Teori Pasang Surut Gas: Pengertian, Sejarah, Kelebihan, dan Kelemahannya

Pengertian Teori Pasang Surut Gas atau Tidal
Teori Pasang Surut Gas (Tidal)

Pengertian Teori Pasang Surut Gas
Teori Pasang Surut Gas (Tidal) adalah teori tentang pembentukan tata surya dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffrey (1918). Pada teorinya, mereka mengatakan bahwa ratusan juta tahun yang lalu ada sebuah bintang yang mendekati matahari. Akibatnya, terjadi pasang surut pada tubuh matahari dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung raksasa pada tubuh matahari.

Gunung-gunung tersebut membuat sebuah lidah pijar dengan merentang panjang. Lalu, lidah pijar ini membentuk perapatan gas-gas yang kemudian terpecah belah. Akhirnya, terbentuklah benda-benda yang dikenal sebagai planet yang salah satunya adalah bumi.

Teori pasang surut gas ini pertama kali dikenalkan oleh seorang naturalis asal Perancis bernama Georges-Louis Leclerc Comte de Buffon. Buffon mengemukakan bahwa planet-planet terbentuk dari puing-puing hasil tabrakan antara Matahari dan komet. Teori kemudian diperbaiki oleh seorang James Hopwood Jeans.

Teori Pasang Surut Menurut Para Ahli
Menurut teori ini pada mulanya alam semesta hanya ada matahari saja sementara komponen lainnya belum terbentuk. Terjadinya planet karena ada bagian-bagian matahari yang terlepas sebab pengaruh dari bintang yang melewatinya.

Benda langit menjadi pendukung lahirnya planet dan anggota tata surya yang lain. Berikut beberapa pendapat para ahli tentang Teori Pasang Surut di antaranya,
1. Buffon
Menurutnya tata surya terbentuk oleh material matahari yang bertebaran. Proses ini terjadi ketika bintang terbesar itu bertabrakan dengan komet sehingga materi yang ada di dalamnya terpental keluar. Inilah yang menjadi asal muasal lahirnya bumi dan planet lainnya.

2. James Jeans
Jeans mengemukakan bahwa tata surya terbentuk akibat adanya interaksi antara matahari dengan bintang yang melewatinya. Pada proses ini pasang surut yang ada di permukaan matahari sangat besar sehingga menyebabkan banyak material yang terpental keluar. Pecahan tersebut lambat laun akan menjadi gumpalan yang kemudian membentuk sebuah planet.

Pada tahapan yang lebih sempurna planet tersebut akan memiliki lintasan yang akan dikelilingi oleh satelit. Teori dari Jeans ini telah disempurnakan oleh dirinya sendiri dan mendapatkan perbaikan dari beberapa ilmuwan.

3. Harold Jeffreys
Ia mempertanyakan tentang keberadaan bintang masif yang mendekati matahari. Menurutnya, bintang masif sangat jarang sehingga kemungkinan benda langit tersebut untuk berpapasan dengan matahari sangat kecil. Karena itulah patut dipertanyakan benarkah antariksa terjadi karena adanya interaksi antara kedua benda tersebut yang menyebabkan lapisan matahari terpental akibat gaya gravitasi dari bintang.

4. Lyman Spitzer
Spitzer menanyakan tentang kemungkinan terbentuknya planet jupiter dengan membandingkan temperaturnya. Menurutnya jika teori yang dihasilkan oleh Jeans adalah benar, maka planet jupiter yang ada saat ini harusnya memiliki massa yang lebih besar bahkan mencapai 100 kali lipat. Meskipun teori ini memiliki banyak kekurangan, tetap saja menjadi salah satu bahan acuan untuk mengetahui proses pembentukan sistem tata surya kita.

