Tenaga Eksogen: Pengertian, Sumber, Jenis, dan Dampaknya

Pengertian Tenaga Eksogen
Tenaga Eksogen

Pengertian Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi bersifat merombak dan mengubah bentuk muka bumi atau bentang lahan yang telah ada. Adapun luar bumi dalam hal ini adalah tenaga yang berasal dari atas permukaan bumi.

Tenaga yang berasal dari atas permukaan bumi termasuk di antaranya kegiatan manusia yang membentuk permukaan bumi. Ini bisa berarti air, angin, organisme, sinar matahari, dan es. Tenaga eksogen bersifat merusak dan mengikis permukaan bumi, terutama pada bagian-bagian tinggi.

Tetapi di sisi lain, tenaga eksogen juga bisa mengisi bagian-bagian yang rendah. Itu sebabnya, tenaga eksogen bisa menyebabkan pelapukan, sedimentasi, dan pergerakan massa tanah (mass wasting).

Sumber Tenaga Eksogen
Berikut beberapa sumber tenaga eksogen di antaranya,
1. Atmosfer
Atmosfer dan segala komponennya merupakan salah satu sumber tenaga eksogen yang paling sering terlihat di permukaan bumi. Suhu udara, kelembaban, serta angin menjadi komponen-komponen atmosfer yang menjadi sumber dari tenaga eksogen.

2. Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia tentu saja akan mempengaruhi alam di sekitarnya. Hal ini dibuktikan oleh teori possibilisme milik Paul Vidal de la Blache. Contoh dari dampak aktivitas manusia adalah perubahan bentang alam, pencemaran lingkungan, dan hujan asam

3. Aktivitas Flora dan Fauna
Aktivitas flora dan fauna juga dapat mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Seperti yang telah kita pelajari, terdapat pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas tumbuhan dan hewan. Flora dan fauna ini dapat melemahkan batuan, sehingga membuatnya mudah lapuk.

4. Air
Daur air juga merupakan sumber tenaga eksogen yang sangat besar dan berpengaruh. Siklus ini sendiri meliputi penguapan, pembentukan awan, pembentukan hujan, hingga pergerakan air di permukaan tanah dalam bentuk sungai-sungai.

5. Ekstraterrestrial (luar angkasa)
Fenomena-fenomena ekstraterestrial juga dapat dianggap sebagai sumber tenaga eksogen bagi planet bumi. Contohnya adalah meteor yang jatuh menimpa bumi, atau efek badai matahari yang mempengaruhi tingkat radiasi dan dinamika di atmosfer.

Jenis Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen terbagi menjadi beberapa macam di antaranya,
1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses perusakan kulit bumi secara fisis, kimia ataupun biologi. Proses perusakan yang terjadi dapat disebabkan dalam bentuk alterasi (perubahan komposisi material) dan fragsinasi (pemisahan kristal dari larutan magma).

Pelapukan batuan ataupun material lain di atas atau dekat permukaan bumi yang dikarenakan oleh beberapa faktor seperti cuaca dan iklim, berubahnya suhu, terpapar unsur kimia yang larut dalam air hujan sampai dengan perbuatan manusia.

Proses pelapukan akan berdampak terhadap komposisi tanah dan asal terbentuknya batuan sedimen di dalam tanah. Lebih dari itu, proses pelapukan mengakibatkan material yang awalnya besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Pelapukan dibedakan menjadi tiga jenis di antaranya,
a. Pelapukan Secara Fisik (Mekanis)
Pelapukan mekanis ialah perubahan yang berlangsung berhubungan dengan bentuk luar atau pergerakan dari material tersebut. Di pelapukan fisik, material hancur menjadi bagian yang lebih kecil tanpa merubah komponen atau susunan kimia di materialnya.

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap pelapukan secara mekanik di antaranya,
a) Suhu yang terus berubah
b) Kurangnya tekanan
c) Pembekuan
d) Pengkristalan

b. Pelapukan Secara Kimia
Pelapukan kimiawi dapat terbentuk sebab terdapat perubahan komposisi kimia dari material yang terlibat. Perubahan ini akan menimbulkan reaksi kimia dari zat kimia baru dengan zat kimia yang sudah ada.

