Suksesi Ekologi: Pengertian, Tahapan, Proses, Bentuk, dan Contohnya

Table of Contents
Pengertian Suksesi Ekologi
Suksesi Ekologi

Pengertian Suksesi Ekologi

Suksesi ekologi adalah proses perubahan dalam struktur spesies komunitas ekologi dari waktu ke waktu. Skala waktunya bisa puluhan tahun (misalnya, setelah kebakaran hutan), atau bahkan jutaan tahun setelah kepunahan massal. Proses suksesi ekologi ini terjadi tanpa adanya intervensi manusia dan terjadi dalam kerangka dinamika persaingan antara spesies dari ekosistem yang sama.

Komunitas tersebut dimulai dengan relatif sedikit tumbuhan dan hewan perintis dan berkembang melalui peningkatan kompleksitas hingga menjadi stabil atau mengabadikan diri sebagai komunitas klimaks. "Mesin" suksesi, penyebab perubahan ekosistem, adalah dampak organisme mapan pada lingkungannya sendiri. Konsekuensi dari hidup adalah perubahan lingkungan yang terkadang halus dan terkadang terang-terangan

Tahapan Suksesi Ekologis

Terdapat tiga tahap dari proses suksesi alami di antaranya,
1. Tahap awal
Pada tahap pertama suksesi ekologis ini, spesies pionir atau oportunistik mulai terbentuk, disebut demikian karena mereka menjajah wilayah perawan atau terpencil. Spesies pionir secara aktif bekerja untuk memberikan nutrisi ke tanah dan dengan demikian memungkinkan kehidupan mulai terbentuk di dalamnya.

2. Tahap perantara
Suksesi ekologis melanjutkan perjalanannya di tahap ini sebelum menyelesaikan proses alami sepenuhnya. Karya spesies penjajah terus terbentuk hingga memunculkan ekosistem, akhirnya terbentuk. Tahap peralihan dapat berlangsung dari 5 hingga 150 tahun, tergantung pada tingkat keparahan situasi yang telah mempengaruhi wilayah tersebut.

3. Tahap terakhir
tahap ekologi ini terdiri dari vegetasi potensial, yang mencapai wilayah yang sebelumnya masih perawan berkat spesies pionir. Jenis vegetasi ini, juga dikenal sebagai komunitas klimaks, terkonsolidasi pada tahap terakhir suksesi ekologis dan bisa sangat bervariasi. Namun, untuk mencapai tahap ini merupakan proses yang memakan waktu setidaknya 150 tahun.

Proses Suksesi Ekologis

Berdasarkan proses terbentuknya, suksesi ekologi dibedakan menjadi dua, yaitu tipe serial dan tipe siklis. Tipe serial biasanya terjadi pada daerah-daerah yang terkena letusan gunung berapi dengan proses sebagai berikut di antaranya,
1. Gunung merapi meletus dan mengeluarkan magma. Magma merupakan batuan cair yang bersuhu tinggi dan sebagai asal dari semua batuan beku. Daerah-daerah yang dilewati magma mematikan seluruh organisme dan setelah magma membeku akan membentuk suatu batuan.
2. Lumut dan lichen tumbuh di batu, sehingga dapat memecahkannya. Pecahan batuan ini bersama dengan tumbuhan yang mati membentuk lapisan tanah.
3. Lapisan tanah ini dimanfaatkan untuk pertumbuhan rumput.
4. Rumput dan tumbuhan tingkat tinggi tumbuh subur, spesies ini akan terus digantikan dengan spesies baru secara bertahap.
5. Tumbuhan berganti dari semak belukar rendah ke semak belukar tinggi.
6. Kemudian digantikan oleh perdu.
7. Perdu digantikan dengan pohon berukuran pendek seperti pinus
8. Pohon berukuran tinggi. Tumbuhan yang berukuran pendek kalah bersaing terhadap sumber cahaya dengan tumbuhan yang lebih tinggi, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya akan terhambat dan terjadi kematian. Tumbuhan ini akan digantikan dengan tumbuhan tingkat ukuran dan ketahanan yang lebih tinggi.

Sedangkan perubahan pada suatu daerah atau habitat terjadi secara periodik termasuk suksesi ekologi tipe siklis. Di mana contoh dari tipe perubahan siklis ini terjadi di daerah pantai yang mengalami pasang-surut.

Bentuk Suksesi Ekologis

Suksesi ekologi sendiri dibedakan menjadi dua di antaranya,
1. Suksesi Primer
Melansir dari Britannica, suksesi ekologi primer terjadi pada daerah baru di mana sebelumnya tanah tidak mampu menopang kehidupan. Ini bisa disebabkan oleh aliran lava, gletser yang menyusut, bukit pasir yang baru terbentuk, dan lain-lain. Lambat laun terjadi invasi oleh makhluk hidup perintis sampai terbentuk vegetasi yang stabil.

Salah satu contohnya adalah suksesi di area bekas lutusan gunung berapi. Pada mulanya akan muncul tanaman perintis seperti lumut kerak. Lama-kelamaan bebatuan yang ditumbuhi lumut mengalami pelapukan hingga terbentuklah tanah sederhana. Tumbuhan perintis yang mati akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk dari aktivitas penguraian membentuk susunan tanah yang lebih kompleks. Akibatnya, rumput dapat tumbuh.

Adanya rerumputan memungkinkan burung untuk hinggap dan menyebarkan biji-biji tumbuhan lain. Semak belukar kemudian digantikan oleh perdu, dan perdu digantikan oleh pohon-pohon berukuran pendek seperti pinus. Pada akhirnya pohon berukuran tinggi akan tumbuh dan di kawasan tersebut dapat tercipta sebuah hutan.

2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi setelah adanya suatu kejadian yang mengganggu ekosistem dan menghilangkan sebagian biota yang ada. Gangguan tersebut bisa berupa kebakaran hutan, pembakaran padang rumput dengan sengaja, banjir, dan lain-lain. Karena organisme tidak musnah sepenuhnya, sisa-sisa dari kehidupan awal masih ada. Akibatnya proses suksesi jauh lebih cepat daripada suksesi primer karena tanah dan nutrisi sudah tersedia.

Contohnya ketika terjadi kebakaran hutan, api menghancurkan sebagian besar pohon dan tanaman lainnya. Namun biji dan akar yang ada di dalam tanah relatif lebih aman dari amukan api, sehingga secara bertahap tanaman mulai tumbuh lagi dan akhirnya kembali ke keadaan ekosistem aslinya.

Contoh Suksesi Ekologis

Suksesi ekologis dapat dengan mudah dilihat dalam peristiwa geologis penting, seperti letusan gunung berapi. Di satu sisi, magma yang dikeluarkan dan bahan-bahan yang mendidih segera mendingin, menambahkan lapisan perawan baru dari substrat ke Bumi, seperti di pulau-pulau vulkanik Pasifik, yang secara bertahap memperluas ukurannya. Setelah medan baru mendingin, suksesi primer terjadi, dan seiring waktu ekosistem baru akan muncul di tempat yang awalnya tidak ada.

Tetapi pada saat yang sama, gunung berapi menghancurkan ekosistem yang ada, membakar hutan dan mengubur liang di bawah lava. Ini mendorong spesies ke dalam perjuangan untuk beradaptasi dengan wilayah yang hancur, memungkinkan spesies tertentu untuk berkembang biak terlebih dahulu dan menempati tempat yang sebelumnya milik orang lain, seperti halnya dengan spesies tanaman pirofilik (yang memakan lahan hangus).
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment