Biopori: Pengertian, Manfaat, Bentuk, Lokasi, dan Perawatannya

Pengertian Biopori atau lubang resapan biopori
Biopori

Pengertian Biopori
Biopori atau lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini pertama kali dikemukakan oleh Dr. Kamir R. Brata, seorang ahli peneliti dalam bidang tanah dan sumber daya lahan dari IPB (Institut Pertanian Bogor).

Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.

Meningkatkan resapan tanah juga merupakan salah satu cara untuk menjaga tingginya permukaan air dalam tanah dan mengurangi potensi terjadinya banjir. Salah satu cara yang cukup mudah untuk membuat resapan air hujan adalah dengan membuat resapan biopori.

Manfaat Biopori
Lubang Biopori memiliki banyak manfaat bagi ekologi dan lingkungan, antara lain memperluas bidang penyerapan air, dapat menangani limbah organik, dan menjadikan kesehatan tanah meningkat. Lubang resapan ini juga bermanfaat untuk bidang arsitektur lanskap, yaitu sebagai pelengkap pertamanan halaman rumah, konsep rumah hijau, konsep ruang terbuka hijau dan pertanian urban.
1. Biopori Untuk Penyerapan Air
Biopori berguna untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Hal ini tentu memiliki dampak positif untuk mengurangi risiko terjadinya genangan air atau waterlogging. Air yang tersimpan karena adanya metode biopori berguna untuk menjaga kelembapan tanah pada saat musim kemarau.

Tidak hanya itu, biopori juga bisa membentuk pori-pori atau lubang-lubang kecil yang mampu menyerap air sehingga dapat mencegah banjir. Biasanya dalam membuat biopori digunakan lubang dengan ukuran diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. Perhitungan sederhana mengenai geometri tabung ini dapat berfungsi pada tanah seluas 3.220,13 cm persegi.

Biopori bisa dibuat di berbagai tempat termasuk di kota-kota besar seperti Jakarta, sebab metode ini dapat difungsikan untuk mengurangi risiko terjadinya genangan air. Dengan fungsinya tersebut, maka lubang resapan ini juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga keberadaan air tanah sekaligus menjaga kelestarian mata air.

Biopori juga bisa menjadi alternatif bagi penyerapan air hujan terutama di daerah yang memiliki lahan terbuka namun sempit. Meski berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh LIPI, dinyatakan bahwa biopori tidak mampu mencegah banjir. Namun biopori cukup efektif bila digunakan untuk mengatasi genangan air.

Dengan adanya pori-pori yang berukuran kecil di dalam tanah, maka laju penyerapan air akan lebih lambat bila dibandingkan dengan debit aliran air saat terjadi banjir bandang.

Namun Dr. Kamir R. Brata juga mengingatkan kembali bahwa biopori tidak hanya berfungsi sebagai penyerap air saat terjadi hujan dan genangan air saja, namun pembuatan biopori juga harus berfokus pada cara mengatasi penumpukan sampah organik yang ada di sekitar kita. Hal ini menjadikan biopori juga dapat berfungsi untuk menangani jentik-jentik nyamuk yang dapat menimbulkan penyakit.

2. Menangani Limbah Organik
Selain berguna untuk membantu penyerapan air, ternyata lubang ini juga dapat digunakan untuk mengubah sampah organik menjadi kompos. Pengomposan sampah organik pada dasarnya dapat mengurangi aktivitas pembakaran sampah yang bisa berujung pada polusi udara dan peningkatan gas rumah kaca di atmosfer.

Setelah proses pengomposan selesai, maka kompos dapat diambil dari dalam biopori untuk kemudian diaplikasikan pada tanaman. Selanjutnya, biopori dapat diisi dengan sampah organik lainnya. Sampah organik yang dapat diproses menjadi kompos di antaranya adalah sampah taman dan kebun yang merupakan dedaunan dan ranting pohon.

Selain itu, kompos juga dapat dibuat dari sampah dapur yang berupa sisa sayuran dan tulang hewan. Kompos juga bisa dibuat dari sampah bekas pulp berupa kardus dan kertas. Pembuatan kompos perlu dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat agar pembuatan kompos tersebut dapat memberikan hasil yang baik sehingga dapat berfungsi secara optimal.

3. Menjaga Kesehatan Tanah
Selain berfungsi untuk menyerap air dalam tanah serta mengubah sampah organik menjadi kompos, adanya lubang biopori juga dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah. Peningkatan aktivitas organisme dan mikroorganisme tanah dapat berguna untuk meningkatkan kesehatan tanah serta meningkatkan perakaran tumbuhan di sekitar.

Organisme dan mikroorganisme yang ada di dalam tanah sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam ekologi. Misalnya saja berperan sebagai detritivora dan sebagai pengikat nitrogen dari atmosfer.

Dengan kata lain, biopori juga memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kesehatan tanah sehingga tumbuhan akan tumbuh dengan optimal. Pada akhirnya tumbuhan yang tumbuh subur dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan.

Tumbuhan dapat mencegah banjir dan mencegah timbulnya aliran deras yang bisa saja terjadi pada saat muncul banjir. Selain itu tumbuhan juga meningkatkan kadar oksigen di bumi sehingga tumbuhan disebut memiliki peranan penting bagi siklus oksigen.