Kadang-kadang reaksi ini juga mencampurkan (unsur-unsur di atmosfer atau mineral di kerak bumi). Sehingga dampak yang timbul dari reakasi ini pelapukan pada material itu dapat terjadi menjadikan terbentuknya pelapukan.

c. Pelapukan Secara Biologi
Pelapukan secara biologi atau pelapukan organik yaitu pelapukan yang seringkali dikarenakan oleh kegiatan makhluk hidup yang mengakibatkan hancurnya material menjadi komponen yang lebih kecil. Pelapukan ini dapat terjadi dengan cara fisik maupun cara kimia.

Seringkali yang secara fisik dikarenakan oleh perbuatan makhluk hidup besar seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Sedang untuk cara kimiawi dikarenakan oleh makhluk hidup kecil seperti bakteri atau komponen yang disekresikan oleh tubuh makhluk hidup besar.

2. Erosi (Pengikisan)
Erosi yaitu peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan lain-lain) karena transportasi angin, es, air, hujan, pengaruh gravitasi atau karena kegiatan makhluk hidup. Proses erosi dapat mengakibatkan turunnya produktivitas tanah dan daya dukung tanah.

Secara nyata, erosi adalah suatu proses alami dan baik untuk ekosistem. Tetapi seringkali kejadian erosi diperparah dari aktivitas manusia dalam tata kelola lahan yang buruk dan penggundulan serta kegiatan merugikan lain.

Menurut penyebabnya erosi dibagi menjadi beberapa jenis di antaranya,
a. Erosi Oleh Air (Ablasi)
Ablasi ialah erosi yang dikarenakan oleh air mengalir. Sebab utama adanya ablasi ini adanya gesekan antara aliran air dengan tanah, semakin besar kecepatan dan jumlah air maka akan semakin cepat terkikisnya tanah atau bantuan di dasar lahan (sungai). Apabila gesekan terjadi terus-menerus maka akan menyebabkan perubahan pada bentuk lahan tadi.

b. Erosi Oleh Angin (Deflasi)
Deflasi adalah pengikisan yang terjadi oleh angin, proses ini sering dijumpai pada daerah gurun dan pada tempat yang tiupan anginnya kencang disertai dengan pasir. Deflasi akan menghasilkan hasil pengikisan batuan yang dengan bentuk seperti jamur. Prinsip dasar erosi ini mirip dengan erosi oleh air, yakni dikarenakan adanya gesekan pergerakan angin dengan objek padatan tertentu.

c. Erosi oleh Es (Eksarasi)
Eksarasi adalah erosi yang dikarenakan oleh gletser atau es. Eksarasi hanya terjadi pada wilayah dengan musim salju atau daerah pegunungan tinggi. Gletser atau es akan menjadi cairan mengental dan bergerak, pergerakan gletser akan mengikis bagian kanan dan kiri lembah gunung. Batuan yang dilewatinya akan tergores kemudian terkikis oleh gletser.

d. Erosi oleh Gelombang Laut (Abrasi)
Abrasi ialah erosi yang dikarenakan oleh air laut. Tinggi rendahnya erosi air laut terpengaruh oleh besar kecilnya kekuatan gelombang laut.

e. Korosi
Korosi adalah jenis erosi yang mirip dengan deflasi, karena juga disebabkan dari media angin. Yang membedakan kedua jenis tersebut adalah pada jenis partikel yang dibawa oleh angin. Deflasi terjadi sebab adanya kekuatan angin tanpa melibatkan partikel di dalamnya. Sedangkan korosi terjadi sebab angin membawa butiran pasir atau butiran batuan.

3. Sedimentasi (Pengendapan)
Sedimentasi merupakan proses pengendapan material batuan dengan proses gravitasi yang bisa terjadi di daratan, zona transisi (garis pantai) atau pada dasar laut karena terbawa oleh media angin, air atau es.

Ketika pengikisan batuan hasil pelapukan terjadi, materialnya tersangkut oleh angin ataupun air menjadikan ketika kekuatan dari pengangkutan material batuan berkurang maka batuan akan mengendap pada wilayah alirannya.

Tidak hanya angin atau air, gletser juga masuk dalam media yang mengangkut. Walaupun pergerakan pengangkutan oleh gletser lebih lambat, tetapi daya pengangkutan yang dibawa sangat besar. Pengendapan yang terjadi pada dasar laut atau danau menyebabkan dasar laut menjadi dangkal.

