Teori Apungan Benua: Pengertian, Sejarah, Bukti, Tahapan, dan Dampaknya

Table of Contents
Pengertian Teori Apungan Benua atau continental drift
Teori Apungan Benua (Continental Drift)

Pengertian Teori Apungan Benua

Teori apungan benua (continental drift) adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa benua-benua yang ada di bumi ini tidak bersifat statis, tetapi selalu bergerak seiring dengan waktu. Teori apungan benua menjelaskan bahwa kedudukan benua di Bumi ini menyerupai batu apung yang mengapung- apung yang bergerak seiring dengan pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi.

Teori apungan benua atau continental drift yang dipopulerkan oleh Alfred Wegener. Jutaan tahun silam, Bumi ini hanya memiliki satu ekosistem darat yang sangat besar yang disebut dengan Pangea. Lalu karena alasan tertentu, benua besar atau Pangea ini pecah kemudian bagian dari pecahan-pecahan tersebut hanyut ke arah yang berlawanan atau berjauhan sehingga menjadi bagian-bagian tertentu yang terpisahkan oleh lautan atau selat.

Pencahan Pangea ini menjadi benua yang lebih kecil yang dinamakan Laurasia dan Gondwana. Pecahan Pangea menjadi dua daratan ini terjadi pada zaman dinosaurus. Kemudian pada akhir periode Cretaceous benua- benua sudah terpecah menjadi lima, kemudian benua Amerika sekarang dipecah menjadi Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Teori selanjutnya menyatakan bahwa benua- benua tersebut akan terus mengapung di atas perairan sehingga daratan- daratan tersebut bertemu kembali dalam konfigurasi yang berbeda.

Teori Apungan Benua Menurut Para Ahli
1. Live Science, pergeseran benua adalah teori yang menjelaskan bagaimana benua bergeser posisi di permukaan bumi. Ditetapkan pada tahun 1912 oleh Alfred Wegener, seorang ahli geofisika dan ahli meteorologi, pergeseran benua juga menjelaskan mengapa fosil tumbuhan dan hewan yang mirip, serta formasi batuan yang serupa, ditemukan di berbagai benua.
2. Natioan Geographic, Pergeseran benua menggambarkan salah satu cara paling awal para ahli geologi mengira benua bergerak seiring waktu. Saat ini, teori pergeseran benua telah digantikan oleh ilmu tektonik lempeng. Teori pergeseran benua paling banyak dikaitkan dengan ilmuwan Alfred Wegener.

Sejarah Teori Apungan Benua

Teori terpisahnya daratan Pangea pertama kali ditemukan oleh Sir Francis Bacon pada tahun 1620. Lalu teori tersebut dikembangkan oleh Antonio Snider Pellegrini pada tahun 1858 dalam bukunya yang berjudul Creation and It’s Mysteries Revealed. Kemudian dikembangkan lagi oleh ahli Geologi asal Austria bernama Edward Suess pada tahun 1885 dalam bukunya yang berjudul The Face of the Earth.

Lalu dilanjutkan oleh seorang ahli geologi asal Amerika Serikat bernama Frank Taylor pada tahun 1910 yang kemudian disempurnakan menjadi teori apungan benua atau teori continental drift oleh Alfred L Wegner.

Teori apungan benua atau teori continental drift ditemukan oleh seorang ahli klimatologi dan geofisika bernama Alfred L Wegner pada tahun 1912. Alfred L Wegner membuat buku yang berjudul The Origin of Continent and Oceans. Dalam buku tersebut Alfred L Wegner menjelaskan tentang bagaimana teori apungan benua tersebut dapat terjadi.
 

Bukti yang Memperkuat Teori Apungan Benua

Secara umum, bukti-bukti yang memperkuat dugaan bahwa benua-benua yang ada di dunia ini bergerak sebenarnya cukup banyak. Namun, yang paling berpengaruh di antaranya,
1. Kesamaan fosil hewan dan tumbuhan di pesisir benua-benua yang berbeda. Contohnya adalah mesosaurus yang ditemukan di Brazil dan Afrika
2. Kesamaan bentuk pesisir pantai Amerika Selatan dan Afrika. Hal ini mendorong dugaan bahwa dahulu kedua benua ini tergabung dan mengalami pemisahan seiring dengan berjalannya waktu
3. Tersebarnya sedimen gletser permo-carboniferous di Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Jazirah Arab, India, Antarktika, dan Australia. Hal ini menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, daerah-daerah tersebut menyatu.
4. Adanya deposit batu bara di daerah lintang tinggi dan kutub, padahal daerah ini tidak memungkinkan adanya hutan lebat. Artinya, mereka dulu tidak berada pada lokasi tersebut, melainkan di daerah tropis.

Tahapan Teori Apungan Benua

Tahapan-tahapan pergeseran benua yang dijelaskan oleh A L Wegener dalam bukunya di antaranya,
1. Benua Pangea adalah benua pertama yang ada di muka bumi. Di mana pada saat itu, sekitar 225 juta tahun yang lalu, seluruh daratan di bumi menyatu sambung menyambung membentuk benua raksasa. Benua terdiri dari unsur batuan sial pada daratan dan batuan sima pada lautan. Batuan ini terdiri dari berlapis-lapis dan dengan massa jenis yang lebih berat.
2. Kemudian pada 150 juta tahun yang lalu, benua besar Pangea ini terpisah menjadi dua benua, yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurasia berada di atas garis ekuator, sedangkan Gondwana berada di bawah garis ekuator. Kedua benua tersebut dipisahkan oleh jalur laut sempit yang disebut laut Thetys. Pecahnya Benua Pangea menajdi dua bagian ini dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik.
3. Selanjutnya, pada 100 juta tahun yang lalu Laurasia dan Gondwana terpecah, masing-masing menjadi beberapa bagian. Laurasia menjadi tiga benua, yaitu Amerika Utara, Eropa dan Asia. Sementara Gondwana menjadi lima benua, yakni Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, dan Australia.
4. Tahapan terakhir perubahan permukaan bumi adalah bumi pada saat ini. Amerika Utara semakin menjauh dari Eropa, Amerika Selatan semakin menjauh dari Afrika, India jadi menyatu dengan Asia, dan Australia semakin menjauh dari Antartika.

Perubahan pada permukaan bumi sejak dari benua raksasa hingga terpecah menjadi beberapa benua seperti sekarang terjadi dalam waktu ratusan juta tahun. Perubahan yang sangat lambat ini dikarenakan pergerakan lempeng tektonik hanya sekitar 16 mm pertahunnya.

Dampak Teori Apungan Benua

Dampak dari Teori Apungan Benua
Terdapat dua dampak besar dari dicetuskannya teori apungan benua di antaranya,
1. Muncul anggapan bahwa permukaan bumi akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu
2. Meningkatkan minat penelitian geofisika pada masanya dan mendorong perkembangan sains tektonik

Dampak dari Apungan Benua
1. Menciptakan pegunungan-pegunungan
2. Mempengaruhi luas laut dan samudera
3. Mempengaruhi iklim lokal
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment