Lahan Potensial: Pengertian, Ciri, Pemanfaatan, dan Pelestariannya

Pengertian Lahan Potensial
Lahan Potensial

Pengertian Lahan Potensial
Lahan potensial adalah lahan yang dapat memberikan produk secara optimal per tahun per satuan luas. Lahan potensial juga bisa diartikan sebagai lahan subur yang tingkat produktivitasnya masih tinggi untuk pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan ataupun kegiatan yang dapat menambah nilai ekonomis lahan tersebut.

Lahan potensial sendiri menjadi lebih menonjol bersamaan dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan juga proses industrialisasi. Tak hanya untuk pertanian, lahan potensial juga dapat dimanfaatkan untuk perkebunan, pemukiman, hutan, atau kegiatan lainnya yang bernilai ekonomi.

Ciri Lahan Potensial
1. Lahan Potensial untuk Pertanian
a. Tingkat Kesuburan Tinggi
Lahan yang subur adalah lahan dengan tanah yang banyak mengandung mineral untuk kebutuhan hidup tanaman. Hal ini sangat tergantung pada jenis tanaman yang diusahakan. Untuk tanaman biji-bijian banyak membutuhkan mineral posfor, untuk tanaman sayuran membutuhkan mineral zat lemas (N2), dan tanaman umbi-umbian membutuhkan mineral alkali.

Jadi agar lahan dapat berproduksi secara optimal harus disesuaikan, antara jenis mineral yang dikandung lahan dengan jenis tanaman yang akan diusahakan.

2. Memiliki Sifat Fisis yang Baik
Lahan yang memiliki sifat fisis baik adalah lahan yang daya serap air dan sirkulasi udara di dalam tanahnya cukup baik. Sifat fisis ini ditunjukkan oleh tekstur dan struktur tanahnya. Tekstur tanah adalah sifat fisis tanah yang berkaitan dengan ukuran partikel pembentuk tanah. Partikel utama pembentuk tanah adalah pasir, lanau (debu), dan lempung (tanah liat).

Tekstur tanah berpengaruh terhadap daya serap dan daya tampung air. Tanah lempung teksturnya sangat halus, mudah menampung air tetapi daya serapnya kecil. Sebaliknya tanah pasir mudah menyerap air, tetapi sukar menampungnya.

Tekstur tanah yang ideal untuk pertanian adalah geluh, yaitu tanah yang lekat. Tekstur tanah geluh terdiri dari dua macam tanah, yaitu tanah lanau (20% lempung, 30 - 50% lanau dan 30 - 50% pasir) dan tanah lanau berpasir (20 - 50% lanau/lempung, 50 - 80% pasir).

Struktur tanah adalah sifat fisis tanah yang dikaitkan dengan cara partikel-partikel tanah berkelompok. Struktur tanah ini berpengaruh terhadap pengaliran air dan sirkulasi udara di dalam tanah.
 
b. Belum Terjadi Erosi
Terjadinya erosi pada suatu lahan akan menyebabkan berubahnya lahan potensial menjadi lahan kritis. Lahan yang telah mengalami erosi, tingkat kesuburannya berkurang, sehingga kurang baik untuk pertumbuhan tanaman. Erosi mengakibatkan lahan tanah yang paling atas terkelupas. Sisanya tinggal tanah yang tandus, bahkan sering merupakan batuan yang keras (padas).

Proses erosi yang kuat sering dijumpai di daerah pantai, akibat abrasi (pengikisan oleh gelombang laut) dan di daerah pegunungan dengan lereng terjal serta miskin tumbuhan. Erosi di pegunungan akibat adanya longsor dan soil creep (tanah merayap).

3. Lahan Potensial untuk Permukiman
a. Daya Dukung Tanah Besar
Artinya memiliki kemampuan untuk menahan beban dalam ton tiap satu meter kubik. Jadi bila didirikan bangunan di atasnya tidak amblas.

b. Fluktuasi Air Baik
Artinya memiliki kedalaman air tanah yang sedang. Fluktuasi air berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, jika air tanahnya dangkal maka keadaan di atasnya lembap dan jika air tanahnya dalam maka keadaan di atasnya gersang (kering/tandus).

c. Kandungan Lempung cukup
Kandungan lempung berpengaruh terhadap kembang kerutnya tanah. Hal ini erat kaitannya dengan pembuatan pondasi, pembangunan jalan, saluran air, dan sebagainya.

d. Topografi
Topografi yang ideal untuk permukiman adalah yang kemiringan lahannya antara 0% sampai 3%. Kemiringan merupakan perbandingan antara jarak vertikal dan jarak horisontal dikali 100%.

Kemiringan lereng 0% berarti tanahnya rata, dan kemiringan lereng 100% berarti sudut kemiringannya 45% (sangat curam). Topografi erat kaitannya dengan kenyamanan hunian (tempat tinggal) dan keamanan dari ancaman bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan sebagainya.

