Ekosistem Pantai: Pengertian, Komponen, Sifat, Ciri, Jenis, Manfaat, dan Persebarannya

Table of Contents
Pengertian Ekosistem Pantai
Ekosistem Pantai

Pengertian Ekosistem Pantai

Ekosistem Pantai adalah suatu komponen biotik (hidup) dan komponen abiotik (tak hidup) yang berada di wilayah pantai. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat dan ekosistem laut. Ekosistem pantai juga terdiri dari beberapa kumpulan berbagai jenis makhluk hidup yang menempati lingkungan pantai. Ekosistem pantai termasuk ekosistem daratan.

Komponen Ekosistem Pantai

1. Komponen abiotik, merupakan sebuah komponen yang ada di dalam suatu ekosistem yang berupa benda tak hidup. Meskipun berupa benda tak hidup, namun keberadaan komponen- komponen ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di sekitar ekosistem pantai tersebut. Komponen abiotik ini mencakup pasir, daratan, suhu, cahaya, iklim, bebatuan, air dan kelembaban.
2. Komponen Biotik, merupakan sebuah komponen yang berupa makhluk hidup, di mana makhluk hidup ini yang berada di lingkungan pantai baik binatang maupun tumbuhan. Beberapa komponen biotik yang berada di lingkungan pantai antara lain: ganggang, bakau, anemone laut, udang, kepiting, ikan, dan tumbuhan serta binatang lainnya yang hidup di wilayah pantai
3. Komponen produsen seperti misalnya alga lat, lamun, bakau dan masih banyak lagi lainnya.
4. Komponen Konsumen misalnya kerang, ikan, udang dan masih banyak lagi lainnya.
5. Komponen pengurai atau decomposer misalnya virus, jamur dan bakteri.

Sifat Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai ini merupakan ekosistem yang paling unik karena merupakan wilayah pertemuan antara daratan dan juga lautan. Oleh sebab itulah ekosistem pantai ini mempunyai beberapa sifat khusus yang tidak dimiliki oleh ekosistem yang lainnya. Ekosistem pantai ini memiliki beberapa sifat khusus di antaranya,
1. Ekosistem ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut
Ekosistem pantai ini merupakan ekosistem yang sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pasang surut air laut ini merupakan siklus harian dari air laut. Dengan demikian flora dan fauna yang dapat bertahan hidup di wilayah pantai adalah flora dan fauna yang beradaptasi dengan cara melekat ke substrat yang keras agar tidak terhempas oleh gelombang.

2. Wilayah yang paling atas dari ekosistem ini merupakan wilayah yang paling sedikit terkena air
Ekosistem pantai ini memiliki bagian yang paling sedikit terkena air, yakni bagian yang paling atas. Bagian paling atas dari ekosistem ini hanya akan terkena air apabila air laut sedang pasang. Oleh karena itulah wilayah ini sangat jarang terkena oleh air. Wilayah pantai yang paling atas ini didiami oleh beberapa fauna dan flora, di antaranya adalah jenis- jenis moluska, ganggang, kerang, dan juga beberapa jenis burung pantai.

3. Memiliki titik tengah yang terendam oleh air apabila pasang tinggi maupun pasang rendah
Ekosistem pantai mempunyai sifat tengah yang terendam air ketika terjadi pasang tinggi maupun pasang rendah. Tempat tengah ini dihuni oleh beberapa organisme. Organisme yang tinggal di daerah ini antara lain anemon laut, remis, siput, ganggang, porifera, dan lain sebagainya.

4. Wilayah yang paling dalam dihuni oleh beberapa jenis makhluk hidup
Beberapa makhluk hidup yang tinggal di wilayah ini antara lain binatang- binatang invertebrata, ikan, dan juga berbagai macam rumput laut.

Ciri Ekosistem Pantai

Ekosistem pantai yang baik dan juga sehat mempunyai beberapa ciri sebagai berikut di antaranya,
1. Memiliki garis pantai yang permanen dan juga terjaga dengan baik. Garis pantai yang dimaksud adalah wilayah atau batasan antara daratan dengan lautan. Ekosistem pantai yang baik adalah pantai yang mempunyai ciri garis pantai yang terjaga dan juga permanen.
2. Terdapat ekosistem mangrove di sekitar pantai. Ekosistem pantai yang baik adalah yang mempunyai ekosistem hutan magrove di kawasan pantai tersebut. Ekosistem mangrove ini setidaknya berjumlah 30% dari jumlah total luas pesisir. Prosentase yang demikian tersebut merupakan jumlah yang ideal. Ekosistem hutan mangrove yang berada di wilayah pantai ini mempunyai fungsi sebagai penahan ombak laut yang bisa mengikis pesisir dari pantai tersebut.
3. Terdapat pola usaha budidaya air payau. Salah satu ciri atau karakteristik dari ekosistem pantai yang baik dan juga sehat ini adalah terdapat pola usaha budidaya jenis air payau yang dilakukan dengan berpegang pada wawasan atas lingkungan yang baik. Hal ini karena pemanfaatan lingkungan pantai tidak boleh sembarangan karena berhubungan dengan beragam makhluk hidup yang berada di sekitar pantai tersebut.
4. Pencemaran atas pantai bisa dikendalikan. Ekosistem pantai memang sulit lepas dari yang namanya pencemaran. Namun pencemaran di lingkungan ekosistem pantai yang baik dan juga sehat dapat diatasi atau dikendalikan dengan mudah, baik secara ilmiah maupun dengan campur tangan manusia.
5. Berperan sebagai rumah bagi aneka jenis makhluk hidup dan bisa menjadi sumber kehidupan bagi manusia yang tinggal di sekitaran pantai tersebut. Ekosistem pantai yang sehat adalah ekosistem pantai yang mempunyai berbagai macam fungsi atau manfaat pantai. Beberapa manfaat yang dipunyai oleh ekosistem pantai yang baik dan juga sehat adalah bisa digunakan sebagai rumah bagi berbagai macam makhluk hidup dan juga merupakan sumber penghidupan bagi manusia yang berada di sekitar pantai tersebut.

Jenis Ekosistem Pantai

1. Ekosistem pantai batu
Jenis ekosistem pantai yang pertama berdasarkan jenis pantainya adalah ekosistem pantai batu. Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem pantai yang terbentuk karena adanya bongkahan- bongkahan batu granit. Bongkahan- bongkahan batu granit tersebut adalah bongkahan batu yang besar yang bisa juga berupa batu padas.

Batuan padas yang membentuk ekosistem ini dapat terbentuk dari konglomerasi atau proses berkumpul dan menyetunya batu- batu kecil (kerikil) dengan tanah liat atau tanah kapur. Di ekosistem pantai batu ini, biasanya kita akan menemukan vegetasi dari tanaman- tanaman jenis Sargassum atau Eucheuma.

Ekosistem pantai batu ini mudah untuk dikenali karena ekosistem ini mempunyai beberapa ciri di antaranya,
a. Tanah yang berpasir. Akibat ekosistem pantai batu ini memiliki tanah yang berpasir, maka menyebabkan tanah tersebut memiliki kandungan unsur hara yang minim (karena tanah memiliki pori- pori besar) dan mempunyai permeabilitas tanah yang sangat baik.
b. Memiliki air tanah yang dangkal. Ekosistem pantai batu ini memiliki air tanah (baca: ciri-ciri air tanah artesis) yang dangkal apabila dibandingkan dengan ekosistem pantai yang lainnya.
c. Mempunyai udara yang lembab dan kadar garam yang tinggi. Ekosistem pantai batu memiliki jenis udara yang lembab dan kandungan garam tinggi karena letaknya bersebelahan dengan ekosistem laut.
d. Memiliki curah hujan yang rendah. Ekosistem pantai memiliki curah hujan yang rendah daripada ekosistem yang lainnya.
e. Dihuni oleh 170 jenis flora yang terbagi ke dalam 42 ordo dan juga dalam 61 famili.
f. Ekosistem ini dapat dijumpai di wilayah pesisir berbukit yang mempunyai dinding- dinding batu.