Menurut penyebabnya, sedimentasi (Pengendapan) dibedakan menjadi beberapa macam di antaranya,
a. Sedimentasi Fluvial
Sedimentasi fluvial merupakan proses mengendapnya material yang terbawa oleh air di sepanjang aliran sungai. Tempat pengendapannya antara lain di dasar sungai, danau, atau muara sungai. Sumber inti dari material yang menjadi endapan fluvial yaitu pecahan dari batuan yang lapuk. Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air.

b. Sedimentasi Marine
Sedimentasi Marine merupakan proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang ada di sepanjang pantai. Menurut ukuran butirannya, sedimentasi marine dapat berukuran dari sedimentasi dengan ukuran butir lempung sampai gravel.

Suplai muatan sedimen yang sangat besar mengakibatkan sedimentasi itu hanya bisa berasal dari daratan yang dibawa ke laut dengan melewati aliran sungai atau dapat pula pasir pantai oleh ombak.

c. Sedimentasi Aeolis atau Aeris
Sedimentasi aeolis merupakan sedimen hasil endapan dari angin. Hembusan angin juga dapat membawa material debu, pasir, bahkan bahan material dengan ukuran lebih besar. Semakin kuat hembusan maka semakin besar juga daya angkutnya.

Kejadian itu dinamakan dengan disintegrasi yang prosesnya dapat fisik atau kimia. Sebagai dampak proses itu, akan terbentuk butiran tanah dengan berbagai jenis sifat yang berbeda, bergantung dari kondisi iklim, topografi, jenis batuan, waktu serta organisme.

d. Sedimentasi Glasial
Sedimentasi glasial merupakan sedimen hasil endapan oleh gletser. Bentang alam hasil endapan dari gletser akan membentuk lembah. Di waktu musim semi datang, terjadi pengikisan oleh gletser yang mengarah menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga akan turun melalui lereng dan mengendap di lembah.

Pergerakan Tanah atau Pergerakan Batu (Mass Wasting)
Pergerakan tanah atau batu merupakan perpindahan dan atau penghancuran massa batuan atau tanah secara besar-besaran menuju tempat yang lebih rendah dari tempat asal. Batuan atau tanah yang pecah bergerak ke daerah yang lebih rendah disebabkan karena adanya gaya gravitasi.

Menurut besar dan kecepatan tanah atau batuan yang bergerak, maka mass wasting bisa dibedakan menjadi beberapa macam di antaranya,
a. Pergerakan Lambat (Rayapan)
Pergerakan lambat atau rayapan adalah bergeraknya tanah atau batuan yang bermassa kecil dan berjalan lambat. Batuan yang turun akan menuruni lereng dengan lambat menjadi beberapa kasus lebih susah untuk diamati.

b. Pergerakan Cepat
Pergerakan cepat yaitu bergeraknya puing batuan yang seringkali berisi cat air menjadikan kecepatannya lebih tinggi. Contohnya adalah aliran lumpur.

c. Landslide
Lanslide atau longsor yaitu gerakan massa batuan besar yang terjadi secara cepat. Seringkali material dan landslide ini jatuh secara vertikal.

Dampak Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen mampu memberikan berbagai pengaruh terhadap kehidupan di bumi di antaranya,
1. Positif Tenaga Eksogen
Pengaruh pertama yaitu pengaruh positif yang akan membentuk sebuah habitat baru setelah terjadinya proses pelapukan batuan dan juga dataran yang menjadi luas setelah terjadinya erosi. Erosi ini nantinya mampu mengikis tanah yang cukup jauh di dalamnya mengandung beberapa bahan tambang yang nilainya cukup tinggi.

Adanya proses sedimentasi juga mampu menghadirkan delta yang cukup memberikan banyak manfaat khususnya untuk para manusia.
 
2. Negatif Tenaga Eksogen
Selain adanya beberapa perubahan positif yang dibawa oleh tenaga eksogen, kamu juga bisa mengetahui bahwa ada beberapa pengaruh negatif yang bisa terjadi. Beberapa pengaruh buruk atau negatif di antaranya,
a. Adanya pengurangan kesuburan tanah yang disebabkan oleh proses erosi tanah yang berlangsung terus menerus.
b. Adanya pendangkalan danau yang disebabkan oleh erosi yang membawa sejumlah material yang terkikis menuju ke daerah yang lebih rendah seperti danau dan juga rawa.
c. Banjir juga merupakan salah satu akibat yang disebabkan dari adanya tenaga eksogen yang terjadi di bumi.
 

Dari berbagai sumber

Baca Juga: Tenaga Endogen: Pengertian, Jenis, dan Dampaknya

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Tenaga Eksogen: Pengertian, Sumber, Jenis, dan Dampaknya"