Rasio Ketergantungan: Pengertian, Fungsi, Cara Menghitung, dan Dampaknya

Pengertian dan Cara menghitung Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan
Pengertian Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (defendency ratio) adalah perbandingan jumlah penduduk berumur 0 hingga 14 tahun, ditambah jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas, kemudian dibandingkan dengan jumlah penduduk umur 15 hingga 64 tahun (BPS).

Rasio ketergantungan juga dapat diartikan sebagai ukuran demografi dari rasio jumlah tanggungan terhadap total penduduk angkatan kerja di suatu wilayah atau negara. Rasio ketergantungan  dapat digunakan sebagai indikator secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara.

Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Sementara persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Produktif dan non produktif ini apabila dilihat berdasarkan kontribusi orang ke dalam sistem ekonomi maupun pada sistem sosial lainnya. Akan tetapi hal ini berdasarkan dengan kemampuannya sendiri untuk bekerja.

Fungsi Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan memiliki dua fungsi utama di antaranya,
1. Sebagai indikator demografi
Artinya perhitungan rasio ketergantungan bisa digunakan untuk mencari tahu tingkat beban ketergantungan penduduk di suatu wilayah. Apabila dependency ratio tinggi, beban ketergantungan penduduk yang belum produktif dan tidak produktif, terhadap usia produktif akan semakin tinggi. Sedangkan jika rasio ketergantungannya rendah, beban ketergantungannya akan semakin rendah pula.

2. Indikator keadaan ekonomi suatu negara
Rasio ketergantungan menjadi indikator keadaan ekonomi suatu negara. Artinya lewat perhitungan ini, bisa diketahui apakah suatu negara sudah tergolong maju atau masih di tahap negara berkembang.

Cara Menghitung Rasio Ketergantungan
Terdapat 3 jenis rasio ketergantungan yaitu untuk usia muda, usia tua, dan angka ketergantungan total.
1. Cara Menghitung Dependency Ratio Total
Rasio ketergantungan yang pertama dan paling sering digunakan adalah dependency ratio total dari suatu wilayah.
Cara Menghitung Dependency Ratio Total
Rumus tersebut digunakan untuk menghitung rasio ketergantungan total dari suatu populasi. Di sini, kelompok non produktif muda dan tua digabung dalam satu kelompok yaitu kelompok penduduk usia non produktif.

Rumusnya adalah jumlah penduduk tidak produktif  (0-14 tahun dan 65+ tahun) dibagi dengan jumlah penduduk produktif (15-64 tahun) lalu dikalikan 100.

Jika menggunakan rumus ini, akan didapatkan jumlah penduduk tidak produktif yang bergantung pada 100 penduduk usia produktif.
 
2. Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Muda
Selain rasio ketergantungan total, ada pula rasio yang khusus menjelaskan mengenai angka ketergantungan golongan non produktif muda terhadap penduduk usia produktif.
Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Muda

Selain rasio ketergantungan total, terdapat pula rasio ketergantungan anak. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus di atas. Di sini, yang dihitung adalah rasio antara jumlah golongan muda yang tidak produktif dengan total jumlah penduduk produktif.

Rumusnya adalah jumlah penduduk umur 0-14 tahun dibagi dengan jumlah penduduk berumur 15-64 lalu hasilnya dikalikan 100. Hasilnya adalah jumlah anak-anak yang bergantung pada 100 penduduk usia produktif.
 
3. Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Tua
Ada pula metode perhitungan angka ketergantungan untuk penduduk berusia tua. Di sini, jumlah penduduk non produktif usia tua akan dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif.

Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Tua

Seperti yang dapat dilihat di atas, rumusnya adalah jumlah penduduk dengan umur 65 atau lebih dibagi dengan jumlah penduduk berumur 14-64 dan hasilnya dikalikan dengan 100.

Dari perhitungan ini, dapat diketahui berapa penduduk usia non produktif yang bergantung pada penduduk produktif, per 100 penduduk usia produktif.
 
Dampak Rasio Ketergantungan
Indonesia masih memiliki angka ketergantungan yang cukup rendah dengan jumlah penduduk usia muda yang tinggi dan jumlah penduduk usia tua yang tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan oleh angka harapan hidup Indonesia yang tidak terlalu tinggi dan pertumbuhan penduduk yang konstan pada tingkat yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, Indonesia masih dapat berfungsi sebagai negara welfare state dengan efektif pada saat ini. Lain halnya dengan Jepang yang memiliki jumlah penduduk muda yang semakin sedikit jika dibandingkan dengan penduduk usia tuanya.

Karena jumlah masyarakat yang bekerja di Jepang semakin sedikit sedangkan jumlah masyarakat yang harus ditanggung oleh bantuan sosial semakin banyak. Akan tiba suatu saat di mana sistem welfare state di Jepang akan gagal dan pemerintah terpaksa melakukan perombakan pada jaminan sosial.

Secara umum, negara-negara yang berada pada tingkat transisi demografis akhir (4-5) akan memiliki angka ketergantungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang berada pada tingkat awal.

Hal tersebut disebabkan perbedaan angka kelahiran, angka kematian, dan angka harapan hidup dari penduduk-penduduk negara tersebut.

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Rasio Ketergantungan: Pengertian, Fungsi, Cara Menghitung, dan Dampaknya"