2. Ekosistem Pantai Lumpur
Jenis ekosistem pantai yang selanjutnya adalah ekosistem pantai lumpur. Jenis ekosistem ini terbentuk dari pertemuan endapan lumpur- lumpur sungai. Beberapa informasi menarik mengenai ekosistem ini di antaranya,
a. Ekosistem ini membentuk habitat dengan tumbuhan recemia, skeratia, dan juga rumput laut (enhalus acoroides).
b. Dihuni oleh berbagai macam jenis binatang yang memiliki nilai ekonomis tinggi apabila dijual.
c. Mempunyai muara. Muara yang ada di ekosistem pantai lumpur ini berada di muara yang biasa disebut dengan monsun estuaria.
d. Dihuni berbagai biota, seperti ikan gelodok.
e. Terdapat di pantai- pantai yang memiliki pulau- pulau yang besar. Hal ini karena pulau yang besar juga mempunyai sungai yang besar, maka dari itulah terciptalah ekosistem pantai lumpur ini.

Manfaat Ekosistem Pantai

Berikut beberapa manfaat ekosistem pantai di antaranya,
1. Sebagai Lokasi Tambak Garam
Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang sangat panjang, sebenarnya Indonesia bisa mengoptimalkan fungsi ekosistem pantai untuk tambak garam. Sehingga menjadi penghasil dan pengekspor garam untuk wilayah Asia bahkan dunia. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya garam sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari.

Indonesia yang memiliki pantai yang panjang ini sudah mempunyai bahan baku pembuat garam yang melimpah. Apabila dimaksimalkan, Indonesia bisa menjadi penghasil garam yang sangat besar. Hal ini tentu saja dapat menolong masyarakat di sekitar pantai untuk mendapat mata pencaharian.

2. Sebagai Lokasi Pertanian Pasang Surut
Daerah pasang surut pantai juga dapat digunakan sebagai ladang pertanian. Hasil pertanian inilah yang dijadikan masyarakat sekitar sebagai sumber mata pencaharian. Tanah gambut cocok diolah untuk tanaman padi dan palawija. Sawah pasang surut mulai dikembangkan sejak dekade 60-an. Umumnya ekosistem pantai yang dimanfaatkan sebagai lokasi sawah pasang surut ada di sepanjang pantai pulau Kalimantan, Sumatra dan Irian Jaya.

3. Sebagai Wilayah Perkebunan Kelapa Dan Pisang
Kelapa dan pisang merupakan dua tanaman yang sangat cocok apabila ditanam di wilayah pantai. Hal ini sangat bermanfaat untuk menciptakan perkebunan dua tanaman tersebut di sekitar pantai.

4. Sebagai Tempat Objek Wisata
Dataran pantai beserta ekosistem di dalamnya menghasilkan bentangan alam yang indah. Keindahan itu berasal dari bentuk terumbu karang, ombak serta biota yang menjadi komponen ekosistem pantai itu. Pantai menjadi salah satu objek wisata favorit bagi sebagian besar. Dan sebagian besar ekosistem pantai di Indonesia dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Selain ekosistem alami, beberapa dataran pantai juga “dimanipulasi” untuk kepentingan wisata. Misalnya dengan membangun resort, wahana air dan lain-lain.

5. Menghasilkan Cinderamata Khas Pantai
Berawal dari menjadikan pantai sebagai objek wisata, tiap daerah mulai memikirkan oleh-oleh khas bagi para turis. Cinderamata ini biasanya berbahan baku dari benda-benda yang ada di ekosistem pantai. Misalnya kerajinan dari cangkang kerang atau bagian dari flora pantai seperti akar bahar. Contoh ekosistem pantai di Indonesia yang terkenal dengan kerajinan tangan khas pantainya adalah Pantai Pangandaran. Di pantai Pangandaran kita bisa menemukan suvenir khas yang terbuat dari kerang atau pasir pantai.

Persebaran Ekosistem Pantai di Indonesia

Garis pantai Indonesia panjangnya mencapai 81.000 kilometer. Itu artinya ekosistem pantai di Indonesia mengisi hampir sekitar 1/8 dari luas Indonesia. Cukup besar dan cukup wajar untuk wilayah Indonesia yang terdiri dari ratusan pulau. Umumnya ekosistem pantai sudah dihuni atau setidaknya sudah melibatkan campur aduk manusia.