4. Halaman Rumah
Biopori bisa dibuat di mana saja, bahkan dapat dibuat di halaman rumah sekalipun di tempat yang tanahnya tertutup dengan semen seperti di depan garasi mobil, taman rumah atau kawasan hijau di rumah.

Penggunaan biopori di lingkungan rumah dapat dijadikan sebagai penerapan dari tindakan 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Tentunya, penggunaan lubang resapan ini sangat bermanfaat bagi lingkungan rumah agar dapat terhindar dari genangan air dan memiliki tingkat kesuburan tanah yang baik.

Penerapan dan penggunaan biopori saat ini sudah digunakan hampir di seluruh daerah di Indonesia. Berbagai tempat dan kawasan di Indonesia telah membuat biopori dengan dukungan oleh pemerintah daerah maupun oleh pihak swasta. Selain itu banyak pula lembaga dan instansi lainnya yang juga mendukung penggunaan lubang resapan ini.

Bentuk Biopori
Bentuk biopori berupa lubang-lubang yang disebut dengan lubang biopori. Istilah biopori merupakan istilah untuk lubang di dalam tanah yang terbentuk karena aktivitas-aktivitas mikroorganisme seperti cacing, semut, dan rayap yang terjadi di dalam tanah.

Lubang biopori merupakan lubang silindris dengan diameter antara 10-30 cm yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 100 cm atau 1 meter. Prinsipnya kedalaman lubang tidak melebihi kedalaman permukaan air tanah. Dalam kasus tertentu terdapat tanah dengan kedalaman permukaan air tanah tidak sampai 1 meter maka lubang biopori dibuat di atasnya misalnya 50 cm.

Pembuatan lubang biopori ini harus memperhatikan bentuk tanah. Jika menemui tanah yang mengeras, kedalaman lubang biopori juga tidak perlu dipaksakan. Lubang biopori ini dibuat dalam jumlah yang banyak. Jarak antara lubang yang satu dengan lubang yang lainya berkisar antara 30-100 cm. Permukaan lubang bagian atas dapat diperkuat dengan semen setebal 2 cm dengan lebar sekitar 2-3 cm.

Lubang biopori ini kemudian diisi dengan sampah-sampah organik. Sampah organik dapat berupa sisa tanaman dan dedaunan atau bisa juga gunakan rumput. Lubang biopori ini harus tetap dalam keadaan penuh agar tidak terisi oleh material yang lain. Sampah organik ini kemudian akan berubah menjadi kompos karena aktivitas organisme.

Lokasi Pembuatan Biopori
Semakin banyak lubang biopori yang bisa dibuat maka tingkat resapan air juga akan semakin baik. Hal ini juga harus memperhatikan jarak antara satu lubang dengan lubang yang lainnya. Idealnya jarak antara lubang tersebut adalah 50 cm. Pembuatan lubang-lubang biopori dilakukan pada lokasi-lokasi tertentu. Lokasi mana saja yang baik untuk dibuatkan resapan air hujan lubang biopori di antaranya,
1. Area sekitar pohon
Apabila terdapat sebuah pohon, maka area sekitar pohon tersebut sangat bagus untuk dibuat lubang-lubang biopori.  Selain lubang biopori berfungsi untuk meningkatkan penyerapan tanah terhadap air hujan. Kompos yang ada di dalam lubang biopori tersebut dapat dimanfaat sebagai pupuk bagi pohon tersebut.

2. Lokasi kosong yang berada di antara pepohonan
Sebuah lokasi yang terdapat banyak pohon seperti di taman, arena ini dapat dimanfaatkan untuk membuat banyak lubang biopori. Lubang-lubang biopori dapat dibuat pada area kosong yang berada di antara pohon yang satu dengan pohon yang lainnya.

3. Dasar saluran air hujan yang ada di sekitar rumah atau bangunan lain
Saluran air hujan yang berada di sekitar bangunan rumah, bangunan kantor dan gedung-gedung lainya biasanya telah dibuat dengan semen. Hal ini mengakibatkan air hujan tidak akan terserap ke dalam tanah. Air hujan justru akan mengalir mengikuti arus sesuai dengan saluran yang telah dibuat. Jika volume air yang mengalir cukup besar maka dapat menimbulkan banjir.

Saluran air ini sebaiknya diberi lubang-lubang biopori sehingga air hujan yang mengalir dapat terserap ke dalam tanah melalui lubang biopori tersebut.

Perawatan Lubang Resapan
Untuk menjaga fungsi dari sumur resapan biopori, maka kita dapat merawatnya dengan cara berikut di antaranya,
1. Isi lubang biopori secara berkala dan secara bertahap, misalnya tiap seminggu sekali hingga lubang penuh dengan sampah
2. Lubang resapan yang telah penuh dengan sampah dapat kita biarkan selama 3 bulan dan nantinya sampah tersebut akan menjadi pupuk kompos
3. Setelah 3 bulan, kita dapat mengambil kompos tersebut dan menggantinya dengan sampah lain. Kompos dari lubang biopori yang telah kita ambil dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Biopori: Pengertian, Manfaat, Bentuk, Lokasi, dan Perawatannya"