Sejarah Teori Pasang Surut
Awal mula teori pasang surut atau memiliki nama lain teori Tidal dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli alam dari Prancis yang bernama George Louis Leclerc de Buffon (1707-1788) pada abad ke 18, mengatakan bahwa planet-planet terbuat dari hasil tabrakan antara matahari dengan komet raksasa. Hasil tabrakan tersebut menghasilkan puing-puing yang nantinya akan berubah menjadi beberapa planet yang berotasi dengan arah yang sama saat mengelilingi matahari.

Selanjutnya teori pasang surut ini diperbaiki kembali oleh Sir James Hopwood Jeans, seorang ahli matematika dan astrofisika dari Inggris dan Harold Jeffreys pada tahun 1918. Mereka berdua mengatakan jika awal mula terbentuknya tata surya yaitu ada sebuah matahari yang dilewati oleh bintang yang sangat dekat jaraknya. Karena terdapat gaya gravitasi , sebagian massa yang dimiliki oleh matahari tertarik ke arah bintang tersebut hampir menyerupai cerutu.

Massa matahari yang tertarik tersebut, besar pada bagian tengah dan kecil di bagian ujung dan pangkal. Setelah bintang tersebut pergi menjauhi matahari, massa yang berbentuk cerutu tersebut terus berputar mengelilingi matahari yang akhirnya mendingin dan membentuk bulatan untuk kemudian berubah menjadi planet. Sedangkan matahari tetap menjadi matahari yang kita kenal seperti saat ini.

Ada beberapa pendapat lain mengenai teori pasang surut yang dikemukakan oleh Jeans dan Jeffreys. Terbentuknya tata surya karena adanya efek pasang gas-gas milik matahari akibat adanya gaya gravitasi dari bintang yang berukuran besar saat melintasi matahari. Singkat cerita, gas tersebut sangat panas lalu berubah menjadi bola yang cair dan perlahan mendingin membentuk planet dan satelit.

Menurut Jeans, terdapat interaksi antara matahari dengan bintang yang melewati matahari. Pasang surut yang dialami oleh matahari sangat besar, akibatnya terbentuk gunung-gunung  berukuran raksasa yang terdapat di matahari. Gunung tersebut sangat tinggi hingga membentuk lidah api.  sebab bintang yang melewati matahari memiliki massa yang hampir sama dengan massa matahari. Di dalam lidah api terjadi perapatan gas-gas yang akhirnya pecah membentuk benda-benda tersendiri yaitu planet.

Seiring berjalannya waktu, proses pendinginan terjadi lebih cepat pada planet-planet yang berukuran kecil seperti Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan untuk planet yang berukuran lebih besar, proses pendinginan berlangsung cukup lama. Selama proses pendinginan berlangsung, masih terjadi gaya tarik yang dilakukan oleh matahari. Terjadi pasang surut pada planet baru sehingga beberapa materi yang ada di tubuh planet baru akan tertarik keluar. Materi tersebut nantinya akan berubah menjadi satelit-satelit (bulan) yang berputar mengelilingi planet.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Pasang Surut
Kelebihan Teori Pasang Surut
Banyak ilmuan dan para astronom setuju dan menerima teori ini sebab masih dapat dilogika dan masuk akal. Di dalam teori ini menjelaskan mengenai pembentukan tata surya yang berasal dari efek pasang gas-gas yang dimiliki oleh matahari, akibat dari gaya gravitasi yang berasal dari bintang saat melintasi matahari. Gas tersebut terlepas dan pada akhirnya mengelilingi matahari(sesuai dengan orbit) dan membentuk planet dengan ukuran yang teratur.

Kekurangan Teori Pasang Surut
1. Kemungkinan untuk matahari bertemu dengan bintang masif sangat sulit, mengingat saat itu bintang masif masih jarang untuk ditemukan.
2. Materi yang terlepas dari matahari berupa gas tersebut dalam keadaan yang sangat panas. Sehingga sangat sulit untuk memadat kemudian mendingin lalu berputar di dalam orbit secara teratur.
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Teori Pasang Surut Gas: Pengertian, Sejarah, Kelebihan, dan Kelemahannya"