Sama seperti negara lainnya, di Indonesia ekosistem pantai dibudidayakan untuk beberapa manfaat sebagai berikut di antaranya,
1. Sebagai Lokasi Tambak Garam
Di sepanjang garis pantai pulau Madura, sudah umum ditemukan lokasi tambak garam. Tambak garam itu ada yang dikelola oleh perusahaan swasta maupun petani kecil. Karena itu pulau Madura dikenal sebagai pulau penghasil garam paling besar di Indonesia.

Prinsip kerja tambak garam adalah mengalihkan air laut ke dalam tambak-tambak menggunakan kincir angin. Air laut yang ada di dalam tambak kemudian dijemur menggunakan panas matahari untuk mengkristalkan garamnya. Kristal garam yang mengendap inilah yang kemudian dipanen sebagai garam untuk berbagai keperluan. Selain itu sisa air dari proses pengkristalan masih bernilai komersil. Biasanya bisa dijual untuk keperluan kosmetik.

Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang sangat panjang, sebenarnya Indonesia bisa mengoptimalkan fungsi ekosistem pantai untuk tambak garam. Sehingga menjadi penghasil dan pengekspor garam untuk wilayah Asia bahkan dunia.

2. Sebagai Lokasi pertanian pasang surut
Wilayah pasang dan surut di pantai menyebabkan terbentuknya tanah rawa yang umumnya berisi tanah gambut. Seperti kita ketahui, tanah gambut merupakan satu dari 10 jenis tanah untuk pertanian dan perkebunan. Tanah gambut cocok diolah untuk tanaman padi dan palawija.  Sawah pasang surut mulai dikembangkan sejak dekade 60-an. Umumnya ekosistem pantai yang dimanfaatkan sebagai lokasi sawah pasang surut ada di sepanjang pantai pulau Kalimantan, Sumatra dan Irian Jaya.

3. Sebagai lokasi perkebunan kelapa dan Pisang
Di antara Keanekaragaman Hayati di Indonesia Flora dan Fauna, pisang dan kelapa adalah komoditi yang sangat cocok untuk dibudidayakan di dataran pantai selain bakau. Perkebunan kelapa dan pisang di Indonesia, umumnya ada di sekitar ekosistem pantai. Pantai Sioro (Tulung Agung) dan pantai Sipelot adalah beberapa ekosistem pantai di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai perkebunan pisang.

4. Sebagai tempat wisata
Dataran pantai beserta ekosistem di dalamnya menghasilkan bentangan alam yang indah. Keindahan itu berasal dari bentuk terumbu karang, ombak serta biota yang menjadi komponen ekosistem pantai itu. Pantai menjadi salah satu objek wisata favorit bagi sebagian besar. Dan sebagian besar ekosistem pantai di Indonesia dimanfaatkan sebagai tempat wisata.

Selain ekosistem alami, beberapa dataran pantai juga “dimanipulasi” untuk kepentingan wisata. Misalnya dengan membangun resort, wahana air dan lain-lain. Beberapa provinsi yang terkenal dengan wisata pantainya antara lain: Bali dengan pantai kutanya, Jogjakarta dengan Parangtritisnya, pantai-pantai di kepulauan Raja Ampat Papua serta Kota Padang di Sumatra Barat yang mulai aktif membudayakan pantai padang untuk wisata.

5. Menghasilkan Cinderamata khas Pantai
Berawal dari menjadikan pantai sebagai objek wisata, tiap daerah mulai memikirkan oleh-oleh khas bagi para turis. Cinderamata ini biasanya berbahan baku dari benda-benda yang ada di ekosistem pantai. Misalnya kerajinan dari cangkang kerang atau bagian dari flora pantai seperti akar bahar.

Contoh ekosistem pantai di Indonesia yang terkenal dengan kerajinan tangan khas pantainya adalah Pantai Pangandaran. Di pantai Pangandaran kita bisa menemukan suvenir khas yang terbuat dari kerang atau pasir pantai.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment