Daerah Konvergensi Antar Tropik: Pengertian, Karakteristik, dan Dampaknya

Pengertian Daerah Konvergensi Antar Tropik atau DKAT
Daerah Konvergensi Antar Tropik

Pengertian Daerah Konvergensi Antar Tropik
Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT) adalah suatu zona atau wilayah yang memiliki suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. DKAT merupakan daerah sabuk bertekanan rendah yang mengelilingi Bumi, umumnya dekat khatulistiwa yang menjadi tempat bergeraknya angin dari utara dan selatan datang secara bersama-sama.

Daerah ini disebut juga Equator Thermal. Letaknya selalu bergerak setiap 14 hari, yaitu bergeser dari utara ke selatan dan sebaliknya pada 23,5 LU - 23,5 LS. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang banyak sehingga mengakibatkan daerah ini memiliki kelembaban yang tinggi. Hal ini dapat menimbulkan hujan zenit atau hujan konveksi.

Indonesia yang secara astronomis dan geografis memungkinkan adanya penguapan yang banyak, maka memungkinkan banyak terjadi hujan zenit. Oleh karena itu pada musim kemarau juga masih banyak terjadi hujan, sehingga tidak ada batas yang jelas antara musim kemarau dan penghujan.

Karakteristik Daerah Konvergensi Antar Tropik
1. Suhu yang tinggi. Suhu di daerah konvergensi antar tropik cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah bukan DKAT. Ekuator mendapat radiasi matahari yang lebih banyak daripada daerah lain, hal ini yang memicu tingginya suhu udara di daerah ini.
2. Penguapan besar. Penguapan di daerah ini akan lebih besar karena tingginya radiasi matahari yang menyebabkan terjadinya penguapan.
3. Terjadinya hujan zenith atau hujan konveksi. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang banyak sehingga mengakibatkan daerah ini memiliki kelembaban yang tinggi. Hal ini dapat menimbulkan hujan zenit atau hujan konveksi. Indonesia yang termasuk daerah DKAT masih mengalami banyak hujan meskipun sudah memasuki musim kemarau.
4. Tekanan yang rendah. Daerah konvergensi antar tropik yang bertekanan rendah ini menyebabkan angin bergerak ke arah daerah ini, karena angin selalu bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.

Hal ini membuat daerah khatulistiwa dilewati oleh angin dari utara dan selatan ekuator. Akibat terjadi pertemuan angin massa udara ini terjadilah aktivitas konvektif. Aktivitas konvektif ini menyebabkan badai kuat di daerah yang luas.

Dampak Adanya Daerah Konvergensi Antar Tropik
1. Angin Siklon
Penjelasan Daerah Konvergensi Antar Tropik ini dapat dijelaskan dalam ilmu fisika, yakni bahwa suhu berbanding terbalik dengan tekanan. Sehingga apabila suatu daerah memiliki suhu tinggi, maka tekanan udara akan rendah. Begitupun sebaliknya, apabila suhu rendah, tekanan udara akan menjadi tinggi.

Tidak heran jika suatu daerah memiliki suhu yang tinggi seperti di Indonesia, maka tekanan udaranya menjadi rendah. Akibatnya negara Indonesia menjadi pusat terbentuknya angin siklon.

2. Hujan Zenital
Adanya Daerah Konvergensi Antar Tropik mengakibatkan suhu di suatu daerah menjadi tinggi yang berdampak pada proses penguapan. Semakin tinggi penguapan membuat daerah tersebut mempunyai kelembaban yang tinggi pula. Akibatnya wilayah atau daerah tersebut mengalami hujan zenit atau hujan konveksi.

Di Indonesia proses penguapan termasuk tinggi, memungkinkan untuk terjadinya hujan zenit. Tidak heran jika di beberapa wilayah di Indonesia dilaporkan mengalami hujan meskipun dalam kondisi musim kemarau.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Daerah Konvergensi Antar Tropik: Pengertian, Karakteristik, dan Dampaknya"