivitasnya berada di antara tanggal 28 Juli hingga 30 Juli yang dapat terlihat baik di belahan bumi bagian selatan maupun belahan bumi bagian utara, tetapi akan lebih banyak penampakannya pada belahan bumi selatan karena biasanya akan terlihat 15 hingga 20 meteor pada setiap jamnya. Hujan meteor ini pertama kalinya diamati pada tahun 1870.

8. Hujan Meteor Leonids
Radian Hujan Meteor Leonid berasal dari konstalasi Leo dan berasal dari pecahan komet Swift Temple Tuttle atau disebut juga dengan komet 55P yang melintasi bumi setiap 33 tahun sekali. Hujan Meteor Leonid akan terlihat pada bulan November di antara sekitar tanggal 10 hingga tanggal 21 setiap tahunnya.

Hujan Meteor Leonids akan dapat dinikmati pada malam  hari sekitar pukul 22.30 yang muncul dari rasi bintang leo dari arah timur menuju barat dan dengan kondisi langit yang benar – benar gelap tidak terganggu dengan cahaya bulan. Hujan meteor Lenoid ini dulunya terkenal dengan penghasil “badai meteor” karena pada tahun 1966 dan tahun 1999 – 2002 sempat menghasilkan lebih dari 3.000 meteor tiap menitnya.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Hujan Meteor: Pengertian, Ciri, Penyebab, Proses Terjadinya, dan Jenisnya"