Pemanfaatan Lahan Potensial
Pemanfaatan lahan potensial sesuai letak geografis di antaranya,
1. Pemanfaatan lahan di daerah dataran rendah
Pengertian dataran rendah merupakan daerah yang lahan potensialnya cukup mudah dimanfaatkan untuk kegiatan yang bernilai ekonomi. Pemanfaatan lahan potensial di daerah dataran rendah di antaranya,
a. Lahan kering atau tegalan, ini bisa untuk ditanami berbagai tanaman kebun seperti sayur mayur, jagung, palawija, bumbu dapur dan sebagainya.
b. Sawah irigasi, untuk ditanami padi, gandum, atau tanaman sejenisnya. Tentu sebagai sawah irigasi perlu untuk memikirkan sumber airnya. Salah satu yang mempengaruhi besar kecilnya biaya pengelolaan dan berhasil tidaknya lahan potensial dimanfaatkan adalah tergantung dari sumber air di sekitar sawah irigasi. Namun, perlu diingat bahwa air yang menggenang terlalu lama untuk lahan ini juga tidak akan berdampak positif dalam pemanfaatan lahan. Genangan air dapat menghanyutkan humus-humus tanah dan juga membuat tanaman pada sawah jenis ini menjadi cepat busuk sebelum masa panen tiba.
c. Perkebunan, ditanami tanaman-tanaman kebun seperti tebu, kelapa sawit, buah-buahan, dan sebagainya. Tentu, memanfaatkan lahan untuk perkebunan, biaya pengelolaannya cukup besar dibanding pengelolaan jenis lainnya. Lahannya pun cukup besar untuk dapat digunakan sebagai perkebunan. Namun, hasilnya pun bernilai ekonomi cukup tinggi.
d. Peternakan, dataran rendah merupakan lahan potensial paling mudah dalam penggarapan dan pemanfaatannya dengan biaya yang cukup minim. Peternakan bisa menjadi salah satu pilihan untuk menggarap lahan potensial di dataran rendah. Unggas, kambing, sapi, kerbau, merupakan beberapa pilihan hewan yang mudah untuk dipelihara guna pemanfaatan lahan potensial.

2. Pemanfaatan lahan di daerah pegunungan
Beberapa hal yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam pemanfaatan lahan di daerah pegunungan di antaranya,
a. Perkebunan, perlu untuk memilih tanaman yang cocok ditanam di daerah dingin untuk dapat memaksimalkan lahan potensial yang ada. Kina, teh, kopi, dan mayoritas jenis sayuran cocok untuk ditanam di daerah yang memiliki kelembapan udara yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura dapat menjadi solusi cukup baik dalam pemanfaatan lahan ini.
b. Peternakan, ini tentu perlu mengingat untuk menyesuaikan hewan yang akan diternak sesuai dengan iklim setempat.
c. Hutan lindung, selain guna menjaga sumber air, hutan lindung juga dapat berfungsi sebagai hutan wisata.

3. Pemanfaatan lahan di daerah pantai
Pemanfaatan lahan di daerah pantai antara lain dapat digunakan di antaranya,
a. Industri garam. Pada industri garam dibutuhkan panas matahari yang cukup karena industri garam tentu sangat membutuhkan panas matahari untuk proses pengkristalan air laut. Intensitas hujan yang cukup tinggi di negara kita menjadi salah satu kendala pemanfaatan lahan melalui industri garam ini.
b. Pelabuhan. Pelabuhan membutuhkan sarana-prasarana yang menunjang. Apalagi jika ini tak hanya dimanfaatkan sebagai pelabuhan kapal nelayan setempat, namun juga pelabuhan antar daerah bahkan nasional. Sarana dan prasarana penunjang baik di pelabuhan sendiri atau sekitar pelabuhan juga harus memadai.
c. Area persawahan pasang surut. Sawah jenis ini tergantung dari pasang surut air laut. Namun, terkadang laut pasang surut luput dari prediksi kita. Nah, kita dapat membuat pintu pengatur keluar masuknya air laut guna lebih mengoptimalkan hasil dari pemanfaatan lahan jenis ini.
d. Tambak udang dan bandeng. Lagi-lagi, pasang surut air laut menjadi kendala besar dalam pemanfaatan lahan. Apabila hal ini tidak mendapat perhatian cukup, tentu kerugian secara ekonomis tak bisa terelakkan. Pintu pengatur keluar masuknya air laut juga dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan lahan lewat tambak udang ini untuk menjaga kadar keasaman (pH) air laut.
e. Pariwisata. Salah satu kendala dalam pemanfaatan lahan potensial area pantai dengan pariwisata yakni terkait dengan transportasi. Kemudahan transportasi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik dalam maupun luar daerah.

Pelestarian Lahan Potensial
Beberapa cara pelestarian lahan potensial di antaranya,
1. Terasering (sengkedan) untuk tanah-tanah miring.
2. Penggiliran menanam dengan jenis tanaman yang berbeda (crop rotation). Ini berguna untuk mempertahankan kontur tanah dan menjaga agar tanah tetap subur serta tidak kering.
3. Penanaman dengan sistem kontur (contour farming)
4. Pemupukan dengan meminimalisir jenis pupuk kimia. Karena bahan kimia jika digunakan dalam jangka waktu tertentu justru dapat merusak tanah.
5. Sistem irigasi yang baik
6. Melakukan pengolahan tanah untuk menjaga kesuburan tanah yang digarap
7. Usaha mengurangi erosi tanah dengan cara mekanis dan cara vegetatif
 

Dari berbagai sumber

Download

Aletheia Rabbani
Aletheia Rabbani “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan” _ Imam As-Syafi’i

Post a Comment for "Lahan Potensial: Pengertian, Ciri, Pemanfaatan, dan Pelestariannya"