Batuan Sedimen Aquatis: Pengertian dan Contohnya

Pengertian Batuan Sedimen Aquatis
Batuan Sedimen Aquatis

Pengertian Batuan Sedimen Aquatis
Batuan sedimen aquatis adalah jenis batuan endapan yang terbentuk oleh media air. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk karena mengendapnya material hasil pelapukan. Air yang dapat mengendapkan batu ini di antaranya air sungai, air laut, air hujan, air danau dan air terjun.

Contoh Batuan Sedimen Aquatis
Beberapa contoh batuan sedimen aquatis di antaranya,
1. Batu pasir
Batu pasir adalah salah satu contoh batuan sedimen aquatis yang terdiri dari butiran pasir. Batu pasir yang mengalami proses pengangkutan berkali- kali akan memiliki kandungan mineral kuarsa yang cukup tinggi. Batu pasir dengan kandungan seperti itu disebut dengan nama batu pasir silika. Jika mengandung emas maka diberi nama batu pasir emas. Jika mengandung intan maka dinamai batu pasir intan.

Batu pasir mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. banyak masyarakat yang melakukan kegiatan penambangan batu pasir. Batu pasir tersebut kemudian digunakan untuk membuat bangunan dan dimanfaatkan sebagai bahan semikonduktor untuk alat- alat elektronik.

2. Batu lempung
Batu lempung biasanya terbawa oleh aliran air laut dengan arus yang lemah. Beberapa contoh mineral lempung adalah illite, kaolinite, halloysit dan montmorilonit. Jenis pelapukan batuan yang berperan dalam proses terbentuknya batuan sedimen aquatis ini adalah pelapukan kimia. Berdasarkan proses transportasinya, batu lempung terbagi menjadi 2 yaitu transported clay dan Residual clay.

Batu lempung yang dicampur dengan air dapat membentuk tanah liat. Tanah jenis ini bersifat plastis sehingga mudah dibentuk. Tanah liat biasa dibentuk untuk membuat gerabah, keramik, porselin dan tembikar. Selain itu, batu lempung juga dimanfaatkan dalam industri pengeboran, sebagai penyerap air di kandang hewan ternak dan bahan pembuatan kertas.

3. Konglomerat
Pembentukan batu konglomerat dapat terjadi di lingkungan perairan laut maupun sungai. Besarnya arus pada air mempengaruhi pembentukan tekstur batu konglomerat. Arus air yang kuat akan mengikis tepian batu sehingga batu konglomerat memiliki tekstur fragmen yang bulat.

Sedangkan batu konglomerat yang terbentuk pada arus air yang lemah akan mempunyai struktur fragmen yang agak runcing di beberapa sisi batuan. Fragmen batu konglomerat berukuran cukup besar, yaitu lebih dari 2 milimeter.

Sifat fisik batu konglomerat tidak begitu bagus. Hal itu membuat batu konglomerat tidak banyak dimanfaatkan oleh manusia. Meski demikian, batu konglomerat yang dihancurkan dapat dijadikan sebagai agregat atau pendukung bangunan yang sederhana. Selain itu, keberadaan batu konglomerat yang mengandung mineral kimberlit dapat menjadi indikasi keberadaan butiran berlian.

4. Breksi
Batu breksi hampir sama dengan batu konglomerat. Meski demikian, keduanya memiliki tekstur yang berbeda. Tekstur batu breksi adalah runcing dan bersudut (angular). Terbentuknya batu breksi merupakan akibat dari pelapukan yang terjadi pada batuan beku.

Batu breksi tersusun dari beberapa mineral yaitu granit, kuarsa, rijang, gamping dan lain sebagainya. Susunan tersebut bergantung pada jenis batuan yang mengalami pelapukan. Mineral granit berasal dari pelapukan batuan granit. Sedangkan mineral gamping berasal dari pelapukan batu gamping.

Manfaat yang dapat diambil dari batu breksi yaitu sebagai bahan pembuat ornamen dan patung. Pembuatan ornamen- ornamen dan patung menggunakan batu breksi sudah dilakukan sejak zaman Mesir dan romawi kuno.

5. Delta
Delta merupakan dataran berupa material batuan yang terbentuk karena proses pengendapan pada sungai maupun muara sungai. Delta mempunyai berbagai macam bentuk yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh besar kecilnya kecepatan arus sungai yang menuju laut.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Batuan Sedimen Aquatis: Pengertian dan Contohnya"